Laporkan Jika Ada Link Mati!
Koleksi Buku

Dzulkarnain - Ya'juj Dan Ma'juj Dalam Perspektif Awam

Sudah banyak orang yang menuliskan tentang kisah perjalanan Dzulkarnain dan Ya'juj Ma'juj, tapi hampir seluruhnya berakhir mengecewakan karena tidak masuk akal dan cenderung tidak memiliki bukti-bukti ilmiah yang valid. Bahkan paparannya cenderung aneh, gegabah, dan lemah. 

Insya Allah, ini menjadi satu-satunya buku berbeda yang yang menjelaskan perjalanan Dzulkarnain dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi : 83-102 secara ilmiah, detail, tuntas, dan AKURAT! Semua penjelasannya didukung oleh fakta-fakta sejarah yang sulit dibantah, juga dijelaskan secara ilmiah berdasarkan bukti-bukti sains modern tanpa menyalahi berita yang telah dikabarkan Al-Qur'an.

Jika selama ini para penulis dan penceramah menuduh bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah dari kalangan bangsa Yahudi Khazar, China, Mongolia, Turki, Rusia... maka buku ini menjelaskan bahwa Ya'juj dan Ma'juj bukanlah dari bangsa-bangsa tersebut, tapi dari bangsa lain yang buktinya sangat akurat sehingga sulit sekali untuk dibantah. Begitu juga letak tembok besi setinggi gunung yang di klaim berada di Kaukasus, Tembok China, Kutub Utara, Segitiga Bermuda, dan lain-lain semuanya tidak memiliki bukti! Buku ini satu-satuinya yang menunjukkan tembok buatan Dzulkarnain tersebut, lengkap dengan bukti-bukti valid. 

Selama ini para da'i sering menuduh bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah orang-orang kafir yang akan membantai semua manusia di seluruh muka bumi, sehingga yang tersisa adalah Nabi Isa dan beberapa gelintir orang yang tersudut di puncak bukit Thursina... Jelas ini adalah cerita yang aneh, sebab bukit Thur tidak akan mampu menampung jutaan orang, tidak pula bisa dijangkau oleh semua orang dari seluruh dunia pada peristiwa pembantaian itu. Artinya, hanya akan ada puluhan orang saja di bukit Thur yang berasal dari golongan orang-orang Arab saja. Lalu bagaimana dengan orang-orang dari Amerika, Indonesia, Brazil, dan lain-lain? Musnah?

Buku ini menyajikan sesuatu yang berbeda, dan insya Allah lebih mendekati kebenaran dalam setiap pemaparannya. Bagi teman-teman yang menginginkan info buku ini lebih lanjut, silakan ikuti akun instagram AzzuraMedia untuk informasi produk dan pembelian.


Sample Buku disini (PDF)

Terjemahan Bulughul Maram Lengkap

Kitab Bulughul Maram memuat 1.371 buah hadis. Di setiap akhir hadis yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibnu Hajar menyebutkan siapa perawi hadis asalnya. Bulughul Maram memasukkan hadis-hadis yang berasal dari sumber-sumber utama seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad dan selainnya.

Kitab Bulughul Maram memiliki keutamaan yang istimewa karena seluruh hadis yang termuat di dalamnya kemudian menjadi fondasi landasan fikih dalam mazhab Syafi'i. Selain menyebutkan asal muasal hadis-hadis yang termuat di dalamnya, penyusun juga memasukkan perbandingan antara beberapa riwayat hadis lainnya yang datang dari jalur yang lain. Karena keistimewaannya ini, Bulughul Maram hingga kini tetap menjadi kitab rujukan hadis yang dipakai secara luas tanpa mempedulikan mazhab fikihnya.

Metode yang digunakan oleh Ibnu Hajar dalam menyusun kitab ini ialah dengan metode tematis (maudhu’i) berdasarkan tema-tema fikih, mulai dari Bab Bersuci (Thaharah) sampai Bab Kompilasi (al-Jami’). Ia menyeleksi beberapa hadis dari kitab-kitab shahih, sunan, mu’jam, dan al-Jami yang berkaitan dengan hukum-hukum fiqih.[1]

Sistematika kitab Bulughul Maram sebagai berikut:
 
Terdiri dari 16 bab mulai dari Bab Bersuci (Kitab at-Thaharah) sampai Bab Kompilasi (Kitab al-Jami’), setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab.
    
Memuat sebanyak 1596 buah hadis sahih, hasan, bahkan dha’if yang bertemakan fikih.
    
Memotong (ta’liq) rangkaian sanad, kecuali pada tingkat sahabat dan mukharrij.
    
Terkadang menyertakan jalur-jalur periwayatan hadis secara ringkas dan menyebutkan tambahan-tambahan redaksi dari riwayat lainnya dan menjelaskan statusnya.
    
Menjelaskan status hadis-hadis yang lemah (padanya ada kelemahan, sanadnya lemah... dsb.) atau dengan keterangan ulama, seperti "dilemahkan oleh Abu Hatim, dll.".
    
Dalam hal penguat hadis, Ibnu Hajar menyertakan keterangan ringkas yang hanya mencantumkan sanad saja tanpa mengulang isi matan.
    
Ibnu Hajar menggunakan istilah tertentu dalam penyebutan yang mengeluarkan hadis (mukharrij), yakni:
 
Rowahu as-Sab'ah untuk hadis yang diriwayatkan oleh tujuh Imam dalam ilmu Hadis, yaitu Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzy, Nasa’i dan Ibnu Majah
    
Rowahu as-Sittah untuk hadis yang diriwayatkan oleh tujuh Imam selain Ahmad
    
Rowahu al-Khamsah untuk hadis yang diriwayatkan oleh tujuh Imam selain Bukhari-Muslim
    
Rowahu al-Arba'ah untuk hadis yang diriwayatkan oleh tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari dan Muslim
    
Rowahu ats-Tsalitsah untuk hadis yang diriwayatkan oleh tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah
    
Muttafaqun 'alaih untuk hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim 

Download

Misteri Naskah Laut Mati

Desember 1945, Seorang Mesir bernama Muhammad Ali pergi ke sebuah karang di tepian sungai Nile, di pedalaman Mesir dekat wilayah Nag Hamadi. Menemukan Gentong (bejana dari tanah liat) yang nyata terlihat sangat kuno dan asli. Dalam gentong tersebut terdapat 13 lembar kulit, berisi 50 risalah. Pada bagian akhir dari risalah kedua di codex II koleksi risalah, terdapat'sebuah judul tek yang telah hilang selama ribuan tahun: Peuaqqelion Pkata Thomas, Injil menurut Thomas, atau Injil Thomas. Manuskrip Koptik berisikan Injil Thomas berasal dari tahun 350 masehi, sementara fragmen Yunani berasal dari tahun 200 M. Injil Thomas ini diperkirakan dari tahun 100 M, edisi paling awal diperkirakan dari tahun 50-60 M. 

Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tidak berbentuk cerita naratif seperti 4 Injil lainnya, namun berisi perkataan-perkataan Yesus, kalau dibaca oleh seorang Muslim tampak seperti penulisan Hadits -tapi tanpa sanad-. Melihat tingkat keaslian dari Injil Thomas -walaupun dianqgap gnostik-, serta cara penyajiannya, para sarjana Bible mulai mengkaji dengan cara membandingkan isinya dengan 4 Injil sinoptik yang diakui oleh Gereja (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes). Semangat yang mereka bawa adalah, menjawab pertanyaan umum: "Apa sebenarnya yang disabdakan oleh Yesus?"

Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun, keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul "The Five Gospel" pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya....?. Hasil kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristen. Lain dari pada itu, satu hal yang patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas, tidak satupun ada pernyataan ataupun isyarat terhadap doktrin "penyaliban" atau penebusan dpsa melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.

Penemuan kedua tahun, 1947 di Qumran, oleh seorang anak (penggembala kambing) bernama Muhammad Ad-Dib. Gulungan manuskrip yang ditemukan berisi tulisan kitab Perjanjian Lama, oleh sebuah komunitas yang diidentifikasi sebagai salah satu sekte Yahudi, yaitu sekte Esenes. Tulisan-tulisan mereka memberikan gambaran tentang masa-masa awal sejarah Kristen, keterkaitan gerakan Nazaren (pengikut Yesus dari Nazaret) dengan sekte Esenes, dalam komunitas ini terdapat seorang Nabi yang sezaman dengan Yesus yaitu Yahya As, atau Yohanes Pembabtis-menurut tradisi Kristen-. Penemuan arkeologi ini akhirnya mendorong sekian banyak pemerhati Kristologi untuk mengkaji naskah-naskah tersebut.

Beragam kajian dari masing-masing peneliti mulai bermunculan, baik para peneliti Barat maupun Timur. Buku yang ada dihadapan pembaca ini adalah salah satu hasil penelitian oleh pemerhati dari Mesir. Salah satu kesimpulannya bahwa sekte Esenes berkaitan erat dengan masa awal sejarah Kristen. Ia bahkan memprediksi bahwa "Guru bijak" yang diceritakan berseberangan dengan "Pendeta jahat" dalam Naskah Gulungan Laut Mati, adalah Yesus-itu sendiri. Hal ini ia perkuat dengan kajian terhadap nama Isaiyah yang tertulis sebagai nama kelompok tersebut, sebenarnya adalah Esenes.

Kajian-kajian tentang the Dead Sea Scrolls amatlah banyak, diantaranya yang membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya "Jesus the  Man". Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati, Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia, yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan ditiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok imajiner yang kemudian di mitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.

Download


20 Hadits Dha'if Dan Palsu Seputar Surah Yaasiin

أخبرنا أبو الحسين علي بن محمد بن بشران ببغداد أنبأ إسماعيل بن محمد الصفار ثنا عبيد بن عبد الواحد بن شريك ثنا نعيم بن حماد
ح وأخبرنا أبو عبد الله الحافظ ثنا أبو العباس محمد بن يعقوب ثنا محمد بن إسحاق الصغاني ثنا أبو إسحاق الطالقاني قالا ثنا بن المبارك عن سليمان التيمي عن أبي عثمان غير النهدي عن أبيه عن معقل بن يسار قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم اقرأوها
عند موتاكم يعني سورة يس

هذا حديث أبي عبد الله وليس في رواية بن بشران عن أبيه رواه أبو داود في السنن عن محمد بن العلاء وغيره عن بن المبارك وقال عن أبيه

Telah mengabarkan kepadaku Abu Husain Ali bin Muhammad bin Basyaran di Baghdad. Telah mengabarkan kepadaku Ismail bin Muhammad Ash-Shafar. Telah mengabarkan kepadaku Ubaid bin Abdul Wahid bin Syarik. Telah mengabarkan kepadaku Nu’aim bin Hammad.

Dan telah mengabarkan juga kepadaku Abu Abdullah Al-Hafidz. Telah mengabarkan kepadaku Abu Abbas Muhammad bin Ya’qub. Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Ishaq Ash-Shagani. Telah mengabarkan kepadaku Abu Ishaq Ath-Thalaqani. Mereka berdua berkata, “Telah mengabarkan kepadaku Ibnu Mubarak dari Sulaiman At-Taimi, dari Abu Utsman (bukan An-Nahdi) dari Ayahnya, dari Mu’aqil bin Yasar. Ia berkata...

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Bacakan disamping orang yang akan mati (yakni surah Yaasin).”

Ini adalah hadits Abu Abdullah, BUKAN riwayat Ibnu Basyaran dari Ayahnya. Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Sunan-nya dari Muhammad bin Al-A’la, bukan dari Ibnu Mubarak yang berkata dari ayahnya. (HR. Thabrani - Mu'jam Shagir No. 6392)

Hadits ini telah dijelaskan dihalaman sebelumnya. kelemahannya terletak pada Abu Utsman dan Ayahnya yang tidak diketahui identitasnya. Mu'qil pun adalah seorang tabi'it yang tidak bertemu Nabi, sehingga ada rawi gugur di thabaqat sahabat. seharusnya ia mendapatkan hadits ini dari sahabat, jika benar hadits ini marfu kepada Nabi.

Allahu 'alam...

Download

Goosebumps (62) : Darah Monster IV

LENGAN Evan melambai serabutan. Kakinya meliuk-liuk dan membengkok. Kermit menekan tombol merah lagi. Bunyi berdengung berhenti.

Kermit menatap Evan. "Sori. Kau sebaiknya jangan berdiri di situ."

Evan menarik napas dalam dan menahannya. Ditunggunya sampai rasa kesemutan di kulitnya menghilang.

"Kau tadi seperti sedang menari!" seru Andy. Diangkatnya kedua tangannya tinggi-tinggi dan diliukkannya tubuhnya menirukan Evan.

"Jadi aku harus menganggapnya lucu?" tanya Evan sebal.

"Kau tak apa-apa?" tanya Andy. "Rambutmu berdiri kaku!"

Evan menekan rambut dengan kedua tangannya. Tapi rambutnya langsung berdiri lagi.

Dia mendelik pada Kermit. "Ada penemuan besar lain?"

"Sekarang belum," jawab Kermit. "Kau harus membantuku dulu."

"Membantu apa?" tanya Evan geram.

"Menangkap tikus-tikusku," jawab Kermit. Dia langsung merangkak di rumput. "Cepat! Mereka tikus lab yang mahal. Mom akan membunuhku kalau mereka hilang."

Evan dan Andy sadar mereka tak punya pilihan. Mereka langsung berjongkok, lalu ikut merangkak seperti Kermit.

"Aku tak melihat tikus," bisik Evan pada Andy. "Kurasa Kermit kena batunya."

Didengarnya langkah-langkah berat di belakangnya. Dia menoleh dan melihat Dogface, anjing gembala besar Kermit, berlari mendekati.

"Jangan, Dogface!" teriak Kermit. "Jangan! Pulang! Sana pulang!"

Sambil menggoyang ekor pendeknya dengan seru, anjing besar itu menubruk Evan, membuatnya jatuh terjengkang.

"Dogface... kau membuat tikusnya ketakutan!" jerit Kermit.

Mengabaikan larangan Kermit, anjing itu berlari berputar-putar dengan penuh semangat mengelilingi halaman, menggonggong dan menggoyang-goyang ekornya.

"Hei... bising amat sih!" terdengar teriakan marah. "Tidak bisakah kalian membuat anjing itu diam?"

Conan meloncati semak pendek yang memisahkan halaman mereka. Baru tiga langkah dia berlari... langsung berhenti.

Evan mendengar bunyi ceklek, lalu DENGUNG keras.

Mata Conan seperti akan meloncat keluar. Tangannya terlempar ke atas. Tubuhnya meliuk dalam tarian gila.

"Oh, wow," gumam Kermit. "Bukankah tadi sudah kumatikan?"
Jarinya geragapan mencari tombol remote controlnya. Bunyi dengung berhenti.

Selama beberapa detik Conan berdiam, menenangkan diri.

Kemudian dia menggerung marah. Dan menerjang Evan.

"Ap... apa yang kaulakukan?" pekik Evan tergagap

Download


Kaidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Di antara prinsip ahlus sunnah wal jama'ah adalah mereka mengerjakan shalat Jum'at, shalat ied dan shalat jama'ah. Mereka tidak meninggalkan shalat Jum'at ataupun shalat jama'ah sebagaimana yang dilakukan oleh ahli bid'ah di kalangan rafidhah dan yang lain. 

Apabila imam tidak menampakkan perbuatan bid'ah ataupun fajir, maka ahlus sunnah shalat di belakang mereka, baik shalat Jum'at ataupun shalat jama'ah, ini adalah kesepakatan imam madzhab yang empat dan juga imam kaum muslimin yang lain. Dan tak seorangpun di antara imam ulama yang berpendapat bahwa tidak boleh shalat jama'ah melainkan di belakang imam yang telah diketahui seluk beluk tentang dirinya. Bahkan kaum muslimin setelah Nabi mereka senantiasa shalat (jama'ah) di belakang seorang muslim yang tidak terlihat kebid'ahan atau kefajirannya. 

Akan tetapi jika diketahui bahwa imam adalah pelaku bid'ah dan fajir sedangkan memungkinkan baginya untuk shalat di belakangnya dan memungkinkan pula baginya shalat di belakang seiamnva, maka kebanyakan ahli lmu berpendapat bahwa shalat makmum tetap sah. Inilah pendapat madzhab Syafi'iyah dan Hanafiyah dan juga satu di antara dua pendapat dalam madzhab Maliki dan Ahmad (Hambali).

Adapun jika tidak memungkinkan bagi seseorang untuk shalat melainkan di belakang imam ahli bid'ah ataupun fajir seperti ketika shalat Jum'at, sedangkan tidak ada tempat lain yang menegakkan shalat Jum'at, maka dia harus shalat (sekalipun) di belakang ahli bid'ah dan fajir berdasarkan pendapat seluruh ulama ahlus sunnah wal jama'ah. Inilah pendapat madzhab Syafi'i, Abu Hanifah, Ahmad bin Hambal dan yang lain dari imam-imam ahlus sunnah tanpa ada ikhtilaf di kalangan mereka.

Manakala telah bertebaran pengikut hawa nafsu maka sebagian manusia tidak mau shalat melainkan di belakang orang yang telah dia kenal dan dia sukai. Sebagaimana hal itu telah dinukil dari Imam Ahmad yang mana beliau menyebut-nyebut hal itu ketika seseorang bertanya kepada beliau. Tidak seorang ulamapun yang berpendapat bahwa shalat tidak sah melainkan di belakang imam yang telah diketahui keadaannya.

Tatkala Abu Amru dan Utsman bin Marzuq berkunjung ke negeri Mesir, pemerintahan dipegang oleh raja yang menampakkan kesyi'ahannya, mereka juga penganut aliran kebatinan yang dapat menjerumuskan kepada kekafiran. Oleh karena itu banyak bid'ah-bid'ah yang bermunculan di negeri Mesir, sehingga beliau memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya agar tidak shalat melainkan di belakang orang yang telah diketahui keadaannya. Kemudian setelah kematian beliau kekuasaan dipegang oleh raja yang berhaluan ahlus sunnah yang bernama Shalahuddin, maka berkibarlah syi'ar-syi'ar sunnah yang bertentangan dengan rafidhah sehingga ilmu-ilmu dan sunnah semakin banyak dan dominan.

Maka shalat di belakang imam yang tidak diketahui keadaannya adalah boleh berdasarkan kesepakatan ulama kaum muslimin. Barangsiapa yang mengatakan bahwa shalat menjadi haram atau batal ketika dilakukan di belakang imam yang tidak diketahui keadaannya (apakah ahli bid'ah atau bukan), maka dia menyelisihi ijma' ahlus sunnah wal jama'ah.

Bahkan para shahabat, mereka shalat di belakang imam yang telah mereka ketahui kefajirannya. Sebagaimana Abdullah bin Mas'ud dan shahabat yang lain shalat di belakang Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu'ith, padahal dia adalah peminum khamr, dan pernah pula shalat shubuh empat raka'at. Dia pernah dijilid oleh Utsman bin Affan karenanya. 

Dan Abdullah bin Umar serta sahabat yang lain shalat di belakang Al-Hajjaj bin Yusuf. Di antara sahabat dan tabi'in ada pula yang shalat di belakang Ibnu Abi Ubaid yang dituduh kufur dan penyeru kesesatan. Dia adalah Al-Mukhtar bin Abi Ubaid bin Mas'ud Ats-Tsaqafi. Ibnu Hajar di dalam Al-Ishabah menyebutkan biografinya, "Dikatakan bahwa pada mulanya dia beraliran khawarij kemudian (syi'ah) Zaidiyah dan kemudian rafidhah. Dia juga pernah mengaku sebagai nabi dan mendustakan sebagian ahli bait. Celaan terhadapnya yang paling kuat adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam shahihnya, dari Asma' binti Abu Bakar bahwa Rasulullah bersabda : 

"Akan ada di Tsaqif seorang pendusta dan seorang pembinasa" dan Asma menyebutkan bahwa Al-Kadzab (pendusta) dalam hadits tersebut adalah Al-Mukhtar (lihat Al-Ishabah 8552 dan Asadul Ghabah 336). 

Ibnu Abdil Barr berkomentar tentangnya di dalam Al-Isti'ab 2528 : "Al-Mukhtar terhitung orang yang utama dan baik agamanya hingga dia menuntut untuk menjadi amir dan dia mengklaim sebagai utusan Muhammad bin Al-Hanafiyah untuk menuntut darah Husein. Demikian halnya yang dikatakan oleh Ibnu Katsir di dalam Al-Bidayah (VIII/289) "Dia bukanlah orang yang shadi (jujur) melainkan seorang kadzib (pendusta), yang mana dia mengaku bahwa Jibril telah datang kepadanya dengan membawa wahyu. 

Download


Hilanglah Si Anak Hilang

"Pintu taubat tetap terbuka lebar, Kuning," katanya pelan. MBertaubatlah kau dan bersihkan diri. Aku tidak sampai hati melihatmu hancur. Aku bersedia membantumu. Dengarkanlah! Aku tetap berhasrat mengawinkan kau dengan si Meinar. Dengan syarat, kau bertaubat dan membersihkan diri. Semoga kesucian yang ada dalam diri Meinar, bisa membasuhmu. Oh, Kuning, berat buatku untuk mengorbankan kesucian Meinar jadi air pembasuhmu. Tapi kejahanaman akan suci bila tersentuh kesucian itu sendiri. Apa katamu?"

"Tak usahlah bersusah payah," kataku mengkal. "Biarlah kita tegak sendiri di tanah masing-masing. Biarlah si Meinar suci di langit, dan aku di lumpur!"

Putusanku terkatakan sudah! Ani berdiri. Bergerit tajam kursi di lantai. Ia mengucap dan menyeru-nyeru nama Tuhan Akhirnya katanya, "Betul-betul kau tidak mau diperbaiki lagi?"

"Tidak ada yang perlu diperbaiki pada diriku.”

"Tuhanku, Tuhanku! Setan dan iblis sudah merajalela di hatimu."

Dan kemudian, setelah sepi entah berapa lama, Ani mendesis tajam, "Tadi malam kau melakukan zina lagi! Tidak?"

"Aku tidak mau bicara lagi, Ni. Maafkanlah aku."

"Tidak ada maaf dan ampun lagi! Kau sudah berzina lagi malam tadi."

"Diam! Diam, Ani. Diam atau nanti celaka kau, Ani."

Tapi Ani menantang mataku dengan matanya yang berapi-api.

"Begitu?” katanya menahan berang yang bergejolak. "Bila kau sanggup membunuhku, lakukanlah!"

Didekatinya aku. Terbuka dan menantang. Terasa seluruh badanku dijalari lesu. Ditusuki matanya yang tajam aku membuang pandang ke luar. Dan ketenangan menyelusup di dadaku, ketenangan tidak mau tahu dan tidak peduli segala lagi.

"Di depan hidung Mak, hanya beberapa ratus meter dari rumah, kau melalaikan perbuatan terkutuk. Tidak ada yang kauhormati lagi. Pun tidak rambut Mak yang sudah putih!"

Di samping rumah terdengar tapak orang lewat. Kedi-kedi dan tertegun-tegun. Dan di belakang, tentunya di dapur terdengar suara bisikan. Tentunya si Inem, bujang di rumah kedatangan tamu!

"Berzina dengan perempuan pelacur neraka jahanam!"

Aku berbalik padanya tiba-tiba. Marahku menyala, kembali seluruh badanku menggigil.

"Kau jangan sembrono mengeluarkan kata, Ni!"

Ia tertawa merendahkan dengan jijik. Katanya, “Ya, belalah perbuatanmu. Belalah perempuan terkutuk itu!"

"Kau tidak berhak menghukum orang lain, Ani"

Tertawanya tajam dan sinis. Mengoyak-ngoyak perasaanku.

"Aku sudah diceritai si Akbar semua tentang hidupmu sepagi tadi. Tentang kemasyuranmu, tentang kejahanamanmu. Tidak ada artinya kemasyuranmu, bila kau tidak bersih jiwa dan raga. Kau tidak berhak membawa-bawa nama keluarga dengan kemasyuran namamu yang kau dapat dengan kekotoran pribadi dan jiwamu.”

"Kau pikir kau Nabi, Ani," letupku tak bisa menahan marah lagi. “Nabi dan suci? Janganlah menghukum orang. Kalau kau Nabi aku sembah kakimu. Tapi kau bukan Nabi. Kau manusia biasa seperti akui."

"Aku bukan Nabi. Aku hanya ingin keluarga dan rumpun yang bersih ini tidak kau lumuri dengan noda-nodamu. Ya Allah. Si Akbar tadi pagi sudah kacau pikirannya. Ingin membunuh kau, membunuh si Marni pelacur itu ke rumahnya, bila tak kutengahkan. Laki-laki macam apa kau dan perempuan macam Marni itulah yang pantas dibunuh, dan dilempar ke neraka. Karena perbuatan terkutuk semacam kalian perbuat itulah, hidup si Akbar hancur. Mengerti kau? Mengerti?"

Dari ujung kaki sampai ujung rambut, bulu romaku menggeletar. Aku ingin berlalu dari kamar itu. Tawa dan suara Ani terlalu mendera dan menyiksa. Baru selangkah aku menuju pintu, terdengar suara Ani, "Baru sebentar ini aku perlukan singgah ke rumah perempuan jalang itu, Kuning. Ada suaminya di situ, tua bangjka yang dikhianatinya dan dicuranginya.”

Aku berbalik. Hitam dan sengit mukaku. Campur tangan si Ani sudah keterlaluan.

"Dia mengaku di depan suaminya yang malang itu. Sujud memagut debu di kala si tua bangka. Mengakui perbuatannya berzina dengan kau tadi malam. Tapi si tua bangka itu manusia tolol. Enak-enak saja dia, tenang menghadapi, “Rejamlah dia, kataku pada si tua, lempari dengan batu runcingi” Perempuan jalang itu bisa sempat menangis. Mengeluarkan air mata buaya. Tapi dia sudah kuremukkan dengan dosa-dosanya sendiri.

Tanganku tiba-tiba mencekal leher baju Ani. Terasa jari-jariku tembus mengoyak cita bembergnya yang halus.

"Kau bukan manusia.” desisku. "Setan alas!"

Kutolakkan dia dengan mual, hingga terjelepak di tepi ranjang. Dipandanginya aku dengan takjub.

"Pergilah, pergi dari sini.” kataku pelan tajam. "Pergi."

Tenang dan lamban ia memperbaiki letak bajunya. Ia berdiri penuh dengan rasa keheranan dan harga diri.

"Sesuka hatimulah," katanya. "Kini kita tahu tempat kita masing-masing berdiri."

Tenang ia keluar. Pintu kubantingkan sekuat tenaga di punggungnya. Berdentam di kekosongan rumah Aku menelentang di ranjang, air mata kemarahanku yang tertahan memanasi pipiku. Terdengar suara detak-detak selop Ani, meninggalkan rumah, lalu hilang di halaman. Ditelan keramaian di gang.

Download

Lupus - Idiih Udah Gede

"YIHAAA!"

Hampir berbarengan suara itu meledak di pelataran SMA Merah Putih. Pagi yang dingin, tapi sekejap berubah semarak oleh sorak-sorai anak-anak kelas 3 yang berkerumun di papan pengumuman lulus ujian anak-anak SMA Merah Putih. Sekumpulan burung gereja yang sejak lama membuat sarang di atas cerobong air, berhamburan terbang saking kagetnya. Seiring lonjakan gembira anak-anak yang sudah memastikan diri lulus.

Ya, sepanjang pagi tadi mereka udah tegang banget nungguin papan keramat itu dibawa keluar. Mereka bergerombol, ngerumpi, deg-degan, dorong-dorongan, jambak-jambakan, senggol-senggolan, pokoknya kanibal banget! Itu karena, konon tersebar isu bahwa tahun ini murid tidak lulus seratus persen. Nah, jadi wajar dong kalo mereka tegang banget. Makanya setelah tau bahwa ternyata mereka bukan termasuk yang gak lulus, mereka girang setengah mati. Melonjak-lonjak mengekspresikan perasaan mereka yang sukar dilukiskan.

Lupus, begitu tau namanya tertera sebagai murid yang lulus, kontan mengepalkan kedua tangannya di udara, menari-nari kegirangan sambil berlari keliling lapangan. Disusul Anto, Gito, Aji, Ruri, lalu temen-temen lainnya. Gak ketinggalan si artis kapiran, Fifi Alone.

Lupus malah sempet buka baju segala, dan melemparkan ke udara. Sebelum jatuh, Gito yang tangkas udah keburu menjambretnya. Lalu membawa lari keliling lapangan. Tinggal Lupus yang kelabakan. Mokal bodinya yang ceking mekingking jadi tontonan orang. Ia pun setengah mati mengejar-ngejar Gito.

"Hei, Dodol, kembaliin baju gue!" teriak Lupus.

Gito malah ketawa cekikikan. Kemudian melontarkan baju itu ke arah Anto. Anto menyambutnya, sebelum akhirnya membawa lari baju itu ke sudut lapangan.

Lupus makin keki.

"Ayo kejar, Pus!" ejek Anto dari kejauhan.

"Hei, kembaliin, dong. Pada ngocol nih!" Lupus menjerit setengah putus asa.

Meta, Ita, Utari yang sempet ngeliat Lupus berbugil-ria menjerit tertahan sambil menutup muka, "Aiiih, syereeeem!" Tapi matanya pada mengintip dari sela-sela jari mereka.

"Bodi apa papan penggilesan, tuh!"

"Ih, tega lo. Masa segitu kerennya dibilang papan penggilesan? Bukan dong, itu kan gergaji! Hihihi..."

"Badan kok selembar?"

"Yeee, bolehnya pada sirik. Biar kurus tapi kan seksi!" tangkis Lupus sambil kembali mengejar Anto. Diem-diem dia mokal berat telanjang dada begitu.

Sementara Anto udah mengoper baju ke arah Aji, dan Aji langsung menyembunyikannya di semak-semak.

"Hei, mo dikemanain baju gue?" tanya Lupus sekonyong-konyong, setelah sadar bahwa bajunya udah gak dipegang Anto lagi.

"Cari aja, ntar juga ketemu."

"Sompret kalian!" Lupus terus memaki-maki.

Anak-anak malah makin ketawa riang ngeliat tingkah Lupus yang jadi lucu. Bingung, kayak orang kebakaran jenggot. Sibuk sendiri nyariin bajunya di antara semak-semak. Untung ketemu. Tapi pas dipake, mendadak terasa sesuatu yang menggigit-gigit sekujur badannya, dan...

"Yaaaaiiii!!" Lupus menjerit kesakitan sambil buru-buru melepas kembali bajunya. Ya, ternyata banyak semut-semut nakal menempel di bajunya.

Lupus makin misuh-misuh sama anak-anak yang tertawa terpingkal-pingkal.

Download

Rekonstruksi Sejarah Isa Al-Masih

Dari semuanya, ternyata terpilihlah Yusuf, seorang tukang kayu tua, yang ketika kejadian tersebut berlangsung tiba-tiba diatas kepalanya hinggap seekor burung merpati dan ini dianggap oleh para imam sebagai tanda dari Tuhan. Mulanya Yusuf ragu dan menolak, sebab dia telah memiliki beberapa anak dan usianyapun sudah tidak lagi muda, tapi karena dipaksa oleh para Imam, maka Yusuf akhirnya mau menerima Maria bersamanya.

Tetapi Yusuf menolak, sambil berkata: Aku sudah mempunyai anak-anak, dan aku adalah seorang pria tua, sementara dia (Maria) adalah seorang gadis yang muda. Aku adalah khawatir kalau-kalau aku menjadi tertawaan dikalangan bangsa Israel. Lalu Imam itu berkata kepada Yusuf : Takutlah hanya kepada Tuhanmu, dan ingatlah apa yang sudah dilakukan Tuhan kepada Dathan, dan Abiram, serta Korah; bagaimana bumi dibuka, dan mereka ditelan oleh karena keingkaran mereka. Karena itu sekarang takutlah kamu, wahai Yusuf, agar tidak hal yang sama terjadi didalam keluargamu. Dan Yusufpun takut, dan bersedia mengambil dia (Maria) ke dalam pemeliharaan nya. Dan Yusuf berkata kepada Maria: Lihat, aku sudah menerima kamu dari Rumah Tuhan; dan sekarang aku meninggalkan kamu di dalam rumahku, dan pergi menjauh untuk membangun kediamanku (sendiri), dan aku akan datang menjengukmu. Semoga Tuhan akan melindungi kamu. – Protoevangelium Yakobus ayat 9

Yusuf memang membawa Maria kerumahnya, tetapi ia meninggalkan Maria sendirian disana, Yusuf sendiri sebagai seorang tukang kayu (atau mungkin juga seperti yang dikatakan oleh Tabor, bahwa kata tekton yang sering dinisbatkan kepada nama Yusuf sebenarnya berarti tukang bangunan dan bukan tukang kayu) pergi untuk membuat sebuah rumah lain yang akan didiaminya terpisah dengan Maria, ia juga menyerahkan Maria langsung kebawah perlindungan Tuhan. Disini kita menemukan sebuah fakta, bahwa sesuai yang pernah dikatakannya sebelum itu tentang statusnya terhadap Maria, pada akhirnya Yusuf memang tidak pernah menjadikan Maria yang masih sangat muda itu sebagai istrinya. Yusuf sangat menghormati Maria yang telah dinazarkan untuk mengabdi kepada Tuhan sejak kecil, ia berusaha menjaga jarak dengan tinggal ditempat yang berbeda agar tidak timbul fitnah atas diri mereka berdua. Dari ayat ke-17 nantinya kita akan mengetahui bahwa sebenarnya Yusuf mengajak serta juga putera-puteranya dari istrinya yang lalu untuk pindah dari tempat mereka tersebut yang akan ditempati oleh Maria sendirian.

Dirumah lama Yusuf itu, Maria didatangi oleh malaikat Jibril yang menyampaikan berita dari Tuhan mengenai akan lahirnya seorang anak dari rahimnya yang bernama Isa al-Masih sebab dia akan menyalamatkan umatnya dari perbuatan dosa. Maria yang gundah, pergi kerumah keluarganya, Elizabeth yang tidak lain istri dari Imam besar, Zakaria. Disana ia menceritakan hal tersebut kepada Zakaria. Ternyata Zakaria juga membenarkan apa yang disampaikan Maria tersebut.

Imam itu berkata : "Maria, Tuhan telah membesarkan namamu dan engkau akan diberkati dari semua keturunan yang akan ada didunia ini." – Protoevangelium Yakobus ayat 12

Selanjutnya Maria tinggal tiga bulan lamanya dirumah Zakaria dan istrinya Elizabeth. Cerita yang hampir sama dipaparkan juga oleh salah satu Injil resmi gereja, yaitu Injil Lukas pada pasal 1 ayat 39 dan 40 serta disambung ayat ke-56.

Hari demi hari, perut Maria semakin membesar, ia sudah hamil sebagaimana halnya perempuan lain yang sudah menikah hamil, dan itu membuatnya takut dan memutuskan untuk kembali kerumah Yusuf, dijalan ia menghindari perjumpaan dengan orang-orang Israel. Waktu itu usia Maria enam belas tahun. Manakala kehamilannya sudah mencapai usia yang keenam bulan, Yusuf datang dari rumahnya yang lain itu dan dia mendapati kenyataan bahwa Maria telah hamil besar dan ini membuat Yusuf merasa bersalah kepada dirinya sendiri.

Yusuf berkata : "Dimana mukaku ini akan kuletakkan dihadapan Tuhanku ? Aku telah menerimanya sebagai seorang perawan dari rumah Tuhan tetapi aku tidak mengawasi perkembangannya. Siapa kiranya orang yang telah melakukan perbuatan setan itu dirumahku dan menodai keperawanannya ?" – Protoevangelium Yakobus ayat 13

Tidak puas dengan itu saja, diayat yang sama diceritakan Yusuf kemudian menanyai Maria, katanya "Engkau sudah diserahkan penjagaannya kepada Tuhan, bagaimana bisa sampai engkau melupakan Tuhanmu ? kenapa engkau merendahkan dirimu yang merupakan turunan orang-orang suci dan mendapatkan kehormatan menerima makanan dari malaikat " ‚ Maria menjawab sambil mengusap air matanya ‚ Aku tidak bersalah, aku tidak mengenal laki-laki manapun, aku tidak tahu kapan tepatnya kandungan ini bermula."

Yusuf lalu berpikir keras, antara merahasiakan kehamilan Maria atau menyingkapkannya sebagai sebuah aib kepada masyarakat Israel. Sampai akhirnya Yusuf memutuskan untuk mengasingkan Maria dari rumahnya secara rahasia, tetapi keputusan itu dibatalkan setelah malamnya Yusuf bermimpi bertemu dengan malaikat dan memberi tahunya bahwa Maria hamil atas kehendak Tuhan dan dia sedang mengandung seorang bayi yang suci yang kelak akan menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa, dan bayi itu akan dinamakan Isa al-Masih.

Tetapi akhirnya rahasia kehamilan Maria terungkap juga kepublik setelah Yusuf dan Maria didatangi oleh seorang ahli Taurat bernama Annas dan kemudian menyebarkan berita dusta bahwa Yusuflah orang yang telah menodai Maria dan kemudian menikahinya secara diam-diam. Inilah yang tampaknya diketahui oleh Lukas ketika ia menulis Injilnya :

Ketika Yesus memulai pekerjaannya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf. – Injil Lukas pasal 3 ayat 2

Disaat yang bersamaan, Kaisar Augustus memerintahkan sensus penduduk diwilayah kekuasaan Romawi, dan sebagai seorang warga negara yang baik, maka Yusuf bermaksud untuk mengikutkan anak-anak kandungnya kedalam sensus tersebut dan itu artinya ia harus berangkat ke Betlehem, tetapi Yusuf bingung ketika dia harus dihadapkan kepada status Maria yang sedang hamil itu. Bagaimana dia akan menjawab pertanyaan orang-orang Israel yang ditemuinya? Haruskah Yusuf mengakui sebagai istrinya ? tetapi mengingat perbedaan usia mereka, Yusuf menjadi malu, lalu apakah Yusuf harus mengakui Maria sebagai puterinya? Lagi-lagi Yusuf membatin bahwa semua orang Israel tahu bahwa Maria bukan salah satu anaknya. Sehingga kemudian, Yusuf akhirnya dengan tekad bulat membawa Maria untuk mengikuti sensus ditanah Betlehem apapun yang terjadi nantinya.

Dan ada perintah dari Kaisar Augustus, bahwa semua penduduk yang ada di Bethlehem harus didaftarkan. Dan Yusuf berkata: Aku akan mendaftarkan anak-anakku, tetapi apa yang harus aku lakukan atas gadis ini (Maria) ? Haruskah aku pun mendaftarkannya? Sebagai istrikukah ? Jelas aku malu. Apakah sebagai putriku? Tetapi semua orang Israel mengetahui bahwa dia bukanlah putriku. Biarlah Tuhan sendiri yang akan membawanya melewati masalah ini. Lalu ia memasang pelana keledai, dan mendudukkannya (Maria) diata keledai itu; dan menyuruh putranya memimpinnya, sementara Yusuf mengiringinya. – Protoevangelium Yakobus ayat 17.

Download

Keutamaan Shalat Berjamaah

Mengenal pelipatgandaan pahala (derajat) bagi orang yang shalat berjama’ah. daripada shalat sendirian. Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Abi Said Al-Khudri sesungguhnya dia telah mendengar Rasulullah bersabda: Shalat berjama’ah itu lebih utama dengan memperoleh dua puluh lima derajat daripada shalat sendirian”

Imam Bukhari meriwayatkan dan Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda: Shalat berjama’ah lebih utama dengan memperoleh dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.

Para ulama telah mengumpulkan (semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan) antara dua riwayat yakni 25 dan 27 derajat. Mungkin yang paling tepat tentang perselisihan ini tengantung keadaan orang yang shalat dan shalat bagi sebagian mereka 25 derajat dan sebagian meneka 27 derajat menurut kesempurnaan shalat dan penjagaan atas gerakan, kekhusyuannya serta banyak jama’ahnya dan keutamaan mereka juga kemuliaan tempat, dan lain-lain. Wallahu A’lam Bishawab.

Sebagian ulama telah menyebutkan sebab-sebab yang sesuai dengan derajat yang tersebut di antara mereka adalah : Al-Hafidz Ibnu Hajar, ketika mengatakan dan telah saya perbaiki apa yang saya telah berhenti padanya dan itu dan saya telah hapuskan yang tidak dikhususkan dengan shalat berjama’ah dan sebab-sebab yang disebutkan oleh Ibnu Hajar sebaga, berikut :

1. Menjawab seruan muadzin dengan niat mengikuti shalat berjama’ah.

2. Bergegas-gegas mendatangi shalat berjama’ah di awal waktu.

3. Berjalan menuju masjid dengan tenang.

4. Masuk masjid dengan berdoa.

5. Shalat tahiyyatul masjid ketika memasukinya dan masih disertai dengan niat shalat berjama’ah.

6. Menunggu jama’ah.

7. Shalawat malaikat kepada orang yang mau shalat berjama’ah dan memperoleh permohonan ampunan.

8. Memperoleh persaksian para malaikat.

9. Menjawab iqamah.

10. Selamat dan syaitan ketika berpahng di waktu iqamah.

11. Berhenti menunggu Takbiratul ihram imam atau masuk bersamanya di dalam segala gerakan yang dijumpai atasnya.

12. Mengikuti takbiratul ihram.

13. Meluwskan shaf dan menutupi sela-selanya.

14. Ketika imam mengucapkan : sami’ allahu liman hamidah. Hendaknya makmum (jama’ah yang mengikuti imam megucapkan Rabbana walakal Hamdu).

15. Aman dari sahwi (lupa) dan memperiingatkan imam apabila lupa dengan mengucapkan tasbih atau membenarkannya di dalam bacaan).

16. Mendapatkan/mencapai kekhusyuan dan selamat dan apa yang memalingkan perhatiannya.

17. Merapikan pakaian.

18. Para malaikat mengelilinginya.

19. Berusaha untuk membaguskan bacaan dan mempelajari rukun dan bagian-bagiannya.

20. Menampakkan syiar Islam.

21. Kebencian syaithan dengan berkumpulnya untuk beribadah dan saling tolong-menolong dalam ketaatan dan mendorong orang yang bermalas-malasan.

22. Selarnat dan sifat nifaq dan perasangka buruk bahwasanya dia meninggalkan shalat dengan sengaja.

23. Membalas ucapan salam imam

24. Memperoleh manfaat dengan berkumpulnya mereka atas doa dan dzikir serta barakah yang sempurna dari kekurangan.

25. Tegaknya pertalian antara tetangga dan dapat saling memperhatikan mereka di waktu-waktu shalat.

Download

Lupus Kecil - Jalan-Jalan Seram!

PAGI itu, sambil makan ubi goreng, Papi ­nyoel jidat Lupus. "Bagaimana dengan acara kempingnya, Pus? Jadi pergi ke Bukit Seram?"

"Hm," Lupus bergumam pelan. Mulutnya penuh ubi goreng.

"Apa nggak lebih baik ke Cibubur saja," kata Papi lagi. "Di samping deket, tempatnya juga rame. Dan tidak seserem Bukit Seram!"

Lupus berpaling ke ubi goreng. Wah, tinggal dua!

"Hm, juga ngirit ongkos, kan?" tukas Lupus sambil buru-buru meraih semua ubi goreng di situ.

"Hei, jatah Papi itu, Pus!" seru Papi panik.

­Lupus cuek. Mengunyah cepat ubi goreng itu dan menelannya. Glek.

"Oke, oke, pagi ini kamu menang, Pus." Papi duduk di muka Lupus. "Kamu dapat enam ubi goreng, Papi cuma tiga."

Lupus masih asyik mengamati peta Bukit Seram.

Bukit Seram? Di mana itu? Soal tempat, sebaiknya tak usah kalian pikirkan. Yang jelas, kalo kalian tertarik ke sana Bukit Seram itu adalah tempat yang asyik banget buat kemping. Alamnya indah. Hawanya sejuk. Walau... banyak setannya!

"Makanya lebih baik ke Cibubur saja. Cibubur kan deket rumah Tante Ina. Kalo kenapa-napa kamu bisa lari ke sana minta bantuan. Kalo lapar bisa minta makan. Dan kalo ketemu setan bisa teriak sama-sama!"

Diledek begitu Lupus cabut ke dapur. Tapi langsung balik lagi ke kamarnya. Karena di dapur ada Mami yang juga sudah siap akan meledek Lupus.

Lupus emang sebel banget. Dari kemaren ia digodain terus sama Mami sama Papi. Lulu juga ikut-ikutan ngeledekin Lupus. Tapi yang bikin Lupus sebel, karena oleh Mami dan Papi Lupus dianggap anak kecil yang masih takut sama setan. Dan akan merengek-rengek kalo lapar!

"Tolong dengar, ya! Lupus yang sekarang ini sudah lain dari Lupus yang dulu-dulu. Lupus sudah tidak takut pada setan, tuyul, kuntilanak, drakula... kalo mereka tidak ada. Lupus juga nggak nangis kalo perut sedang lapar!"

Tapi Mami dan Papi tetap nggak percaya. "Masa iya kamu tidak takut sama setan?"

"Buktinya Lupus akan kemping ke Bukit Seram, tidak ke Cibubur!"

Lupus memang kadang-kadang suka muncul keras kepalanya. Itu yang suka bikin Papi gondok, karena kalau sudah begitu, Lupus akan selalu ngotot dalam segala hal.

"Kamu memang selalu menyangka bahwa kamu benar," ucap Papi lagi. "Padahal kamu pernah salah juga, kan?"

Lupus memandang Papi, lalu berujar pelan, "Iya, sekali waktu Lupus memang pernah salah."

"Nah, akhirnya kamu ngaku juga," seru Papi dengan gembira, lalu mengelap tangannya yang habis dicuci di wastafel. "Kapan itu, Pus? Waktu berdebat soal telur?"

"Bukan. Kemaren dulu," tukas Lupus, "yaitu ketika Lupus menyangka bahwa Lupus salah, dan ternyata Lupus benar."

Papi gondok.

Kebetulan Sabtu depan sekolah Lupus memang pulang setengah hari. Anak-anak sudah bikin rencana untuk kemping. Selain Pepno, anak-anak lain macam Andi, Uwi, Happy, dan Iko pada mau ikut.

Mula-mula, karena Pepno penakut, ia mengusulkan pergi kemping di halaman rumahnya saja. Anak-anak ogah.

"Di sana tempatnya segar, kok. Kalo mau masak ambil airnya juga gampang. Tinggal buka keran." tukas Pepno.

Sementara Andi dan Uwi usul ke Pasar Minggu. "Tempatnya enak, banyak buah-buahan, lagi!" alasan mereka.

Kalo Iko lebih suka ke Cibubur. Tapi Lupus dengan tegas menolak semua usulan teman-temannya, "Kita mesti pergi ke tempat yang dapat mendatangkan pengalaman istimewa. Misalnya pergi ke suatu tempat yang jarang didatangi orang, atau pergi ke tempat yang ada penunggunya."

"Ada penunggunya? Halaman rumahku kan ada penunggunya, Pus. Pak Ihsan, tukang kebun."

"Bukan itu maksudku. Bukan penunggu macam Pak Ihsan.”
 
Download
 

Trilogi Cinta Lupus Dan Poppi [3]

Poppi baru keluar dari ruang check in. Orang-tuanya menunggu. Poppi lalu mencium pipi ayah dan ibunya. Mereka pun berpisah. Poppi melambaikan tangannya, lalu masuk meninggalkan kedua orangtuanya. Orangtuanya agak sedih melepas kepergian Poppi. Mereka melambaikan tangan hingga Poppi tak tampak lagi.

Pada saat yang sarna Lupus pun tiba dan berlari dengan langkah-Iangkah pasti. Dia mencari-cari Poppi.

Padahal saat itu Poppi sudah masuk ke ruang boarding, dan sedang menyerahkan paspornya untuk dicap.

Lupus berhenti di depan terminal keberangkatan. Dia melihat papan informasi. Dia sangat bingung dan tegang, kalau-kalau nggak sempet ketemu Poppi. Dia melihat dari kaca. Ruangan tampak kosong. Dia melihat sekeliling dan memang situasi sudah agak lengang. Napasnya terengah-engah. Ketika dia mencoba masuk, penjaga bandara menahannya.

"Mau ke mana?"

"Ng, mau ketemu Poppi.”

“Poppi? Siapa tuh?"

"Ah, udahlah..." kata Lupus akhirnya dan duduk di bangku. Dia memegang kepalanya, hampir menangis.

Sementara itu, Poppi di ruang boarding juga duduk di kursi pada sebuah lorong yang sepi. Matanya merah. Dia juga menangis, sambil menutup matanya.

"All passengers of Garuda Indonesian, flight number 660 to Denpasar, please boarding at Gate E5..."

Lupus mendengar pengumuman itu. Dia berpikir, dan tiba-tiba dapet ide gila. Ia lalu perlahan bangkit, berlari menemui seorang petugas bandara yang tidak jauh darinya. Lupus bertanya, di mana tempat informasi? Petugas bandara itu lalu menunjukkan ke sebuah arah. Lupus lari menuju ke arah itu. Dia harus bisa masuk ke dalam ruang check in, untuk bisa mencapai apa yang dia mau. Penjaga yang tadi menolaknya masuk, sedang berbicara dengan rekannya. Lupus langsung dengan beraninya meletakkan tas yang dibawa di mesin deteksi barang. Penjaga melihat Lupus.

"Mau ke mana, Dik? Tiketnya?" tanya penjaga.

"Saya mau ke Denpasar, mau beli tiket di counter sana. Waiting list, Pak." jawab Lupus.

Penjaga akhirnya membiarkan Lupus masuk, sambil berpikir, Perasaan tu anak yang tadi nanyain Poppi deh.

Di dalam ruang check in, Lupus bertanya tentang sesuatu hal lagi kepada tukang sapu bandara. Bapak itu menunjukkan ke sebuah arah. Lupus lari. Tergesa-gesa.

Di ruang operator, Lupus melihat seorang wanita yang duduk di depan mikrofon. Wanita itu melihat gelasnya yang kosong. Dia bangkit dan meninggalkan ruang itu. Ketika melihat ruang itu kosong, Lupus langsung masuk, menutup pintu, menghidupkan mikrofon. Operator panik dan memanggil sekuriti bandara.

Semua orang ingin masuk ke ruang operator, tetapi pintu telah terkunci.

Dengan suara lantang, Lupus berbicara di depan mikrofon, "Poppi... Pop... mudah-mudahan kamu denger. Pop. Ini Lupus... saya minta maaf, Pop, saya... salah, seharusnya saya nggak perlu sampai nggak ngomong ama kamu. Saya sadar saya selalu perlu semangat kamu... Pop... saya mau ngasih tahu, kalo saya cinta ama kamu... Saya cinta ama kamu... saya cinta ama kamu... Bye, Pop... Bye... Pop... Bye, Pop."

Semua orang yang mendengarkan diam.

Poppi yang juga mendengar suara Lupus di ruang boarding terkaget-kaget. Tiba-tiba ada bapak tua yang duduk tidak jauh dari Poppi bertepuk tangan. Poppi diam, tak percaya kalau yang didengarnya memang suara Lupus. Dia sangat terharu. Lalu tanpa mikir dua kali lagi, dia berlari menuju ke arah luar, dan semua orang yang dilewati bertepuk tangan. Sementara di ruang operator, Lupus melihat ke luar kaca jendela. Semua orang diam memandangnya. Ada satpam, ada petugas. Tapi dari wajah mereka yang semula cemas memandang Lupus, sekarang berubah menjadi penuh haru. Lupus bangkit dari kursi dan membuka pintu.

"Maaf, Pak. Saya salah. Sekarang saya rela ditangkap."

Para sekuriti melihat Lupus. Semua diam dan membiarkan Lupus pergi. Lupus heran kenapa semua orang memandangnya. Tiba-tiba salah seorang wanita yang terharu bertepuk tangan. Semua orang bertepuk tangan.

Lupus diam, berjalan pergi.

"Lupussssss!" Tiba-tiba terdengar suara Poppi di ujung ruangan.

Lupus membalikkan badan. Tampak Poppi berlari menuju ke arahnya, menangis. Lupus histeris melihat Poppi dan mereka kemudian berpelukan. Erat. Semua menyaksikan dengan terharu.

"Sori, Pop." kata Lupus. "Saya minta maaf, Pop."

Download

Trilogi Cinta Lupus Dan Poppi [1]

“Pus, kayaknya Lo perhatian banget sama Trixie. Emang lo bener-bener udah jadian ya sama dia?” pancing Nyit-Nyit.

“Ya, kayaknya sih pengen gue jadiin...” ujar Lupus cuek, sambil balik ke kelas.

Omongan singkat Lupus itu ternyata menimbulkan dampak yang cukup luar biasa buat Poppi. Terus terang, selama ini dia masih torn between two lovers. Hatinya terbelah antara pengen jadian sama Rainbow, atau nunggu Lupus punya nyali nyatain cinta padanya. Tapi dengan keputusan Lupus barusan, Poppi kayaknya udah langsung nyoret nama Lupus dari hatinya. Belakangan ini Rainbow udah beberapa kali nembak dia dan bilang pengen jadian sama Poppi. Tapi Poppi belum ngasih jawaban. Sekarang sih, buat apa lagi ngarepin Lupus? Lupus sendiri udah bilang mo Jadian kok sama Trixie.

Maka ketika malamnya Rainbow datang dan sekali lagi menagih jawaban Poppi, Poppi udah punya keputusan yang pasti.

“Emang kamu bener-bener sayang saya?” pancing Poppi..

Rainbow menunjukkan kesungguhan di wajahnya. “Saya minta kamu jadi sekretaris saya emangnya karena apa? Karena saya pengen sama kamu terus. Karena saya sayang kamu.”

Poppi lantas terdiam. Wajahnya tertunduk. Rainbow mendekatkan diri ke Poppi. Lalu tangannya mengangkat wajah Poppi supaya menatap wajahnya.

“Apa sih yang bikin kamu ragu sama saya?” Poppi menggeleng.

“Kamu mau jadi pacar saya?”

Poppi mengangguk. Rainbow senang, Poppi dipeluknya. Dan jadianlah mereka!

Sementara nuansa cinta yang sama juga sedang melanda hati Lupus. Pada malam yang sama di kamarnya, Lupus sudah membulatkan hatinya untuk jadian sama Trixie. Karena Trixie kan udah di tangan. Dia sendiri udah ngaku ke Mami kalo dia ceweknya Lupus. Maka malam itu Lupus berniat dateng ke rumah Trixie, se alian mo ngembaliin buku pe-ernya yang ketmggalan. Mau sekalian menyatakan cintanya. Dan untuk pembuktian pernyataan cinta itu, Lupus juga udah nyiapin hadiah istimewa. Apa sih? Wah, pokoknya asyik. Udah sejak sore hari, dengan penuh rasa cinta, Lupus nyiapin sebatang cokelat buat Trixie.

Cokelat itu bukan sembarang cokelat. Cokelat Toblerone yang bungkusnya berwarna putih Itu diwarnain stabilo pink dan dibungkus dengan manis pake pita pink pula. Itu sebuah pernyataan cinta yang tulus dari Lupus!

Lulu yang kemudian muncul ke kamarnya langsung aja terpikat pada cokelat bikinan Lupus.

“Aduh, Pus, tau aja kalo Lulu suka cokelat...” ujar Lulu ge-er.

Lupus buru-buru ngumpetin cokelat pinknya. “Enak aja, siapa bilang buat lo?”

“Abis buat siapa dong!”

“Mau tau aja!”

“Naaaa, pasti buat Trixie, ya? Kurang kerjaan ih, pake diwarnain pink segala. Mendingan kasih ke Lulu aja,” goda Lulu.

“Nggak ada untungnya ngasih lo... Sana jauh-jauh... Ganggu aja!” usir Lupus kejam.

Lulu pun pergi sambil ngambek. “Ih, sebel. Awas lo ya!”

Dan untuk ngerayain hari jadinya, malam itu ceritanya Poppi mau masakin makanan buat Rainbow. Maka ditemenin Rainbow, Poppi belanja di supermarket. Nggak dikira-kira, di supermarket mereka malah ketemu sama Trixie yang juga lagi belanja sama Bas.

Poppi langsung ngelirik ke Bas. “Eh, Trixie... sama siapa?”

“Hai, Pop. Ini kenalin, cowok gue, Sebastian.” ujar Trixie riang, memperkenalkan cowok di sebelahnya.

Cowoknya? Poppi langsung kaget memandang Bas. Bas lalu menyalami Poppi dan Rainbow.

Lho, Lupus gimana?

“Lagi belanja, Trix?” tanya Poppi lagi.

Trixie tersenyum, lalu menyender mesra ke Bas. “Eng... kita mau ngerayain comeback kita berdua.”

“Oh!” Poppi makin terperanjat. Tapi dia sekuat tenaga berusaha menahan gejolak perasaannya.

“Duluan, ya?” ujar Trixie kemudian.

Poppi dan Rainbow mengangguk. Mereka pun berpisah. Sepeninggalan Trixie, Poppi masih bengong. Rainbow jadi heran, dan bertanya ke Poppi, ada masalah apa?

“Bow, boleh pinjem HP-nya sebentar?”

“Sure!” Rainbow memberikan HP-nya. Poppi langsung menelepon ke rumah Lupus. Yang nerima Lulu, sedang Lupus-nya udah pergi. “Wah, Mbak Poppi... Lupus katanya ke rumah Trixie... Katanya sih mau menyatakan cintanya... Hihi, centil deh tu anak sekarang. Mana pake bawa hadiah cokelat, lagi. Masa cokelatnya pake diwarnai pink segala, Mbak... Sok romantis, ya? Lulu bakalan nggak pernah dapet jatah cokelat lagi...”

Poppi cuma bisa miris hatinya mendengar cerita Lulu.

Dan emang bener. Malam itu Lupus pergi ke rumah Trixie. Kata orang di rumahnya, Trixie lagi pergi. Tapi Lupus bersikeras nungguin Trixie pulang, sambil iseng baca majalah di teras.

Secangkir teh yang sudah setengah di minum, menemani. Cokelat Toblerone yang sudah diwarnai pink dan diberi pita juga sudah tergeletak dengan manisnya di meja. Siap diberikan ke Trixie. Di sebelah cokelat, tergeletak buku pe-er Trixie.

Lagi asyik-asyiknya baca majalah, sedan mewah milik Bas berhenti. Trixie dan Bas turun dari dalamnya. Lupus berdiri. Agak kaget juga dia melihat Trixie pulang bareng Bas. Lupus buru-buru menyimpan cokelatnya di kantong.

Trixie menyambut Lupus riang. “Hai, Pus... udah lama? Kebetulan lo ada di sini. Gue mau masak bareng Bas... ngerayain kita berdua yang udah balik lagi...”

Omongan Trixie seperti petir yang menyambar di malam yang dingin itu. Tapi mulut Lupus cuma berujar, “Oh...”

“Ikut makan-makan, ya?” tawar Bas ramah.

“Iya, Pus. Lo kan temen baek gue. Gara-gara ketemuan kemarin, gue sama Bas jadi baikan lagi,” desak Trixie.

Lupus setengah mati menahan perasaannya. Dia ngerasa nggak bisa lebih lama lagi berdiri di situ, kalo nggak mau pingsan. Jadi Lupus menolak tawaran makan itu dengan halus. “Oh, nggak usah deh. Gue udah makan. Selamet deh buat kalian... Ng, g-gue cuma mau nyampein buku pe-er lo yang ketinggalan...”

Lupus lalu menyerahkan buku pe-er Trixie. “Soalnya gue harus pergi lagi. Ada janji.”

Wajah Trixie keliatan agak menyesal. “Aduh, sayang lo nggak bisa ikutan. Masa sih lo nggak mau ikut ngerayain bareng kita?”

Dan sambil memeluk bahu Trixie, Bas juga berusa a ikut mendesak, “Iya, Pus. Ayo dong!”

“Sori, gue bener-bener nggak bisa...” Lupus melirik ke jam, lalu buru-buru mau pergi. “Wah, gue telat... Have fun, ya?”

“Oke deh. Daaag, Lupuuuus...”

Setelah saling melambai, Lupus pun pergi. Dengan hati yang hancur berkeping-keping. Hatinya sangat sedih dan kecewa. Sambil menstater Vespa-nya di lengangnya malam yang dingin di kota Jakarta itu, Lupus jadi inget kata-kata Mami. Kata Mami, kebahagiaan emang cuma beda tipis sama kesedihan. Sedetik lalu kita bahagia, sedetik kemudian bisa langsung sedih lagi. Kata Mami juga, kalo kita berani jatuh cinta, kita harus berani patah hati. Kalo kita berharap banyak sama orang, kita harus siap untuk kecewa.

Download

Trilogi Cinta Lupus Dan Poppi [2]

Lupus bersyukur merasakan semuanya dalam usia produktifnya Dan melupakan Trixie yang sudah meninggalkannya atau Poppi cewek incerannya yang ternyata lebih memilih Rainbow daripada dia.

Ya, Rainbow emang lebih keren, lebih tegap, dan jadi idola anak sekolahnya lantaran jadi ketua OSIS dan dikenal luas sebagai anak gaul.

Tapi Lupus nggak peduli. Pagi itu Lupus malah membawa pot bunga untuk Poppi. Poppi tetap menjadi kenangan abadinya dan Lupus tau betul Poppi amat suka tumbuh-tumbuhan. Setiap pagi, Poppi selalu membawa bunga segar yang diletakkan di meja guru, untuk mempersegar kelasnya.

Lupus tau, Poppi udah jadi milik Rainbow tapi Lupus tetap cinta sama Poppi. Cintanya pada Poppi hidup terus hijau terus, tumbuh terus seperti tumbuh-tumbuhan yang dibawanya

Dan di zaman reformasi ini, mencintai pacar orang kan boleh-boleh aja. Nggak dosa. Nggak ada yang ngelarang. Soalnya ngelarang orang mencintai orang lain itu sama aja melanggar hak asasi manusia. Dan pelanggaran HAM kan amat ditentang di zaman reformasi. Lupus pernah ngobrol-ngobrol soal ini sama Nyit Nyit dan Nyit Nyit ternyata ngasih jawaban yang bikin hatinya sejuk. Kata Nyit Nyit, "Cinta itu nggak harus memiliki, Pus. Karena bisa aja Tuhan memberikan cinta dan kebahagiaan yang terpisah. Mungkin Poppi memang bahagia dengan Rainbow, tapi cintanya tetap diberikan buat kamu. .."

Dan Lupus langsung kegirangan sendiri ngedenger penjelasan sobatnya Poppi itu. Tanpa terasa, vespa Lupus udah nyampe di sekolahan Lupus pun turun. Pada saat itu Pak Pangaribuaa alias Mr. Punk—guru fisika Lupus—lagi berdiri memperhatikan baju seragam anak- anak yang nggak dimasukin ke dalam celana atau rok dengan wajah super bengis!

Mr. Punk ternyata angkernya nggak pernah luntur. Sampe-sampe ada sebagian anak yang merasa perlu melaporkan ke galakan guru fisika itu ke kepsek, karena dianggap terlalu ngiler eh, killer. Sebetulnya sih Mr. Punk itu orangnya cuma kelewat disiplin. Dia paling gak bisa ngeliat ada anak yang telat masuk kelas. Kalo pas pelajaran dia, dan dia udah melangkahkan kakinya ke kelas, murid yang ada di belakangnya nggak bakal bisa diterima masuk. Walhasil anak-anak macam Boim, Gusur, Fifi Alone, dan Adi Darwis-lah yang langganan kena setrap nunggu di luar kelas. Lupus juga kadang-kadang suka kena.

Makanya jangan heran kalo pas pelajaran Mr. Punk. sering kedapetan ada murid yang adu cepet jalan menuju ke pintu kelas sama Mr. Punk Dan konyolnya. Mr. Punk suka nggak mau ngalah Kalo tu murid lari, Md Punk suka ikut-ikut lari, dan buru-buru mo nutup pintu. Tentunya kejadian itu berlaku kalo bel masuk sudah berdentang.

Tapi hebatnya Mr. Punk, dia nggak pernah pandang bulu dalam menghukum murid. Cewek kek cowok kek, kaya atau miskin, cakep maupun jelek, tetap sama di mata hukum Mr. Punk harusnya jadi jaksa agung yang bisa menghukum pejabat mana pun yang melakukan KKN tanpa pandang bulu. Bulu kete maupun bulu idung.

Nah pagi itu Mr. Punk pun lagi sibuk mengecek baju seragam anak-anak yang nggak dimasukin ke celana atau rok. Hingga tiap anak disuruh berbaris dan diperiksa sebelum masuk kelas masing-masing. Yang ketauan nggak masukin baju dihukum push-up! Yang udah kena hukuman antara lain Boim, Gusur dan Adi Darwis!

Lupus juga diperiksa. Tapi langsung lolos karena bajunya dimasukin. Eeh, enggak betulnya baju Lupus enggak dimasukin, tapi sengaja digunting sebatas pinggang! Jadinya biar nggak dimasukin ke celana keliatann seperti dimasukin! Hehehe.

Lupus lolos dan dia terus berjalan meninggalkan Mr. Punk yang terus menghukum anak-anak.

Di kelas, dengan wajah penuh senyum, Lupus menyerahkan pot yang dibawanya ke Poppi. Poppi yang lagi sibuk nulis-nulis di mejanya jadi kaget, ngeliat tiba- tiba ada pot di depannya.

“Buat kamu, Pop," ujar Lupus

“Oh makasih, Pus..." Poppi bangkit, lalu membawa pot itu ke meja guru.

Lupus buru-buru menahannya. “Eh. Pop, jangan ditaruh di situ dong...."

Poppi heran, memandang Lupus. "Abis di mana?"

"Itu khusus buat kamu, bukan buat kelas. Taruh di rumah kamu aja, buat nambah koleksi tumbuhan kamu. Jadi nantinya kan tiap nyiram pohon itu. kamu ingat saya," ujar Lupus sok puitis.

Poppi tertawa renyah. "Kenapa emangnya. Nggak usah nyiram bunga juga saya selalu inget kok.."

Senyum Lupus langsung mekar, dia kegeeran. Tapi ternyata omongan Poppi belum selesai. “...inget kalo kamu suka nggak balikin buku catatan saya..."

Download

Bumi - Buku [1]

NAMAKU Raib. Aku murid baru di sekolah. Usiaku lima belas tahun. Aku anak tunggal, perempuan. Untuk remaja seumuranku, tidak ada yang spesial tentangku. Aku berambut hitam, panjang, dan lurus. Aku suka membaca dan mempunyai dua ekor kucing di rumah. Aku bukan anak yang pintar, apalagi populer. Aku hanya kenal temanteman sekelas, itu pun seputar anak perempuan. Nilaiku ratarata, tidak ada yang terlalu cemerlang, kecuali pelajaran bahasa aku amat menyukainya.

Di kelas sepuluh sekolah baru ini, aku lebih suka menyendiri dan memperhatikan, menonton temanteman bermain basket. Aku duduk diam di keramaian di kantin, di depan kelas, dan di lapangan. Sebenarnya sejak kecil aku terbilang anak pemalu. Tidak pemalupemalu sekali memang, meskipun satudua kali jadi bahan tertawaan teman atau kerabat. Normalnormal saja, tapi sungguh urusan pemalu inilah yang membuatku berbeda dari remaja kebanyakan.

Aku ternyata amat berbeda. Aku memiliki kekuatan. Aku tahu itu sejak masih kecil meskipun hingga hari ini kedua orangtuaku, teman teman dekatku tidak tahu.

Waktu usiaku dua tahun, aku suka sekali bermain petak umpet. Orangtuaku pura-pura bersembunyi, lantas aku sibuk mencari. Aku tertawa saat menemukan mereka. Kemudian giliranku bersembunyi. Kalian pernah melihat anak kecil usia dua tahun mencoba bersembunyi? Kebanyakan mereka hanya berdiri di pojok kamar, atau di samping sofa, atau di belakang meja, lantas menutupi wajah dengan kedua telapak tangan. Mereka merasa itu sudah cukup sempurna untuk bersembunyi. Kalau sudah menutupi wajah, gelap, sudah tersembunyi semua, padahal tubuh mereka amat terlihat.

Aku juga melakukan hal yang sama saat Papa bilang, ”Raib, ayo bersembunyi. Giliran Mama dan Papa yang jaga.” Maka aku tertawa comel, berlari ke kamarku, berdiri di samping lemari, menutupi wajah dengan kedua telapak tanganku.

Usiaku saat itu bahkan baru dua puluh dua bulan, belum genap dua tahun. Itu permainan hebat pertama yang pernah kumainkan dengan penuh antusias.

Namun, ternyata permainan itu tidak seru. Orangtuaku curang. Waktu giliranku jaga dan mereka bersembunyi, aku selalu berhasil menemukan mereka. Di balik gorden, di balik pot bunga besar, di belakang apalah, aku bisa menemukan mereka meskipun sebenarnya aku tahu dari suara mereka menahan tawa. Tetapi saat aku yang bersembunyi, mereka tidak pernah berhasil menemukanku. Mereka hanya sibuk memanggilmanggil namaku, tertawa, masuk kamarku, sibuk memeriksa seluruh kamar. Mereka melewatkanku yang berdiri persis di samping lemari.

Aku sebal. Aku mengintip dari balik jemari kedua telapak tanganku. Orangtuaku pastilah pura-pura tidak melihatku. Bagaimana mungkin mereka tidak melihatku? Itu berkalikali terjadi. Saat aku bersembunyi di ruang tengah, mereka juga berpura-pura tidak melihatku. Bahkan saat aku hanya bersembunyi di tengah ruang keluarga rumah kami, menutup wajah dengan telapak tangan, mereka juga pura-pura tidak melihatku.

Saat kesal, kulepaskan telapak tangan yang menutupi wajahku. Mereka hanya berseru, ”Astaga, Raib? Kamu ternyata ada di situ?” atau ”Aduh, Raib, bagaimana kamu tibatiba ada di sini? Kami dari tadi melewati tempat ini, tapi tidak melihatmu.” Lantas mereka memasang wajah seperti terkejut melihatku yang berdiri polos. Mereka memasang wajah tidak mengerti bagaimana aku bisa tibatiba muncul. Padahal aku sungguh sebal menunggu kapan mereka akan berhenti berpura-pura tidak melihatku.

Download

Hujan

Elijah tersenyum setelah melihat bando itu terpasang dengan baik di kepala. "Ini fase terakhir, sekaligus paling penting, sebelum kamu masuk ke ruang operasi. Di fase ini kami membutuhkan peta saraf otakmu, melalui cerita yang kamu sampaikan.”

Elijah diam sebentar, memastikan gadis di hadapannya men-cerna kalimatnya dengan baik.

“Aku tahu ini tidak mudah. Tapi kami membutuhkan presisi informasi. Karena kamu seorang perawat, juga memiliki pendidikan tinggi, kamu pasti amat paham. Operasi yang akan dilakukan membutuhkan peta seluruh saraf otak yang sangat akurat. Pemindai yang kamu kenakan akan membantu menentukan bagian mana saja yang menyimpan memori di kepala, lantas merekonstruksi peta digital empat dimensi. Tidak ada toleransi atas kesalahan dalam operasi. Kita tidak ingin ada memori indah yang ikut terhapus, bukan?” Elijah mencoba bergurau. Sejak gadis di hadapannya masuk ke dalam ruangan lima belas menit lalu, sama seperti pasien lain, seluruh kesedihan itu terlihat pekat di wajahnya.

“Sekali kamu masuk ke ruangan ini. proses ini tidak bisa dihentikan. Seluruh cerita harus disampaikan hingga selesai, atau peta digital itu dibuat dari awal lagi. Kamu harus bercerita dengan detail. Lail. Pemindai akan mencatat reaksi saraf otak saat kamu mulai bercerita. Tidak mengapa jika kamu harus berhenti, menangis, atau berteriak marah. Kami membutuhkan semuanya. Tidak mudah menceritakannya kembali, tapi kamu harus me-lakukannya. Agar tetap fokus, aku akan membantu dengan pertanyaan-pertanyaan. Aku fasilitator, penghubung antara pasien dan bando perak. Kamu sudah siapi"

Gadis di atas sofa hijau mengangguk samar.

Hlijah menghela napas perlahan, memperbaiki posisi duduk. "Baiklah. Pertanyaan pertama, apa yang ingin kamu hapus dari memori ingatanmu. Lail?"

Ruangan itu lengang.

"Lail, kamu mendengarku?” Elijah bertanya lembut. Gadis di hadapannya masih menunduk.

Gadis itu mengangkat wajahnya, menyeka ujung matanya yang berair—dia sejak tadi menahan sesak.
“Tidak apa kalau kamu ingin menangis." Elijah menatap bersimpati, sambil mengetukkan jarinya di tablet layar sentuh. “Ini akan menjadi tangisan terakhirmu. Aku janji."

Persis ketukan jarinya diangkat, lantai di sebelah kursi kembali merekah, kali ini dari tempat yang berbeda dengan belalai robot sebelumnya. Dua jengkal dari sofa hijau, riang berbentuk bulat seperti pipa suunlas muncul. Di ketinggian lima puluh senti pipa itu berhenti naik. Atasnya yang sekarang bergerak memipih ke samping berubah bentuk menjadi meja bundar kecil dengan satu tiang. Mengesankan, sekarang ada meja di ruangan itu. Meja model itu sedang tren di kota, kapan pun dibutuhkan bisa muncul, untuk kemudian dilipat lagi dan masuk ke dalam lantai jika telah selesai.

Secara bersamaan, sebuah belalai robot juga keluar dari lubang lainnya, menggenggam kotak tisu. Perlahan kotak tisu itu diletakkan di atas meja stainless.

"Kamu mau tisu?” Elijah menunjuk kotak, mengetuk layar tabletnya. Belalai robot bergerak mundur, masuk kembali ke dalam lantai pualam.

Gadis di atas sofa hijau mengangguk, perlahan-lahan meraih sehelai tisu, menyeka hidungnya yang berair.

Satu menit lengang.

"Apa yang hendak kamu lupakan, Lail?” Elijah kembali bertanya. pertanyaan pertama.

Lail, gadis di atas sofa hijau kali ini bisa menjawabnya, meski dengan suara serak.

"Aku ingin melupakan hujan."

Melawan Tipu Daya Setan

Rasulullah bersabda: "Berjihadlah melawan orang-orang musyrik dengan hartamu, jiwamu, dan lisan-lisanmu". Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa‘i, Ahmad, al-Darimi, dengan sanad yang sangat kuat. Ibn Hibban, al-Hakim, and an-Nawawi menyatakan, bahwa hadits ini sahih. (Musa bin Ismail, Sunan Abu Dawud, (Istanbul: Kitab al-Jihad, bab. 17, 1992), 22-23).

Melalui hadits tersebut, Rasulullah menekankan pentingnya kaum Muslimin melakukan jihad secara komprehensif, dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki, baik harta, jiwa, maupun lisan. Dalam arena perjuangan, atau arena jihad, sebenarnya tiga aspek: harta, jiwa, dan lisan, saling terkait satu dengan yang lain. Peperangan fisik adalah salah satu bagian dari sebuah perjuangan yang luas dan panjang antara al-haq dan al-bathil.

Bahkan, dalam hadits lainnya, Rasulullah saw juga menekankan pentingnya jihad melawan hawa nafsu. Rasulullah bersabda: Mujahid adalah seseorang yang melakukan jihad melawan hawa nafsunya di jalan Allah.

Al-Iraqiy menyatakan, bahwa hadits ini sahih, dan diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.

Jadi, dalam arena perjuangan atau arena jihad, kaum Muslim sebenarnya diminta untuk menggabungkan seluruh kemampuan atau potensi –baik potensi jiwa, harta, maupun lisan (intelektual) dan menempatkan masing-masing pada proporsi yang sebenarnya. Kapan kekuatan fisik digunakan, kapan kemampuan intelektual, dan kapan potensi harta benda diperlukan. Semua itu harus dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah.

Semua potensi jihad itu tidak bisa digunakan jika manusia dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka, perang melawan hawa nafsu secara otomatis menjadi faktor penting dalam bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Jika kaum Muslim mampu menggabungkan semua potensi tersebut, maka dalam sejarahnya, kaum Muslim mampu tampil sebagai umat yang hebat, gemilang dan terbilang. Jika potensi itu terpecah belah dan tidak teratur dengan baik, maka kekalahan menimpa kaum Muslimin.

Sepeninggal Rasulullah, umat Islam ditinggali dua perkara, yang jika keduanya dipegang teguh, maka umat Islam tidak akan tersesat selamanya. Keduanya, yakni al-Quran dan Sunnah Rasululullah. Tapi, di samping itu, Rasulullah juga mewariskan para ulama kepada umat Islam. Ulama adalah pewaris nabi. Ulama-ulamalah yang diamanahkan untuk menjabarkan, mengaktualkan, membimbing, menerangi, dan memimpin umat dalam bidang kehidupan. Banyak ulama yang mensyaratkan kemampuan berijtihad‘ bagi kepala negara (khalifah).

Adalah ideal jika ulama dan umara sama-sama baik. Dalam sejarahnya, Islam akan cepat berkembang jika ulama dan umaranya baik. Tapi, ada fase-fase dalam sejarah, dimana salah satu dari dua pilar umat itu bobrok atau rusak. Ketika itu, keberadaan ulama yang baik lebih diperlukan. Ketika Khalifah al-Makmun memaksakan paham Muktazilah, para ulama Ahlu Sunnah melakukan perlawanan yang gigih. Umat selamat, dan lebih mengikuti ulama ketimbang umara. Di zaman penjajahan Belanda, umaranya jelas rusak. Tetapi, ulama-ulama Islam ketika itu gigih mempertahankan ad-Dinul Islam. Alhamdulillah, meskipun Belanda berusaha sekuat tenaga menghancurkan Islam, umat Islam lebih mengikuti ulamanya.

Maka, yang perlu diperhatikan dan dicermati (di samping kerusakan umara (penguasa) adalah kerusakan ulama. Lahirnya ulama-ulama yang jahil, yang korupsi ilmu agama, yang berfatwa tanpa ilmu yang memadai, yang akhlaknya rusak, yang cinta dunia, dan bahkan yang mendukung kemungkaran, dan sebagainya, adalah bencana terbesar yang dihadapi oleh umat Islam. Jika kondisi seperti ini sudah terjadi, maka umat Islam harus bersiap-siap mengalami kebangkrutan. Lebih rusak lagi jika para ulama sudah mencintai dunia, menjual agama dengan harta benda dunia, dan yang merusak ilmu-ilmu agama dengan dalih menyesuaikan Islam dengan tuntutan zaman.

Sesungguhnya, Allah telah menurunkan "Kitab" dan "Besi" sebagai sarana untuk tegaknya agama Allah. 

Download

Konsultasi Syari'ah - All About Nissa [1]

Apa keutamaan anak perempuan? Karena saya pernah dengar, katanya bisa menjadi tabir bagi orang tuanya dari neraka. Apa benar?

Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Bagian dari tabiat manusia yang rakus dunia, mereka berharap anaknya bisa membantunya untuk mendapatkan harta dunia sebanyak-banyaknya. Karena itulah, umumnya menusia lebih mengharapkan kehadiran anak laki-laki dari pada anak perempuan. Disamping biaya nafkah lebih murah, anak laki-laki juga bisa membantu sang ayah mengais rizki.

Islam mengajak manusia menuju kebahagiaan akhirat, memberikan motivasi sebaliknya. Bahwa anak perempuan selayaknya dimuliakan. Sekalipun nampaknya di dunia tidak bisa membuat kaya orang tuanya, pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak perempuan akan menjadi tabungan baginya kelak di hari kiamat.

Terdapat banyak dalil yang menunjukkan keutamaan anak perempuan. Diantaranya,

Pertama, hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha menceritakan, Suatu hari, ada seorang ibu bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu. Namun aku tidak memiliki makanan apapun selain satu buah kurma. Akupun memberikan satu kurma itu ke sang ibu. Kemudian dia membagi dua kurma itu dan memberikannya kepada anak-anaknya, sementara dia tidak memakannya. Lalu dia keluar dan pergi. Setelah itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan kejadian itu kepada beliau. Lalu beliau bersabda, Siapa yang diuji dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi tameng baginya di neraka. (HR. Ahmad 24055, Bukhari 1418, Turmudzi 1915, dan yang lainnya).

Kedua, hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya. (Muslim 2631, dan Ibnu Abi Syaibah 25439).

Ketiga, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengunggulkan anak laki-laki dari pada anak perempuan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. (HR. Abu Daud 5146, Ahmad 1957 dan didhaifkan Syuaib al-Arnauth).

Keempat, dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat. (HR. Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Kelima, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Siapa yang menafkahi dua atau tiga anak perempuan atau saudara perempuan, hingga mereka menikah atau sampai dia mati, maka aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau berisyarat dengan dua jari: telunjuk dan jari tengah. (HR. Ahmad 12498 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Demikian, Allahu a’lam.

Download

Tasawuf Dalam Belitan Iblis

"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mengisyaratkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih." (QS As-Syura:21).

Mengada-adakan syari'at yang tidak disyari'atkan oleh Allah itulah pokok permasalahan yang dikerjakan oleh orang-orang musyrik. Hanya saja perilaku musyrikin ini tidak terbatas pada kalangan orang musyrik, namun justru merambat ke mana-mana, sampai pada ummat Islam, bahkan tidak mustahil menjangkiti sebagian orang yang menyiarkan Islam, bahkan sebagian orang yang disebut kiai, ajengan, atau ulama.

Syari'at bikinan itu kadang justru digencarkan dengan aneka sarana, didukung, didanai, dan dipertahankan mati-matian. Sekadar contoh, memperingati orang mati dengan upacara pesta dan bacaan-bacaan tertentu pada waktu-waktu tertentu yakni hari ke 3, 7, 40, 100, setahun (haul), 1000 dan seterusnya; jelas tidak disyari'at­kan oleh Allah. Bahkan ada penegasan dari sahabat bahwa kumpul-kumpul (atau dengan makan-makan) setelah dikuburnya mayat itu termasuk niyahah (meratap).

'An Jarir bin Abdillah Al-Bajili qoola: "Kunnaa nu'iddul ijtimaa'a ilaa ahlil mayyiti, wa shonii'atit tho'aami ba'da dafnihi minan niyaahah."

Artinya: Diriwayatkan dari Jarir bin Abdillah Al-Bajili, ia berkata: "Kami biasa menganggap kumpul-kumpul ke keluarga mayit, dan membuat-buat makanan setelah dikuburnya mayit itu termasuk niyahah/meratap." (Musnad Al-Imam Ahmad nomor 6848)

Sedang meratap (menangis dengan menyobek kantong-kantong baju, memukul-mukul pipi dan semacamnya) itu termasuk adat jahiliyah yang dilarang dalam Islam. Namun, betapa gigihnya pembelaan sebagian orang terhadap syari'at bikinan yang terlarang itu. Pembelaan pun kadang dicari-carikan dalih dengan mengait-ngaitkan pada syari'at yang benar. Akibatnya, syari'at bikinan itu seakan menjadi syari'at betulan yang wajib dilaksanakan dan pelakunya dianggap akan mendapatkan pahala.

Secara agama maupun secara teori dunia, pandangan mereka yang mempertahankan atau sekadar membiarkan syari'at bikinan masuk pada syari'at betulan itu telah menyalahi kodrat. Betapa jelasnya kerusakan yang ditimbulkan oleh syari'at bikinan terhadap syari'at betulan.

Agar mudah difahami, syari'at bikinan dimisalkan tumor, sedang syari'at betulan dimisalkan tubuh asli. (Permisalan ini hanya untuk memudahkan pemahaman, dan tidak bermakusd meremehkan syari'at). Tumor ataupun daging lebih yang tumbuh di tubuh adalah bukan bagian dari tubuh. Dia adalah tambahan (bikinan kuman). Ketika anggota tubuh menjadi besar akibat tumbuhnya tumor itu otomatis tubuh terganggu. Kalau tumor itu ganas maka akan menga­kibatkan aneka macam gangguan, bahkan mematikan. Kalau toh tidak ganas, maka tetap akan mengganggu. Maka pemikiran yang benar pasti akan mengatakan, tumor itu wajib dioperasi, dibuang seakar-akarnya. Dan akan disebut tidak waras bila orang berteori bahwa tumor itu wajib dipelihara, dengan alasan karena ada hubungannya dengan pembuluh darah dan organ tubuh, maka menguatkan tubuh. Atau berdalih, dengan besarnya tumor maka akan membesarkan tubuh, dan menguatkan tubuh. Pantaskah alasan semacam ini dikemukakan?

Jawabnya, sama sekali tidak pantas. Orang yang mengatakan bahwa Islam lebih tampak syi`arnya, lebih pas dengan budaya setempat, dan lebih merasuk ke masyarakat dengan adanya bid`ah yang mereka sebut hasanah (padahal sebenarnya syari`at bikinan dan dilarang Allah); itu lebih buruk ketimbang orang yang berpen­dapat bahwa tumor itu akan menguatkan tubuh dan memperindah tubuh.

Meskipun permasalahan ini telah jelas, namun tidak mesti apa yang jelas itu ditempuh orang. Justru jalan yang gelap, becek, berbahaya dan bau, sering menjadi jalan dan ruang gerak bagi tikus-tikus got, kecoa, ular, cacing, lalat dan binatang jorok lainnya. Itulah kenyataan. Demikian pula, syari'at yang jelas telah disampaikan oleh Nabi Muhammad dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul, dan dijelaskan oleh para sahabat, tabi'ien, dan tabi'it tabi'in (generasi pertama, kedua, dan ketiga pada awal Islam yang dikenal dengan as-salafus shalih), kita tinggal mengikutinya, namun jalan yang terang itu justru tak dilalui oleh sebagian orang. Mereka pilih jalan-jalan tikus dan kecoa yang bau, becek, gelap, dan sempit serta pengap.

Segala penyimpangan yang tak sesuai dengan syari'at yang benar adalah jalan gelap. Dan arahnya ke nereka. Sedang syari'at Allah adalah jalan terang, bersih, dan lurus, yang tujuannya adalah surga.

Download

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger