Laporkan Jika Ada Link Mati!

Ada Seseorang Di Kepalaku...

Cerpen favorit saya sekaligus yang paling inovatif dari ketiga belas cerpen dalam buku ini menurut saya adalah cerpen “Matinya Pengarang Tersantun di Dunia”. Cerpen ini menceritakan persekongkolan antara tokoh wanita dan pria untuk membunuh pengarang yang menciptakan mereka. Jadi seolah-olah tokoh2 fiktif itu ‘hidup’ untuk membunuh si pengarang.

Cerpen-cerpen lainnya tak kalah menariknya. Menurut saya, cerpen-cerpen dalam buku ini menggambarkan Akmal sebagai wartawan. Umumnya cerpen-cerpennya diangkat dari berbagai fakta, misalnya cerpen “Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku”, akan mengingatkan kita akan kejadian di Bandung dimana seorang ibu membunuh ketiga anaknya. Pada cerpen “Dilarang Bercanda Dengan Kenangan” setting ceritanya berkisar pada saat kunjungan seorang milyuner ke Aceh dan flash back ke masa meninggalnya Lady Di Paris. Peristiwa Bom Bali juga mengilhami Akmal untuk membuat cerpen “Prolog Kematian”. Bahkan kematian pesohor TV Steve Irwin oleh cambukan ekor ikan pari-pun disinggung dalam cerpen "Seekor Hiu di Cangkir Kopi”. Dan fakta yang paling gress adalah peristiwa lumpur panas Lapindo yang menjadi latar cerpen “Lebaran Penghabisan”.

Akmal juga saya lihat menyelipkan kritik-krtitik sosial pada beberapa cerpennya, misalnya pada cerpen “Lebaran Penghabisan” budaya open house yang kerap dilakukan oleh para pejabat saat hari Raya Idul Fitri kini dijadikan alat untuk menjilat atasan : “..karena pada hari itulah manusia saling bersilaturahmi dan saling memaafkan tanpa latar belakang sosial atau jabatan…Namun open house mengubah semuanya, bahkan sampai ke kampung-kampung. Siapa yang bisa menjamin bawahan yang datang ke rumah atasannya pada saat lebaran itu benar-benar murni bersilaturahmi dan bukan soal kondite?”. Lalu pada cerpen “Seekor Hiu di Cangkir Kopi”, disinggung pula realita kematian TKI di luar negeri yang sering luput dari perhatian dan terkesan ‘biasa’ dimata pemerintah kita. Dengan cerdas Akmal membandingkannya dengan Presiden Gloria Arroyo dari Filipina yang mempertaruhkan jabatannya untuk membebaskan seorang supir truk yang disandera kelompok bersenjata. (hal 207).

Selain itu ada juga cerpen yang kocak “Boyon” yang menceritakan seseorang yang diberi nama oleh ayahnya dengan Boyon karena ia lahir setelah ayahnya menonton film James Bond, karena namanya tak jamak maka Boyon sering diolok-olok oleh teman-temannya hingga akhirnya ia beberapa kali mengganti namanya. Namun kelak olok-olokan teman-temannya inilah yang akan mengantarnya pada kesuksesan.

Bagi saya seluruh cerpen dalam buku ini bisa dibilang menarik. Setting ceritanya menyebar mulai dari Aceh, Ambon hingga ke London. Kalimat-kalimatnya enak dibaca, kadang lugas dan sederhana tanpa metafora, namun ada juga yang menggunakan metafora-metafora indah. Semua tersaji dengan pas dan tidak berlebih-lebihan. Pengggalan-penggalan fakta dalam tiap cerpennya membuat kisah-kisahnya terasa dekat karena peristiwa2 yang diangkat sebagai latar cerpen merupakan bagian dari berita sehari-hari yang kerap kita baca dalam media cetak ataupun TV. Apalagi kalau kita lihat proses pembuatan cerpen-cerpennya dibuat di tahun 2006 (hanya satu yang dibuat pada tahun 2005)

Ada Seseorang




Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger