Laporkan Jika Ada Link Mati!

Sepasang Mata Iblis

"Demi setan laknat di atas langit dan di bawah bumi," makinya "Biarkan aku hidup setelah mati!"

Ia tersenyum sendiri. Yah. Lucu juga kedengaran di telinganya. Hidup setelah mati. Puisi mana lagi yang terlebih indah dari itu, yang pernah diucapkan oleh penyair-penyair terkemuka di seantero jagat ini? Betul! Betul! Indah sekali bunyinya. Demikian indah, sehingga berulang-ulang ia mengucapkan caci makinya yang lama kelamaan terdengar seperti sebuah lagu mars yang penuh semangat:

"Demi setan laknat di atas langit dan di bawah bumi!"

Lalu...

"Biarkan aku hidup setelah mati!"

"Betul sekali," ia tersenyum lagi, lantas bergumam, "Aku akan hidup setelah mati. Dan orang-orang terkutuk ini...".

Orang-orang terkutuk itu serempak bak dikomando berseru, "Berhenti, bung!"

Kekompakan suara yang tidak dikompromikan lebih dahulu itu, rupanya juga sangat lucu dan indah bagi mereka, sehingga ke tiga orang itu saling pandang memandang, kemudian tertawa bergelak. Tetapi, alangkah berkilat-kilat mata sebilah pedang panjang, sebilah sangkur pembunuh yang dicabut perlahan-lahan dari sarungnya. Demikian pelahan, tampak jelas disengaja. Agar orang yang kelak menerima tetakan sangkur pembunuh itu, dan yang sebenar-benarnyalah tanpa sengaja, telah membalikkan tubuh untuk menghadang ketiga orang algojo-algojonya dapat melihat dengan jelas.

Tetapi si empunya pedang menjadi kecewa. Karena dari sepasang mata calon korbannya, tidak tampak rasa ketakutan, apalagi warna kengerian. Sepasang mata itu memandang dengan tabah, tetapi tajam dan bersinar-sinar. Sepasang mata yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Sinarnya melebihi sinar mata pedang, menembus kegelapan malam yang menghantu, menembus tabir angin topan, membabat putus derai air hujan, menghunjam langsung ke batok kepala.

"Iblis!" ucap orang yang memegang pedang. "Aku bisa melihat iblis di matamu!"

Lalu pada kedua orang temannya ia berteriak lantang, "Kau lihatlah matanya! Kalian lihatlah! Kita benar. Orang ini memang anak setan. Iblis laknat dalam jiwa leluhurnya, telah menitis dalam dirinya. Ia pantas untuk menerima hukumannya. Dan berbanggalah bahwa kita telah mendapat kehormatan untuk melaksanakan hukuman itu...."

Download


Share this article :

+ komentar + 1 komentar

2 Januari 2018 pukul 04.34

Kami Keluarga Besar Staff & Management
Mengucapkan

Selamat merayakan Hari tahun baru 🎉 Semoga Damai selalu menyertai kita semua.

Happy New Year" 2018

Jangan lupa bergabung bersama permainan kartu online hanya di MGMpoker 88
Bbm D88FDB2E
raja poker

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger