Laporkan Jika Ada Link Mati!
Koleksi Buku

100 Pesan Rasulullah Kepada Wanita

Penuntun Akhlak dan Ibadah, Ebook Gratis ini adalah hasil terjemahan kedalam bahasa indonesia oleh M. Khoiron Durori dari Buku aslinya yang berjudul Riyadh Al-Shalihat, Quthuf Tarbawiyyah min Bustan Al-Nubuwwah karya dari Badwi Mahmud Al-Syaikh, berikut ini adalah Hadits penggalan dari bab pertama Ebook Agama Islam ini

Dari Ummu Salamah : Aku bertanya kepada Rasullulah Saw, "Mengapa kami kaum perempuan tidak disebutkan (keutamaannya) dalam Al-Quran sebagaimana kaum laki-laki?" Rasulullah Saw. tidak segera menjawab.

Namun, pada waktu yang lain, kulihat beliau berdiri diatas mimbar. Ketika itu, aku sedang menyisir rambut. Setelah selesai menggulung rambut, aku masuk kesalah satu kamar dirumahku. kupasang pendengaranku didekat atap masjid yang ketika itu masih terbuat dari pelepah kurma, dan posisinya dekat dengan mimbar masjid.

Aku mendengar Nabi Saw. bersabda, "Wahai manusia, Sesungguhnya Allah Swt. berfirman dalam Kitab-nya, Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang memeluk Islam, laki-laki dan perempuan yang beriman, laki-laki dan perempuan yang taat (kepada Allah), laki-laki dan perempuan yang (berbuat) benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatan, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, bagi mereka, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar (QS Al-Ahzab [33]: 35)." (HR Ahmad, Al-Nasa'i, dan Al-Hakim yang menilainya sahih berdasarkan kriteria Al-bukhari dan Muslim.).....
 
https://www.mediafire.com/file/hy2g615fw7bkobl/100%20pesan%20nabi%20untuk%20wanita%20salihah.rar


Bukan Karena Aku Tidak Mencinta



NIESYE bagaimana, kalau tante piara kucing ini? Tante akan bawa dia ke dokter," kata nyonya Benyamin. Niesye tidak menjawab. Kucing dia peluk erat-erat. Dia tidak mau dipisahkan dari cintanya.

"Niesye, sama tante Benyamin pus tentu akan sembuh! Kita di sini tidak boleh memeliharanya, Niesye! Tante Laura tahu, Niesye sayang sama pus. Dan Niesye tidak mau pus menderita, bukan?" kata Laura membelai Niesye.

Niesye lebih erat lagi memeluk anak kucing. Pus mengeong, menyandarkan badannya pada dada Niesye. Butir-butir airmata sekali lagi membasahi pipinya. Niesye memeluk anak kucing itu dengan semua kasih sayang yang dapat dia berikan pada seseorang. Sudah bertahun-tahun, ia merindukan cinta, la merindukan mencintai, sekalian dicintai! Cinta yang dia rasakan begitu tulus, sehingga ini membuat dia menderita. Menyadari bahwa justru karena dia mencintai, dia harus membiarkan anak kucing pergi, maka semakin menjadi-jadi tangisnya. Begitu sakit rasanya mencintai. Cinta  yang dia rasakan begitu murni, dan membara tapi pada saat yang bersamaan dia juga tahu bahwa tidak mungkin dia memiliki apa yang dia cintai ini.

Niesye sadar, tidak mungkin dia mementingkan keingin annya untuk memiliki. Dia menginsyafi juga, bahwa men-cintai tidak selalu harus memiliki. Dia tahu, bagaimanapun dia ingin agar , bisa selalu bersama cintanya ini, tapi tidak ada tempat bagi anak kucing di rumah yatim. Entah bagaimana, pada saat yang bersamaan, dia seperti melihat bayangan seorang wanita meletakkan anak bayi di muka rumah yatim piatu. Niesye lalu teringat pada sehelai kain batik dan sebuah gelang. Pelan-pelan1’ dia melangkah mendekati nyonya Benyamin.

Niesye kini mengerti, bahwa cinta saja tidak cukup un memungkinkan dia dapat memiliki anak kucing. Dia meninggalkan Niesye dan Laura yang lama mengikutinya dengan pandangan dari belakang. Masih sekali Nyonya Benyamin menoleh, melambaikan tangan dan berjanji dalam hati untuk menjaga serta memelihara anak kucing dengan baik. Dia langsung membawa anak kucing pada tetangganya seorang dokter hewan dan ternyata kucing itu hanya lapar saja. Nyonya Benyamin masih belum mau pulang.

"Terus saja, jangan dulu pulang."

Supir bertanya-tanya dalam hatinya, "Mengapa nyonya begini tingkahnya?"

"Kemana, nya?, tanya supir pak Yono, melihat nyonyanya yang termenung, tidak memberi perintah lebih lanjut.

“Ke blok M saja," kata nyonya Benyamin yang enggan pulang ke rumahnya.

sudah meninggalkan Laura dan Niesye, ada rasa sepi dan dalam dirinya. Cuaca mendung, membuat hatinya lebih menjerit. Di rumahnya kini hanya ada suaminya. Kebahagiaan Vyang dia rasakan pada pesta pernikahan Anneke, seakan akan ikut pergi bersama Anneke.

Adrian sudah ke Bandung, begitu juga adik-adik .mereka Natasha dan Ari untuk berlibur. Dia merasa begitu sendiri. Mula-mula, apabila berkumpul dengan anak-anak, ada kegembiraan dalam dirinya. Tapi akhir akhir ini dia merasa terasing. Seperti hari itu sebelum anak-anaknya ke Bandung. Nampak Ferry dan Adrian mengobrol dengan suaminya, lalu _ tertawa terbahak-bahak. Katanya, "Ada apa tokh, kalian tertawa seperti ada yang lucu?"

Beberapa kali dia bertanya tapi mereka sibuk tidak memperhatikannya. Akhirnya suaminya mengatakan, "Ini omongan lelaki sayang, bukan sesuatu untukmu."

Begitu juga sebelum berangkat ke Bali, pesan Anneke padanya, "Mam, jangan terlalu memanjakan Ari, papa benar juga, mama terlalu memanjakan dia dan itu tidak baik."

Dalam perjalanan ke blok M, dia berpikir, "Akhirnya anak-anakku adalah pantulan dari pribadi suamiku, aku yang salah."

Dia lantas melirik pada anak kucing yang berada di dekatnya. Tangannya secara otomatis membelai anak kucing. Terlintas; pada pikirannya untuk meminta Niesye tinggal bersamanya. Terasa anak kucing mendekapkan badannya pada nyonya Benyamin.

Sesaat ada kehangatan di hatinya, yang tadinya terasa kosong. Cintanya terbalas dengan cara yang sederhana, ketika anak kucing lebih mendekapkan tubuhnya padanya. Dan ini membuat dia terharu, dan menimbulkan kebahagia-an dalam dirinya.

Ada keinginan padanya untuk mempunyai anak lagi. Dia merasa seakan sudah tidak dibutuhkan lagi.

Dalam mencintai dia ingin dibutuhkan. Dia lalu teringat pada suaminya. Dia yakin suaminya mencintainya, tapi tidak terlalu „ membutuhkannya. Dalam banyak hal suaminya dapat berdiri sendiri. Seperti seringkali dikatakan tuan Benyamin, "Sarah, aku tidak membutuhkan siapa-siapa. Kau tidak perlu melakukan apa pun, cukup mengurus dirimu, dan aku mau supaya engkau selalu terawat dan selalu cantik."

Bukan Aku Tak Mnecinta

Catatan Hati Seorang Isteri


Ya, saya pernah mendengar kisah dari guru mengaji saya maupun beberapa teman, tentang trend menikah di mana ikhwan memutuskan tidak melihat calon istri. Pernikahan dengan guru ngaji sebagai perantara. Sama seperti mediator yang kadang dibutuhkan dalam perjodohan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu.

Umumnya mereka diberikan foto, jadi bisa memiliki gambaran tentang wajah calon istri. Tetapi ada juga yang bercerita, bahwa kebalikan dari situasi muslimah yang kerap tidak punya banyak pilihan hingga laki-laki yang kemudian melamar adalah satu-satunya calon yang muncul, para ikhwan justru seringkah mendapatkan banyak penawaran pada detik mereka memutuskan akan menikah.

Penawaran dan banyak alternatif foto, yang kemudian membuat sebagian aktifis muda itu mungkin agak sungkan, seperti teman di hadapan saya yang lalu berusaha 'ikhlas'.

Saya pernah mendengar cerita bagaimana beberapa ikhwan membalikkan atau menutup foto-foto muslimah yang disodorkan kepada mereka, untuk kemudian menunjuk salah satu, tanpa melihat lebih dulu. Awalnya, cerita ini membuat saya salut, sungguh. Menikah tanpa melihat wajah dan fisik.Sesuatu yang makin langka, di jaman sekarang.

"Jadi saya baru melihatnya ketika kami di pelaminan," lelaki itu menyambung kalimatnya dengan nada murung,

"betapa kagetnya saya... karena perempuan itu sama sekali tidak cantik!"

Tidak cantik dan karenanya tidak bisa mencintai?

Tapi mereka sudah dikaruniai empat orang anak, bagaimana mungkin? Mudah-mudahan saya tidak subjektif ketika menilai raut istrinya yang di mata saya tergolong manis.

Sungguh perkataannya membuat saya seketika ingin protes.

Lihat Rasulullah yang bersedia menikahi perempuan yang 25 tahun lebih tua darinya, bahkan ada yang lebih tua lagi dari itu!

Lihat para sahabiyah... perempuan yang menerima pinangan Bilal Bin Pabah!

Tetapi saya pun mengerti, betapa berlikunya jalan menuju keikhlasan. Betapa berat menjaga suasana hati yang sudah terkondisi agar tidak terkotori. Karenanya, saya tetap menghormati sikap si teman yang tidak melarikan diri, dan tetap berusaha menjadi ayah yang bertanggung jawab bagi anak-anaknya. Dan tentu saja siapapun tidak boleh dan tidak berhak menghakimi. Meski jika dibenarkan, ingin sekali saya meninjunya.
 
Download

Catatan Hati Seorang Isteri

A Thousand Splendid Suns



A Thousand Splendid Suns berkisah tentang dua perempuan yang mengalami penderitaan akibat peperangan dan pernikahan yang dipaksakan. Sama seperti The Kite Runner, novel kedua Khaled Hosseini ini masih mengambil latar belakang peperangan yang terjadi di Afghanistan.

Tokoh pertama, bernama Mariam. Ia adalah seorang harami – hasil dari hubungan gelap Nana dan Jalil. Jalil, adalah seorang pengusaha dan sudah mempunyai tiga istri. Sedangkan Nana, adalah pelayan di rumah Jalil. Untuk menyembunyikan aib ini, Jalil ‘memindahkan’ Nana ke sebuah rumah yang terpencil dan jauh dari kota. Bertahun-tahun, secara teratur Jalil mengunjungi kolba Nana dan Mariam setiap hari Kamis. Di hari Kamis itu, Mariam akan mendengar cerita-cerita indah ayahnya, dan setelah itu pula, Nana akan memutarbalikkan semua kata-kata Jalil, dan selalu berkata bahwa Jalil tidak akan pernah mengakui Mariam sebagai anaknya.

Menjelang ulang tahunnya yang ketiga belas, Mariam meminta hadiah istimewa dari Jalil, tapi ternyata di hari yang dinanti itu, Jalil tidak kunjung datang, dan membuat Mariam nekat pergi ke Herat, ke rumah mewah Jalil, di mana ia sama sekali tidak diterima. Kepergian Mariam ke rumah Jalil justru membawa petaka. Nana bunuh diri dan meninggalkan Mariam seorang diri.

Jalil terpaksa membawa Mariam ke rumahnya. Buntutnya, Mariam dipaksa menikah dengan pria yang usianya jauh lebih tua, Rasheed dan dibawa pindah ke kota Kabul. Pernikahan membawa penderitaan baru bagi Mariam, terlebih ketika ia mengalami keguguran dan membuat Rasheed mulai kasar padanya.

A Thousand Splendid Sun

Apartemen Yacoubian



Apartemen Yacoubian adalah novel yang hingga kini menjadi buku laris di Mesir dan sempat menggemparkan karena keterbuakaan dalam mengungkap kebobrokan sosial politik dan seksualitas di negeri ini. Novel yang telah terjual ratusan ribu eksemplar ini difilmkan apada 2006 dan diputar di berbagai fesival fil internasional terkemuka termasuk di Berlin (Jerman) dan Cannes (Perancis). Novel ini juga telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.

Novel arab modern yang laris ini mengungkap liku-liku kisah cinta beragam anak manusia dan gebalau situasi sosial politik sebuah negara berkembang dengan segala persoalannya yang memotret Mesir masa kini, tapi sesungguhnya juga mencerminkan apa yang sedang terjadi di negeri kita sendiri.

Kecamuk segala sisi kehidupan manusia diwakili beragam manusia yang menghuni apartemen yacobian, sebuah bangunan yang pernah manjadi salahsatu gedung termegah di Kairo: lelaki playboy yang kesepian di masa tua, wanita muda penuh gairah yang terpaksa menjual kehormatannya demi menafkahi ibu dan adik-adknya, mahasiswa miskin yang trebujuk gerakan Islam radikal, politisi korup yang suka mengutip Alquran seenaknya demi membenarkan setiap tindakannya, janda cantik yang merelakan diri menjadi istri simpanan, dan seorang redaktur koran terkemuka yang jatuh cinta sesama jenis kepada seorang tentara miskin.

Aneka corak kehidupan tersebut berujung pada akhir yang mengejutkan dalam buku ini. Dituturkan dengan bahasa yang lincah dan sederhana, novel ini merupakan sebuah jendela untuk memahami cinta dan pengorbanan dalam dunia urban modern.

Apartemen Yacoubian

Ketika Cinta Bertasbih 2



Seorang pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga, dia lah Abdullah Khairul Azzam, seorang  pemuda tampan dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Bukan itu saja, Azzam juga seorang yang cerdas dan taat terhadap tuntunan agama.  Atas usahanya yang gigih, dia berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Universitas Al Azhar Mesir setelah dia tamat Aliyah di desanya.

Azzam mulai menjalani hidupnya di Negara Mesir. Baru setahun tinggal di Kairo Azzam telah menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna). Tetapi dibalik berita bahagia itu Azzam mendapat berita buruk, ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam menjadi tulang punggung keluarga. Dan mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, mengingat adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam memasak, Azzam menjadi populer dan dekat dengan kalangan staf KBRI di Cairo. Telah sembilan tahun lamanya Azzam menempuh pendidikan, dia belum juga lulus. Itu dikarenakan Azzam terlalu sibuk untuk membuat tempe dan bakso.

Karena Azzam sering mendapat job di KBRI, kemudian dia bertemu dengan Puteri Duta Besar. Gadis itu bernama Eliana Pramesti Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Perancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo. Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan mahasiswa karena kecantikannya. Ia bahkan pernah diminta main di salah satu film produksi Hollywood, juga untuk Film layar lebar dan Sinetron di Jakarta.

Ketika Cinta Bertasbih 2
 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger