Laporkan Jika Ada Link Mati!

Dendam Roh Jejaden

Judul : Dendam Roh Jejaden
Penulis : Abdullah Harahap
Genre : Horor
Format E-Book : Digibook (exe) dan APK

Setelah menghabiskan empat botol bier dan setengah bungkus rokok, barulah ia mulai merasa mengantuk. Tetapi perutnya terlalu sesak, kebanyakan minum, ia membuka tali pinggang dan melemparkan seenaknya saja, sehingga tidak menyangkut di gantungan akan tetapi jatuh dengan suara berisik ke lantai, tak jauh dari kaki tempat tidur. Demikian juga sepatunya, ia biarkan berserak di pojok kamar. Barulah kemudian, ia merasa lega dan tenteram ketika mengatupkan mata, dan berbaring dengan diam.

Entah berapa lama ia tertidur, Lukman tidak tahu. Mungkin satu jam, dua, atau tiga, mungkin hanya beberapa menit, ia terbangun oleh suara angin ribut yang mengguruh menghantam pepohonan di luar rumah, dan membuat tirai jendela berkibar-kibar. Ternyata salah satu daun jendela terbuka. Angin dingin menerobos ke dalam kamar, membuat tubuhnya bagaikan dingin membeku, ia bergerak dari bawah selimut, dengan maksud akan turun lalu menutupkan jendela yang terbuka itu. Tetapi kakinya baru saja menyentuh lantai, ketika ia lihat sesuatu bergerak, hanya setengah meter dari jari-jari kakinya. Sesuatu yang berwarna gelap, berkilat-kilat oleh lendir, dan berbau busuk.
Ular!

Ia tertegun, dengan tubuh seketika menjadi kaku. Matanya melotot, terbelalak ketakutan melihat bagaimana mahluk melata itu menjalar perlahan, semakin dekat dan semakin besar, kemudian ia melihat bentuk yang nyata dari seekor ular python.... Nafasnya terhenti ketika ular itu melingkar, dengan bagian leher terangkat ke udara, dan dari kepalanya yang lancip, tampak sepasang mata kecil berwarna hijau kemerah-merahan. Lidah yang lebih merah lagi, menjulur ke luar masuk lewat moncongnya yang membentuk garis oval, berusaha mencapai paha Lukman yang beku oleh ketakutan.

Bagaimana ular itu bisa berada di sini? Apakah.....

Tiba-tiba, kepala yang lancip itu meledak, dengan bunyi berdetuk yang dahsyat. Seolah dilanda sebutir peluru yang dengan kejam meretakkan tengkoraknya yang lunak. Darah memercik kian kemari, sebagian membercaki lantai, semakin menyembur ke wajah Lukman. Ia terpekik kaget. Pekikan itu membuat ia tersadar dari kebekuannya yang penuh kegilaan. Tangannya mulai bergerak ke depan, bersamaan dengan saat kepala yang lancip, pecah dan bergelimang darah itu menyambar ke arah lehernya.
"Tidaaaakkk!" Lukman menjerit lengking, ia berusaha menepiskan benda yang menyerang ke lehernya itu sekuat tenaga. Akan tetapi sisik-sisik tebal, kasar, dingin dan berbau busuk telah membelit lengannya, kemudian mencapai lehernya, mulai melingkar

"Tidaak.... Kau sudah mati. Sudah matiiii!" Lukman hampir menangis, dan berusaha melawan belitan yang kian mencekik di leher. Tetapi dengan buasnya mahluk itu terus mempererat lingkaran tubuhnya yang besar dan hitam berkilauan, menjepit batang leher Lukman, menekan pernapasannya sampai dengus-dengus terakhir.

Download FOr PC 

Download Andro

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger