Laporkan Jika Ada Link Mati!

Tentara Langit Di Karbala

Ketika Imam Ali terbaring sakit, mendekati ajal yang siap menjemputnya akibat pukulan telak dari pembunuh yang berlumuran dosa, sebagian sahabat memintanya agar dia bersedia menentukan pengganti dari putra-putra dan keluarganya seteleh dia wafat. Namun, Imam Ali menolak dan menganjurkan mereka untuk memilih sendiri seseorang yang mereka sukai dan ridhai.

Memang, Imam Ali tidak pernah berwasiat kepada salah satu pun anak-anaknya untuk menjadi khalifah, tetapi di sana ada wasiat lain yang menyibukkan jiwanya. Dia menyimpannya untuk anak-anaknya tersebut. Imam Ali memanggil Hasan dan Husain kepadanya, dan berkata,

“Aku berwasiat kepada kalian berdua untuk bertakwa kepada Allah. Janganlah kalian mencari dunia, meskipun ia mencari kalian Janganlah bersedih terhadap dunia yang hilang dan kalian. Berbuatlah kebaikan. Jadilah kalian musuh orang yang zalim dan penolong bagi orang yang dizalimi.”

Sungguh, kata-kata yang pantas bagi pemiliknya dan wasiat yang tepat bagi pemberinya.

***

Orang-orang berkumpul di sekelilingnya. Pandangan dan hati mereka tertuju kepada satu sosok yang didambakan untuk menjadi khalifah pengganti. Mereka pun menggelar sumpah untuk memberikan baiat kepadanya.

Dia adalah lelaki mulia, Hasan ibn Ali, putra tertua Imam Ali.

Hasan pun menerima baiat setelah prosesi acara shalat jenazah dan pemakaman ayahnya.
Hasan menerimanya dengan penuh keterpaksaan karena mereka tidak memberikan hak kepadanya untuk memilih, dan tidak menerima alasan apa pun untuk menolak. Dengan cepat, Qais ibn Sa’ad bin Ubadah, pahlawan Anshar dan Islam berdiri memberikan baiat untuk dirinya. Lalu diikuti oleh khalayak ramai dan golongan-golongan yang berdatangan.

Kondisi masih belum aman untuk Hasan dan kondisi pada saat itu sangat jauh dan ketenangan dan ketenteraman.

Kabut hitam yang menyelimuti, membuatnya harus menerima baiat. Kekhalifahan adalah pengorbanan besar diantara sekian pengorbanan yang dilakukannya. Namun, ada sesuatu yang disembunyikan, hingga buat Hasan merasa sangat berat untuk menerima kekhalifahan ini.

Hal itu adalah kecintaan Hasan yang sangat mendalam terhadap perdamaian, dan ramalan Rasulullah kepadanya ketika masih kecil. Yaitu pada suatu hari nanti Allah akan menghentikan penumpahan darah umat Islam dikarenakan oleh dirinya. Sahabat-sahabat Rasulullah masih teringat jelas hari itu, ketika Rasul menaiki mimbar ditemani Hasan, cucunya yang masih kecil, yang berjalan tertatih-tatih. Rasulullah menggendongnya dan mendudukkannya di sampingnya kemudian berkata,

“Cucuku ini adalah seorang kesatria. Dengan dirinya, mungkin Allah akan mendamaikan dua golongan umat Islam yang sedang berseteru.”

Sekarang, datanglah waktunya, waktu yang tepat untuk menunjukkan kebenaran ramalan ini.

Sekarang, marilah kita lihat Amirul Mukminin, Hasan ibn Ali, ketika menyikapi masalah dengan dua pertimbangan:

Tentara Langit

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

17 April 2019 pukul 11.06

Terimakasih semoga bermanfaat. Jazaakumullahu khaira

2 September 2020 pukul 22.16

Bg. Bisa kirim ke wa saya. Gk bisa di donwload

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger