Laporkan Jika Ada Link Mati!

Sang Penebus

Judul : Sang Penebus
Penulis : Wally Lamb
Alih Bahasa : Esti A. Budihapsari
Tebal : 951 hlm.
Cet. : I, November 2007
Penerbit : Qanita, Bandung

Wally Lamb melakukannya lagi untuk kita. Sebelumnya, tahun 1992, dengan novel yang berjudul She’s Come Undone, Wally Lamb memenangkan hati pembacanya dengan kisahnya yang sangat menyentuh dan emosional. Narasi yang kuat, karakter tokoh yang memukau dan menyentuh hati setiap pembaca, novel She’s Come Undone dinobatkan sebagai Book of the Year tahun 1992 oleh beberapa media massa di Amerika.

Bagi yang pernah membaca novel tersebut pasti tak pernah melupakan tokoh Dolores Price yang sedang duduk di depan televisi sambil makan kentang goreng. Dia bukan pecandu makanan. Dia putus asa dengan dirinya, dia bingung menghadapai hidupnya yang penuh masalah. Dia telah membuat suatu kesalahan. Kadang, dia belajar dari kesalahan itu, terkadang dia melupakannya sama sekali. Tapi kita selalu simpati atas usaha-usaha yang dilakukannya. Sungguh menakjubkan, Wally Lamb yang merupakan seorang laki-laki mampu menulis dengan sangat detail dan menyentuh tentang apa yang ada dalam hati dan kepala seorang perempuan. Lamb mampu melakukannya dengan sangat baik.

Ya, Wally Lamb mempersembahkan hadiah lagi kepada pembaca. Novel “Sang Penebus” yang berjudul Asli I Know This Much is True ini bukan sekedar novel, melainkan juga pengalaman dan pelajaran hidup. Inilah karakter yang membuat kita terdiam begitu selesai membaca novelnya. Wally Lamb merupakan di antara beberapa penulis yang mampu membuat narasi di atas 900 halaman tanpa membuat jenuh pembacanya. Bahkan setelah 900 halaman, pembaca tetap tidak ingin meninggalkan dunia yang telah diciptakannya untuk kita atau oleh tokoh-tokoh rekaan yang hidup disana.

Novel Sang Penebus ini berat. Ya, berat memulainya dan sangat berat pula melepaskannya. Layaknya emosi-emosi James Patterson yang selalu menarik terus pembacanya tanpa mau melepaskannya.

Novelis besar berleher merah dan pemenang nobel sastra tahun 1949 dari Mississippi, William Faulkner, pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah benar-benar menulis cerita, dia hanya mengikuti karakter-karakter tokohnya dalam menulis novel. Hasilnya, setiap cerita berkembang sangat memikat, tak terduga, dan menggetarkan. Wally Lamb melakukan hal yang sama terhadap novelnya. Karakter menjadi kendaraannya dalam bercerita, bukan plot ataupun alur. Dan terbukti, karakter tokoh Lamb begitu hidup dan dekat, kadang membuat kita tertawa, menangis, marah, simpati, merasa kehilangan, dan terharu.

Lamb membuka kisahnya dengan tindakan Thomas yang mengerikan, yakni memotong tangan kanannya dan mengumumkannya sebagai pengorbanan atas nama Tuhan. Sebuah sikap pengorbanan dan kekecewaan atas ketimpangan hidup yang terlalu kompleks. Thomas adalah saudara kembar dari Dominick Birdsey. Thomas dan Dominick adalah saudara kembar yang lahir di tahun yang berbeda. Yang satu di menit-menit akhir tahun 1949, dan satunya lagi di menit-menit awal tahun 1950. Yang satu tampak kuat, melindungi, sekaligus menakutkan, yaitu Dominick. Dan satu lagi tampak lemah, manis, namun mulia, yaitu Thomas.

Hidup bersama ibu kandung dan ayah tirinya, Dominick selalu kuat dalam menghadapi hidup termasuk kekejaman sang ayah tiri. Dominick menghadapi banyak rintangan untuk mendapatkan kebahagiaan. Dia tak pernah tahu siapa ayahnya yang sebenarnya, keluarganya tak berfungsi dengan baik, perkawinannya dengan perempuan cantik yang selalu dicintainya bernama Dessa menjadi kacau dan hancur. Bagaimanapun, penderitaan itu semakin lengkap dengan sebuah kenyataan bahwa saudara kembarnya, Thomas, menderita Schizophrenia.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger