Laporkan Jika Ada Link Mati!

Tidak Hilang Sebuah Nama

Novel ini menurut Mimin : Awalnya mengalir sederhana, kemudian sadis dan diluar batas kewajaran. Penulisnya cukup pintar dengan mengambil setting di Australia, sebab kalau mengambil setting di Indonesia akan terkesan aneh hehe....

Keseluruhan ceritanya cukup menarik meski banyak janggalnya, tapi yah namanya juga cerita, kalo gak dibikin jangggal pasti gak seru. So, nikmatin aja!

Sedikit Nukilan

la sudah membaca belasan, bahkan hampir puluhan buku. Setengah yakin, namun ia juga terkadang tergelitik untuk mencari celah-celah kesalahannya. Tapi mengapa ajaran Islam sangat meyakinkan baginya? Hingga dadanya seperti dipukuli gada raksasa. Telinganya berdengung. Mungkin ini rasanya bila orang baru saja menemukan kebenaran.

"Aku ingin masuk Islam...," ucap Olive, sembari menggigit bibirnya.

Fateema tersenyum. "Alhamdulillah".

Olive sedikit menolak rengkuhan Fateema. "Tapi aku belum siap memakai kerudung. Bolehkah?"

Fateema diam sebentar.

"Tidak boleh, ya?"

"Apakah kamu yakin dengan keputusanmu itu? Masuk agama Islam dan menjalankan segala syariatnya?"

"Tentu..., tapi...," Olive menggigit bibirnya lagi, "akankah aku memakai kerudung saat aku belum benar- benar siap? Dan ketakutanku adalah aku akan setengah hati melakukannya. Setengah hati, berarti aku tidak sepenuhnya rela. Dan tanpa kerelaan, apa pun yang kulakukan akan menjadi cepat hilang."

Fateema tahu apa inti dari perkataan Olive. Kemudian ia teringat banyak pula temannya yang memakai kerudung, tetapi tidak mematuhi syariat tata cara berkerudung yang sebenarnya. Dan jika ketakutan Olive seperti itu, bukankah itu berarti Olive mempunyai semacam kecemasan bila dirinya hanya melakukannya setengah-setengah? Dan ada kemauan secara sungguh- sungguh untuk menerapkan syariat Islam. Lagi pula bagi seorang mualaf seperti Olive, yang selama ini benar-benar jauh dari bimbingan Islam, rasanya perubahan yang bertahap sedikit demi sedikit adalah yang paling baik untuknya.

"Lalu sampai kapan kamu akan benar-benar menjadi seorang Muslimah sejati?"

"Sampai aku sudah mendapatkannya. Aku akan mencari."

Fateema mengangguk. Sebuah keputusan yang logis. la kenal betul siapa Olive. Seorang gadis dengan kemauan keras yang tak akan berhenti berusaha sampai apa yang diinginkannya tercapai.

Olive berkaca pada seorang Fateema, yang meskipun tidak berwajah cantik namun tetap disegani banyak orang. Mula-mula ia mengira ini dikarenakan kepandaian Fateema. Ternyata ia juga baik hati, ramah, dan santun dalam perbuatannya.

"Agama memberi suatu kesucian atas prinsip moralitas, seperti kejujuran, keadilan, persaudaraan...."

"Tapi bukankah kita bisa melakukan itu tanpa memeluk agama?" potong Olive.

Fateema tersenyum. "Benar! Namun tanpa keimanan agama yang kuat, konsepsi-konsepsi seperti itu akan kehilangan kesuciannya. Berbuat baik hanya akan menjadi suatu rekomendasi, bukan kewajiban. Dengan kata lain, kita bebas untuk berbuat baik atau sebaliknya. Tidak ada yang mengikat."
"Berarti agama akan mengekang kita dengan kewajiban seperti itu?"

"Benar. Apa kamu tidak merasa bahwa kita diciptakan untuk saling menghormati dan berbuat baik pada sesama? Aku kira, itu adalah suatu prinsip yang universal."

Olive diam Dalam hati ia mengakui kebenaran kata-kata Fateema. Makin mantaplah ia dalam memeluk Islam -sesuatu yang bahkan tidak pernah terlintas di pikirannya hingga beberapa bulan yang lalu.

Sayangnya, satu bulan kemudian Fateema mendadak harus kembali ke negaranya. Perpisahan yang mengharukan Padahal Fateema mengatakan, ia akan mengajarkan mengaji. Sebelum pulang, Fateema menghadiahkan sebuah kerudung mams berwarna merah muda.

"Pakailah! Aku ingin melihatmu memakainya." Fateema tersenyum di antara matanya yang sembab. Olive memmang kain kerudung itu di tangannya.

Inikah saatnya? Olive bertanya dalam hati.

"Setidaknya sebelum pulang, aku ingin melihatmu untuk memakainya, biarpun hanya sekali. Meski setelah ini kaucopot kembali, dan meneruskan pencarianmu. Walaupun sejujurnya aku tidak mengharapkan itu."

Ah..., sesungguhnya aku pun telah lelah mencari. Biarlah setengah dari keraguan ini kukorbankan Dan dengan pengorbanan ini akan kucari setengah dari keraguan itu -dan berharap akan ketemu jalan keluarnya.

Olive mengangguk. Dibiarkan saja Fateema menyematkan kain itu di kepalanya.

"Cantik...," puji Fateema.

https://www.mediafire.com/file/99hqbq8g873d05d/Tidak%20Hilang%20Sebuah%20Nama.rar

Share this article :

+ komentar + 5 komentar

Anonim
15 Oktober 2017 pukul 00.45

Link downloadnya ada kesalahan tuh min kayanya

15 Oktober 2017 pukul 06.45

Sudah diperbaiki. trims dah mampir

12 Februari 2019 pukul 20.46

Ini downloadx kok ngga bsa trbuka ya min . Pke aplikasi apa

8 Oktober 2019 pukul 16.02

Sudah di download tapi kok gk bisa di buka ya

28 Oktober 2019 pukul 07.21

Ini Ebook buat PC, jadi hanya bisa dibuka di laptop atau komputer

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger