Laporkan Jika Ada Link Mati!

Ayat-Ayat Cinta 2

Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang pria asal Indonesia. Pria itu bernama Fahri Abdullah. Ia adalah dosen di Universitas Edinburgh dan sekaligus pemilik minimarket Agnina dan AFO boutique.

Kisah ini bermula saat suatu malam, Fahri teringat kembali bayang-bayang istrinya, Aisha, yang hilang di Palestina dan istrinya yang telah lama meninggal, Maria. Fahri yang kini tinggal di edinburgh bersama Paman Hulusi, asisten rumah tangganya yang berdarah Turki, masih sedih bahkan terkadang ia menangis saat mengingat dan menyesali kebodohannya membiarkan Aisha pergi bersama teman wartawannya ke Palestina.

Aisha dan teman wartawannya menghilang saat berkunjung ke Palestina. Teman wartawan Aisha ditemukan di pinggir jalan beberapa bulan setelah Aisha tak lagi dapat dihubungi. Berbagai upaya telah dilakukan Fahri agar dapat menemukan kembali Aisha, tapi tetap saja ia tidak dapat menemukan istrinya.

Kini, dua tahun sudah Aisha menghilang. Untuk menghilangkan kesedihannya, Ia mulai mengisi hari-harinya dengan menyibukkan diri sebagai dosen, menyibukkan dirinya untuk semakin dekat lagi dengan Pencipta-Nya dan sebagai pemilik minimarket dan butik yang dulu ia dirikan bersama dengan Aisha sekaligus memperbaiki citra Islam dan muslim di negeri pertama dunia itu. Ia berbuat baik kepada masyarakat di sekitarnya tanpa memandang bulu. Termasuk membantu tetangga Yahudi-nya yang diusir oleh anak tirinya dari rumahnya, membantu tetangganya yang dengan terang-terangan membenci Islam untuk bisa menggapai cita-citanya menjadi pemain Biola terkenal dan pemain sepak bola terkenal dan mengizinkan seorang pengemis muslimah untuk tinggal di rumahnya yang kemudian diketahui bahwa pengemis itu bernama Sabina.

Hingga pada suatu hari, Keluarga Aisha datang berkunjung ke Edinburgh dan menyarankan kepada Fahri untuk menikah lagi dengan Hulya sepupu Aisha. Perang batin dalam diri Fahri pun dimulai, dimana satu sisi ia di desak oleh orang sekitarnya untuk menikah lagi tapi disatu sisi ia juga merasa takut akan mendzalimi istri barunya apabila ia menikah karena ia takut tidak dapat mencintai istri barunya seperti ia mencintai Aisha. Berbagai cara dilakukan Fahri untuk mendapatkan jawaban atas kegundahan hatinya, termasuk shalat istikharah.

Hingga Fahri memutuskan untuk menikah dengan Hulya. Dari pernikahannya dengan Hulya, Fahri memiliki anak laki-laki yang bernama Umar Al Faruq. Hubungan Fahri dan Hulya pun semakin erat dengan adanya Umar. Sejak lahir, Hulya meminta kepada Sabina untuk menjadi ibu angkatnya Umar.
Selang beberapa tahun sejak kelahiran Umar, Hulya meninggal. Dan agar Umar dapat terus melihat wajah ibunya, Hulya berwasiat kepada Fahri agar wajah Sabina dioperasi menjadi wajah Hulya. Hulya juga berwasiat kepada Fahri untuk menikah lagi dan menjual semua barang Hulya yang masih bisa digunakan lalu uang hasil jualannya digunakan untuk membangun masjid dan tempat untuk belajar membaca Al-Qur’an dan apabila ada barang Hulya yang tidak layak dijual, maka barangnya diberikan saja kepada orang yang lebih membutuhkan.

Dalam kesedihan Fahri ditinggal Hulya, ia bertanya kepada semua gurunya besarnya di pesantren dan di Universitas Al-Azhar tentang wasiat Hulya yang ingin wajahnya dan sabina untuk di operasi. Ada berbagai macam pendapat yang diterima Fahri, ada yang mengatakan itu haram karena sama saja dengan menyakiti mayat, tetapi ada juga yang mengatakan itu bisa saja karena itu adalah wasiat dari Hulya sehingga harus dilaksanakan. Hingga akhirnya Sabina melakukan operasi untuk memperbaiki wajahnya dan agar Umar dapat terus melihat wajah ibunya.

Tak lama setelah operasi wajah Sabina, Fahri meminta dokter untuk melakukan operasi pita suara Sabina. Tujuan Fahri untuk mengoperasi pita suara Sabina selain untuk memperbaiki suara Sabina juga sebenarnya Fahri ingin membuat dirinya semakin yakin bahwa yang selama ini menjadi Sabina adalah Aisha, meskipun ia belum tahu alasan Aisha untuk menyamar menjadi Sabina.

Pada akhir cerita, Sabina akhirnya mengakui bahwa dirinya adalah Aisha. Wajah buruk itu ia dapat saat dipenjara di Palestina. Saat di Palestina, ia diberitahukan polisi wanita yang bertugas, bahwa sebentar lagi ia akan diinterogasi oleh pihak kepolisian di Palestina. Namun, teman satu sel Aisha memberitahukannya bahwa bila ia diinterogasi polisi itu sama saja dikatakan kalau ia akan di perkosa. Saat itu, ia dapat ide untuk merusak wajahnya, karena ia berfikiran bahwa seseorang tidak akan tertarik untuk memperkosanya apabila wajahnya menjadi buruk atau rusak. Aisha lebih memilih merusak wajahnya dibandingkan kehormatannya di sentuh oleh orang selain suaminya. Akhirnya, Aisha dan Fahri kembali hidup bersama.

Download
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger