Laporkan Jika Ada Link Mati!

Muhammad Al-Fatih 1453

Berkata Abdullah bin Amru bin Ash: “Bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah untuk menulis, lalu Rasulullah ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah menjawab, ‘Kota Heraklius terlebih dahulu, yakni Konstantinopel” (HR. Ahmad)

Oleh karena itu, ekspedisi Sultan Mehmed II bukanlah ekspedisi yang biasa, ekspedisi yang dipimpinnya kali ini adalah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun. Ekspedisi ini adalah puncak dari kekerasan niatnya atas Konstantinopel, nama yang telah memenuhi benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan menghantarkannya menjadi panglima terbaik yang sempat diisyaratkan oleh Muhammad Rasulullah dari lisannya. 

“Sungguh Konstatinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukkannya.” (HR. Ahmad)
Bagi kaum Muslim, nama Konstantinopel berarti kemuliaan yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam bisyarah mereka. Ramai dari kaum Muslim akan menyiapkan jiwa dan harta mereka untuk menjadi pasukan yang membebaskannya. Mental kaum Muslim pun telah dari awal dididik untuk menjadi seorang ksatria yang mempunyai tugas untuk mengelola dunia dan seisinya.

Pada awal pembentukan para sahabat, Rasulullah senantiasa mengarahkan visi mereka menjadi visi global, yaitu pembebasan seluruh dunia. Bagi kaum Muslim, Konstantinopel adalah penantian 825 tahun dan para syuhada telah menyirami tanah itu dengan darah suci mereka untuk menumbuhkan kemenangan di tanah itu maka tidak heran apabila janji Allah dan Rasul ini menjadi suatu sumber energi yang tidak terbatas, menyalakan api pengorbanan dan jihad fii sabilillah dalam setiap masa dan 5 setiap kepemimpinan.

Konstantinopel sendiri bukanlah sebuah kota yang lemah. Posisinya sebagai ibukota Byzantium, pewaris satu-satunya imperium Romawi menjadikannya memiliki semua teknologi perang dan kejayaan sistem militer Romawi yang sempat memimpin dunia, wilayah lautnya sangat luas dan armada lautnya menjadi yang terbaik pada masanya. Tembok Konstantinopel mempunyai prestasi selama 1.123 tahun menahan 23 serangan yang dialamatkan kepadanya. Hanya sekali saja tembok bagian lautnya pernah ditembus oleh 4 pasukan salib pada 1204, selain itu semua serangan sukses dinetralkan pasukan pertahanannya. Wajarlah penduduk dan pasukan Konstantinopel merasa berada di atas angin ketika Sultan Mehmed mengepung Konstantinopel. 

Mengapa momen ini terjadi, bagaimana kejadiannya dan apa yang terjadi setelahnya adalah sesuatu yang menjadi topik pembahasan dalam buku ini. Buku ini mengisahkan secara detail tentang pembebasan Konstantinopel dan menggambarkan sejelas-jelasnya kepribadian Mehmed II Al-Fatih dan keyakinannya pada janji Alllah dan Rasul-Nya. Tulisan ini bertujuan untuk mengupas apapun yang terjadi dalam momen pembebasan Konstantinopel dan bagaimana seharusnya mental seorang Muslim yang diberrtuk oleh Islam. Ini adalah sebuah cerita tentang keksatriaan Muslim dan keperkasaan pasukan kaum Muslimin. Ini adalah sebuah penuturan tentang masa lalu dan masa depan.

Kebanyakan kaum nasionalis fanatik memandang pengepungan dan pembebasan Konstantinopel pada 1453 sebagai permasalahan yang terjadi antara Turki yang diwakili oleh Utsmani dan Byzantium yang diwakili oleh Konstantinopel. Ini adalah reduksionisme salah kaprah. Turki sendiri adalah sebuah istilah yang baru dikenal setelah muncul Republik Turki setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyyah tahun 1924, sebelum itu kaum Turki tidak pernah menyebut diri mereka dengan Turki. Mereka menyebut diri mereka hanya Muslim. Maka sesungguhnya Utsmani sendiri adalah perwakilan dari kaum Muslim dan Byzantium adalah perwakilan dari dunia Kristen.

1453 tidak hanya momen yang merekam konflik antara Byzantium dan Utsmani, tetapi sesungguhnya adalah momen yang menjadi wadah pembuktian kaum Muslim akan agama yang benar dan pembuktian janji Allah dan Rasul-Nya. 

1453 sesungguhnya adalah puncak benturan yang terjadi di antara Barat dan Timur, Kristen dan Islam yang telah mengakar semenjak masa Rasulullah Muhammad. 1453 adalah sebuah masa depan yang telah lalu, sebuah kemenangan yang telah terjadi semasa Rasulullah masih berada di tengah-tengah para sahabatnya. 1453 bukanlah kemenangan Turki sehingga bukan hanya Turki yang patut berbangga dengan pembebasan Konstantinopel. 1453 adalah sebuah momen yang harus menjadi inspirasi bagi setiap Muslim akan jati diri mereka. Sebuah janji Allah yang yang menjadi kenyataan.[]

Download

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

13 April 2020 pukul 20.21

passwordnya apa min?

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger