Laporkan Jika Ada Link Mati!

Anugrah Bidadari

Buku ini menurut Mimin : 

Sangat menarik! Bintang 8 dari 10.

Pertama kali baca, Mimin langsung menikmatinya. Ceritanya runut dan bagus, tidak membuat pusing kepala karena menemukan hal yang tidak begitu penting dan tidak ada hubungannya dengan alur cerita. Meski mungkin novel ini cenderung jadul, ditulis pun entah oleh siapa sebab Mimin menemukan buku ini di internet beberapa tahun lalu, tapi seolah pembaca diberi imajinasi yang luas tentang sebuah kerajaan Eropa di masa-masa dulu. Buat yang penasaran, download aja, dan baca secara perlahan agar bisa menikmati keseruannya.

Sedikit nukilan :

Altamyra merasa tertipu. Mereka berhasil membujuknya dan kini ia menderita karenanya. Pinta mereka, “Kami mohon demi menyelamatkan…”

Altamyra mendengus kesal teringat kata menyelamatkan itu. Siapa pun yang akan diselamatkannya, ia tidak peduli lagi. Saat ini untuk menyelamatkan diri sendiri dari panas saja, ia tak mampu. Apalagi yang lain!?

Demi kata itu pula ia rela meninggalkan tempatnya yang hijau permai dan subur ke daerah yang panas seperti padang pasir ini. Di tempatnya, angin meniupkan daun-daun tetapi di sini debu saja yang terlihat.

Altamyra merasa sedikit beruntung mereka menggelung rambut pirangnya tinggi-tinggi. Kalau tidak, ia yakin sekarang ia sudah menjadi manusia setengah matang di tungku matahari ini.

Kereta tiba-tiba berhenti.

Altamyra baru saja menduga para prajurit menemukan tempat yang sejuk untuk berteduh, ketika suara gaduh itu terdengar di luar.

Suara pedang yang beradu itu membuat Altamyra cemas. Ia ingin meninggalkan kereta tapi pelayan di sampingnya mencegah.

“Jangan lakukan itu! Di luar terlalu bahaya”

Melalui jendela pintu kereta, Altamyra melihat pengawal-pengawalnya jatuh satu per satu. Mereka semua bersimbah darah.

Tiba-tiba seseorang muncul di jendela dan mengejutkan mereka. Mulut orang itu berdarah dan ia membelalak pada mereka. Perlahan-lahan orang itu jatuh ke bawah.

Pemandangan itu membuatnya tidak tahan lagi. Tanpa menghiraukan larangan, ia membuka pintu kereta lebar-lebar dan melompat keluar.

Apa yang dilihatnya ternyata lebih mengerikan dari perkiraannya. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana. Darah merah yang segar membanjiri tanah.

“Masuklah kembali” pelayan itu menariknya, “Di sini terlalu bahaya untuk…” Mereka dikejutkan seseorang yang rubuh di dekat mereka.

Prajurit itu menarik ujung gaun Altamyra dan seperti hendak mengucapkan sesuatu. Belum sempat ia mengatakannya, sebuah pedang telah menancap di punggungnya.

Ditatapnya dengan marah orang itu. “Beraninya engkau melakukan itu” geram Altamyra, “Dasar tidak punya belas kasihan!”

Pria itu tersenyum sinis.

Kemarahannya semakin memuncak. “Apakah menurutmu nyawa manusia itu sedemikian murahnya!? Apakah bagimu nyawa itu tidak ada harganya!? Bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkannya!?”

Pria itu terkejut melihat air mata gadis itu.

“Apakah engkau tidak dapat berpikir!? Bagaimana nasib keluarga yang ditinggalkannya? Apakah kau tidak dapat berpikir betapa sedihnya mereka kalau ia pulang hanya nama!?”

Dari atas kudanya, pria itu membungkuk. Tangannya terulur ke wajah Altamyra tapi ia menepisnya dengan penuh kemarahan. Pria itu tertawa sinis.

Sang pelayan memegang lengan Altamyra dengan ketakutan. “Sebaiknya kita tidak membuatnya marah” bisiknya.

“Siapa yang mengatakan aku tidak punya belas kasihan?” pria itu berkata tajam, “Kalian beruntung, aku tidak pernah membunuh anak-anak dan wanita”

“Bagus kalau engkau menyadarinya!” balas Altamyra sinis. Pria itu tersenyum simpul.

Altamyra terkejut tiba-tiba tubuhnya diangkat.

“Lepaskan aku!” serunya marah, “Aku tidak sudi kausentuh!”

Ia hanya tersenyum sinis menghadapi rontaan Altamyra. “Sekarang engkau tawananku”

”Aku tak sudi menjadi tawanan pembunuh sepertimu!”

“Kembalilah pada keluarga majikanmu dan katakan putri mereka kini menjadi tawananku” kata pria itu sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Altamyra.

“Mundur!” perintah pria itu lalu ia membawa kudanya berlari ke dalam hutan.

https://www.mediafire.com/file/rqprrpnfnibuojn/Anugrah%20Bidadari.rar
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger