Laporkan Jika Ada Link Mati!

Petunjuk Jalan Hidup Wanita Islam

Hm... Mungkin ini upload terakhir di bulan Juli 2017, khusus buat perempuan-perempuan muslim Indonesia (tapi nggak salah juga dibaca sama cowok) agar negeri ini diberkahi, sebab kata Nabi, Tiang negara adalah wanita. Jika wanitanya baik, maka negara akan baik... Jika wanitanya buruk maka negara pun akan baik. Itu kita maklumi sebab wanita adalah pendidik calon generasi penerus sebuah negara.

Nukilan Buku :
Sebelum kami memulai tulisan ini, sebaiknya para pembaca kami ajak untuk sepintas lalu meninjau masa lalu untuk mengetahui dari mana asal datangnya kerusakan yang kini melanda masyarakat kita, dan melihat apa saja gerangan yang mereka lancarakan kepada kaum muslimah kita yang telah melahirkan buah yang kecut sehigga memungkinkan kita memeriksa pe- nyakitnya dan memberikan obat yang tepat dan sesuai.

1. Panah Beracun Pertama

Pada tahun 1894, sepuluh tahun sesudah penjajah Inggris menduduki Mesir, beredarlah buku pertama yang diterbitkan oleh advokat Marcos Fahmi, dengan judul Wanita Di Timur, yang menganjurkan untuk yang pertama kali pada lima sasaran pokok, yaitu:

a. Menghapus busana muslimah.

b. Menganjurkan kaum muslimah untuk bergaul seca- ra bebas

c. Memperkeras perceraian dan mengharuskannya di- lakukan di depan pengadilan.

d. Melarang beristri lebih dari satu.

e. Membolehkan kawin campur antara seorang musli- mah dengan non muslim.

Sudah tentu panah beracun ini menimbulkan kegelisa- han di kalangan umat, terutama karena bersamaan de ngan buku itu telah terbit pula sebuah buku karangan Elconte Darcor, dimana ia telah menyerang wanita Mesir dan wanita Islam, menyerang jilbab (busana muslimah), menyerang kaum wanita muslimah yang hanya tinggal di rumah saja, yang hanya mengurus suami dan pendidikan anak-anaknya, seperti juga ia menyerang para intelektual di Mesir, karena mereka hanya berdiam diri melihat keterbelakangan kaum wanita muslimah di negerinya.

"Besar sekali dosa (kata-kata) yang keluar dari mulut me- reka. Mereka hanya mengatakan kata-kata dusta semata- mata". (Al-Kahfi: 5).

2. Panah Beracun Kedua

Menyusul sesudah itu terbit pula sebuah buku karangan Qasim Amin, Tahrirul Mar'ati (Pembebasan Kaum Wanita). Buku ini diterbitkan untuk mendukung apa yang dikatakan Elconte Darcor dalam bukunya, dan membela ide yang dimuat dalam buku, Al-Mar'atu fisy Syarq (Wanita di Timur) karangan Marcos Fahmi. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1899 M. Dalam bukunya itu Qasim Amin menyerukan kepada bangsa dan umatnya untuk mengikuti apa yang diserukan oleh Marcos fahmi, hanya saja ia tidak membicarakan masalah kawin campur antara kaum muslimah dengan non muslim.

Melihat buku itu, bergegaslah musuh-musuh Islam me nyebarluaskan dan menterjemahkan karya Qasim Amin itu dari bahasa aslinya (Arab) ke bahasa-bahasa lain di dunia dan menyebarkannya ke seluruh dunia melalui pemancar radio Inggris.

3. Panah Beracun Ketiga
Ketika Perang Dunia I usai, kesempatan terbuka luas bagi bangsa Inggris dan para pengikutnya yang menja di penganjur terciptanya dekadensi moral untuk meng galakkan kembali peperangan melawan busana musli- mah, namun terbatas dalam lingkungan kecil, hingga kaum wanita yang dipaksa keluar menuntut direalisa- sikannya ide jahiliyah yang jahat itu, yang tertipu oleh para propagandis dekadendi moral untuk mengada- kan unjuk rasa, ternyata mereka malah keluar dengan busana muslimah lengkap dan tidak mau berbaur dengan lawan jenisnya.

4. Panah Beracun Keempat

Sesuai revolusi tahun 1919 mulailah pergerakan kaum wanita di bawah pimpinan Huda Syakrawi digiatkan hingga keluar perbatasan dengan menghadiri konpe- rensi dan kongres kaum wanita di luar negeri.

Beliau pergi menghadiri konperensi kaum wanita Inter nasional yang diselenggarakan di Roma (Itali) pada tahun 1922 M. Setiba kembali di tanah air, beliau membentuk Persatuan Kaum wanita Mesir pada tahun 1923 M menyusun AD dan ART serta melaksa- nakan lima prinsip, dasar yang ditulis advokat Marcos Fahmi dalam bukunya, Al-Mar'atu Fisy Syarq.

Selain kelima prinsip dasar itu diperjuangkan juga hak hak sosial dan politik bagi kaum wanita sejajar dan sama dengan apa yang diberikan kepada kaum lelaki, kemudian dicetuskan beberapa tuntutan lain, antara- nya menuntut hak sama dalam memperoleh warisan.

Dua puluh tahun kemudian setelah berdirinya persatu an itu, berkat bantuan asing, ia telah berhasil meng- adakan persiapan apa yang mereka namakan konpe- rensi wanita Arab pada tahun 1944 M yang dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara Arab.

Dalam sidang-sidangnya itu mereka menyusun berba- gai keputusan yang bertolak belakang, terutama su- dah dapat diterka, mengikat keras perceraian dan poli gami, menuntut persamaan hak yang sama dan sem- purna antara kaum wanita dan pria di berbagai bi- dang. Malah diantara para delegasi ada yang mengu- sulkan, supaya membuang Nunun Niswah (kata Nun yang menandakan wanita) dari kamus bahasa Arab.

Rapat persiapan konperensi itu mengundang kemarah an para ulama Islam, dan mereka memprotes segala keputusan yang telah diambil, yang terang-terangan bertentangan dan memusuhi ajaran dan syariat Islam. Mereka juga menuntut kepada para pemerintahnya, supaya konperensi seperti itu jangan diizinkan dise- lenggarakan lagi.

https://www.mediafire.com/?jr3476f77lt1ojp

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger