Laporkan Jika Ada Link Mati!

Never Trust A Dead Man

Penduduk desa berhenti, sekitar lima atau enam langkah darinya. Jauhnya kira-kira satu lemparan sekop.

"Melangkahlah ke sini, Nak," kata Linton, keponakan Miller. Selwyn belum tahu maksud perkataan itu.

"Tetap di situ," perintah ayah Selwyn seolah-olah Selwyn tidak mencurigai apa-apa.

"Kami hanya ingin berbicara dengannya," kata Thorne.

"Baik. Bicaralah," kata ayah Selwyn. "Pendengarannya cukup baik."

Thorne menatapnya selama beberapa saat. Lalu ia berkata, "Farold mati. Ia dibunuh di penggilingan tadi malam."

Farold adalah keponakan Derian, tukang penggiling, sepupu Linton. Selwyn terkejut bahwa seseorang telah dibunuh dalam komunitas mereka yang tenang, tapi tidak kaget kalau korbannya Farold. Ia bahkan lega karena Farold yang mati, bukan yang lain. Senang, kalau boleh dikatakan dengan jujur, bahwa jika itu memang harus terjadi pada seseorang, hal itu terjadi pada Farold. Namun dia tahu bahwa dia tidak boleh membiarkan hal semacam itu terlihat pada air mukanya. Ia mencoba memikirkan hal-hal yang baik saja.

Farold tidak seburuk itu sebenarnya, katanya pada diri sendiri. Farold lebih baik dari... Ah, lebih baik daripada duduk di atas paku. Ia juga lebih baik daripada mematahkan gigi karena biji keras persik.
Ayahnya bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian berpikir bahwa Selwyn yang melakukannya?"

Ada banyak alasan. Sebenarnya dengan melihat penam pilan mereka, hanya itulah alasan mereka ke sini. Bagaimana mereka bisa berpikir bahwa Selwyn akan membunuh seseorang, bahkan orang yang menjengkelkan dan bertingkah seperti Farold? Tapi Thorne memandang tepat ke arahnya dan bertanya kepadanya, bukan kepada ayahnya, "Kamukah yang melakukannya?"

Selwyn perlu beberapa saat untuk mengeluarkan suara.

"Bukan," katanya. Ia heran karena Thorne yang sudah mengenal dirinya begitu lama dapat bertanya dengan mimik muka yang datar seperti itu.

"Baiklah kalau begini," kata Thorne.

"Hal ini tidak mungkin," pikir Selwyn. Mereka telah ber jalan jauh dari Penryth dan tidak mungkin langsung berbalik kembali hanya dengan keterangan bahwa dirinya tidak bersalah.

"Kami semua di sini kemarin," ayah Selwyn berkata ke- pada mereka. "Tadi malam katamu? Kami semua disini kami berempat, sepanjang malam. Aku, anak ini, ibunya, dan neneknya. Kami akan bersaksi untuknya."

Hal itu menyebabkan Selwyn menggigil tetapi hal itu ditutupinya dengan gerakan berpura-pura mengibaskan seekor lalat. Lalu ia melipat tangannya di dada dengan sikap agak menantang.

"Baiklah," kata Thorne. "Mari kembali ke desa, jelaskan semuanya kepada Bowden. Kita lihat apakah ada sesuatu yang kau ketahui dan mungkin dapat menolong kami untuk menetapkan siapa yang membunuhnya."

Orang-orang yang ada di belakang Thorne terlihat tidak percaya dan menganggap hal itu tidak rasional.

"Saya kan baru saja menjelaskan pada kalian," kata ayahnya. "Dan ingatlah, ada beberapa orang yang senang kalau Farold mati."

Setelah itu ia memandang tepat ke arah Linton, seperti meminta maaf karena berbicara buruk tentang seseorang yang telah mati di depan sanak saudaranya, atau seperti mengingatkan setiap orang bahwa Linton adalah orang yang diuntungkan dengan kematian Farold karena sekarang ia adalah sanak terdekat yang masih hidup dari penggiling tua yang kaya itu.

Linton meludah ke tanah, tampaknya meludahi mereka

Kata Thorne, "Begini Rowe, biarkan Selwyn ikut dengan kami untuk menerangkannya sendiri. Bowden adalah orang yang rasional. Tapi putrinya menangis terus- menerus..."

Bowden. Ia adalah ayah Anora dan Selwyn tahu kare- na Anoralah ia dituduh. Sepanjang musim panas, ia dan Farold berlomba menarik perhatian dan mendapat kan kasih sayang Anora dan akhirnya Anora memilih Farold.

Dua minggu yang lalu, kedua pemuda itu bertarung di jalan di hadapan semua orang. Atau lebih tepatnya, Selwyn mencoba untuk bertarung dan Farold—yang lebih besar, lebih tinggi, dan lebih kuat— berhasil menjatuhkannya secara kasar ke atas onggokan tanah seolah-olah Selwyn berusia kira-kira sepuluh tahun lebih tua, dan lebih seperti hiburan bagi penonton. Jadi sekarang, tampaknya setiap orang berpikir bahwa Selwyn telah memperpanjang pertarungan itu.

"Gadis itu menuduhnya?" tanya ayah Selwyn, karena dia tak pernah berpikir kalau Anora akan bersikap demikian. Selwyn terkejut dengan pikiran itu.

"Tidak," kata Thorne. "Aku sudah katakan, kejadiannya semalam: Tidak ada yang melihat. Derian juga tidak mendengar apa-apa, apalagi dengan suara ributnya kincir air dan keadaannya yang setengah tuli itu. Tampaknya pembunuh memanjat dan masuk lewat jendela. Bi arkan anak ini pergi dan bicara, Rowe. Biar urusannya beres. Kau pikir dengan berlaku seperti ini akan membantu masalah?"

Download
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger