Laporkan Jika Ada Link Mati!

Pendekar Cinta I

Kedatangan Lie Kun Liong dan Liok Han Ki tepat pada waktunya. Sambil menyabut pedang dari sarungnya Liok Han Ki berteriak, "Perampok dari mana yang berani mati merampas barang di tengah hari bolong!". Lalu ia menyabetkan pedangnya ke arah perampok bercambang lebat.

Sambil mengelak si perampok berkata "Rupanya bocah bau tengik tadi yang berlagak mau jadi pahlawan. Lebih baik segera pulang ke pangkuan ibumu sebelum pedang toyaku ini menembus badanmu!"

Liok Han Ki dengan murka melancarkan serangan secara beruntun. Tanpa belas kasihan ia mencecar si perampok dengan ilmu pedang kebanggaannya.

Dengan susah payah si perampok melayani serangan Liok Han Ki.

"Bocah dari mana asalnya ini, kok ilmu pedangnya sangat lihai?" kata si perampok dalam hati. Ia menangkis sekuat tenaga jurus terakhir yang dilancarkan Liok Han Ki. Gagang pedang ditangannya hampir terlepas dari pegangannya, telapak tangannya terasa sakit. Dengan penuh rasa kaget si perampok melawan sekuat tenaga serangan Liok Han Ki.

Kalau si perampok yang melawan Liok Han Ki terkaget kaget, perampok satunya lagi yang melawan Lie Kun Li ong juga tidak kalah terkejutnya. Setiap serangan pedang Lie Kun Liong hanya dengan susah payah dapat ia punahkan. Ia yang sudah berpengalaman puluhan tahun sekarang ketemu batunya, bahkan ilmu pedang yang dimainkan Lie Kun Liong tidak dapat ia raba asalnya.

Syukur baginya Lie Kun Liong baru terjun ke dunia kang-ouw sehingga pengalaman bertempurnya masih sedikit dan ragu-ragu untuk meneruskan serangan yang lebih mematikan, kalau tidak sudah dari tadi si perampok berbaju abu-abu itu kalah.

Suatu saat Lie Kun Liong mengincar dan menusuk ke arah pundak kiri si perampok namun dengan tiba-tiba ujung pedangnya membentuk lingkaran dan arah yang di tuju adalah pundak kanan si perampok. Kali ini si perampok tidak dapat berkelit lagi, ia sudah salah mengantisipasi jurus serangan Lie Kun Liong yang awalnya menuju ke pundak sebelah kirinya tapi mendadak di tengah jalan mengincar pundak kanannya. Pedang yang ia pegang di tangan kanannya jatuh ke tanah dan sebelum ia bereaksi lebih lanjut ujung pedang Lie Kun Liong sudah berada di depan tenggorokannya. Dengan rasa jeri dan takjub terlihat jelas di wajah si perampok.

Lie Kun Liong menutuk tiam hiat (jalan darah) si perampok sehingga tidak dapat bergerak. Lalu ia memandang pertempuran antara Liok Han Ki dengan perampok yang lainnya juga hampir selesai. Ia kagum dengan kelihaian ilmu pedang Liok Han Ki, kecepatan dan ketepatan jurus yang dilancarkan Liok Han Ki sangat akurat, hanya mereka yang sudah mencapai tingkat tertinggi dari ilmu pedang yang dapat melakukan gerakan seperti yang barusan diperagakan oleh Liok Han Ki.

Suatu ketika cukup dengan sontekan ujung pedangnya perut si perampok tertembus pedang Liok Han Ki dan si perampok jatuh ke tanah berlumuran darah, nasibnya jauh lebih buruk dari perampok yang melawan Lie Kun Liong. Ternyata Liok Han Ki masih merasa marah deng an perkataan si perampok di warung makan tadi sehingga ia bertindak cukup kejam dengan membunuh si perampok.

Download
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger