Laporkan Jika Ada Link Mati!

Dragon Keeper

Mangkuk bambu itu melayang ke arah kepala si gadis budak. Seketika ia menunduk. Dia sudah berpengalaman menghindari bendabenda yang dilemparkan ke arahnya, mulai dari batu tinta hingga tulang ayam.

Tuannya kembali mengempaskan diri ke tempat tidur, kehabisan tenaga karena berusaha melempar mangkuk tadi. "Beri makan binatang- binatang itu, anak sialan."

"Ya, Master Lan," sahut si gadis.

Lan merengut dan menatapnya dengan ekspresi muak, seakan dia melihat sesuatu yang menjijikkan. Lan hanya tersenyum kalau sedang menertawakan ketololan si gadis budak.

"Jangan lama-lama."

"Tidak, Master Lan."

Si gadis menyelinap ke luar rumah tepat ketika sebuah guci anggur kosong melayang ke arah pintu.

Hari itu udara terasa dingin menusuk tulang. Si gadis budak pun bergegas menuju kandang- kandang binatang. Kelihatannya tak lama lagi bakal turun hujan salju, karena langit tampak mendung.

Si gadis memakai celana panjang yang kepen-dekan, dan pada bagian lututnya penuh tambalan. Tuniknya pun sudah lusuh dan banyak tisikannya. Pakaiannya itu tidak dapat menghentikan angin dingin yang langsung menembus ke kulitnya.

Si gadis tidak mempunyai nama; dia pun tidak tahu berapa usianya. Rasanya sudah seumur hidup dia tinggal di Istana Huangling. Pernah pada musim panas tahun lalu, Lan mengatai bahwa dia terlalu bodoh untuk ukuran gadis berumur sepuluh tahun. Karena hanya bisa menghitung sampai sepuluh, dia tidak tahu sudah berapa usianya sekarang.

Gunung Huangling termasuk dalam serangkaian pebukitan gersang yang menandai perbatasan sebelah barat kekaisaran Han. Sepanjang musim dingin, wilayah tersebut terkubur salju hingga sepinggang, dan di terpa angin dingin membekukan. Sebaliknya pada musim panas hawanya begitu membakar sehingga rasanya seperti bernapas dalam kobaran api. Ayah sang Kaisar sengaja membangun istana di tempat terpencil ini untuk menunjukkan kepada dunia betapa luas wilayah kekaisarannya. Tapi saking jauhnya lokasi istana ini dari mana- mana, hanya sedikit sekali orang yang pernah melihatnya.

Tempat kediaman Kaisar luasnya lebih dari tiga perempat keseluruhan lahan istana yang dikelilingi tembok tinggi. Kandang, gudang, dan pondok pelayan dibangun berdesakan di seperempat bagian tanah yang tersisa. Selama si gadis budak di Huangling, belum sekali pun Kaisar datang ke istana itu.

Para budak tidak diperkenankan masuk ke dalam istana. Master Lan mengancam akan memukul kalau si gadis budak berani masuk ke sana. Kadang- kadang Master Lan pergi ke istana itu, dan biasa¬nya dia pulang dalam keadaan marah. Dia terus menggerutu tentang ruangan yang terbuang sia-sia serta perabot yang hanya diselubungi kain, semen¬tara dia harus tidur di rumah yang berkamar satu dan beratap bocor.

Dibandingkan sudut kandang lembu, tempat si gadis budak tidur yang beralaskan jerami, rumah Master Lan tampak sangat mewah. Lantai tanahnya dilapisi karpet, dan ada lukisan naga di atas bentangan sutra biru di temboknya. Perapian terus dinyalakan sepanjang musim dingin, begitu juga sistem pipa yang dipasang untuk menghangatkan tempat tidurnya. Bahkan jika disamakan dengan tempat tinggal si gadis budak, kandang kambing tampak lebih bagus.

Tapi bukan kambing itu yang akan diberi makan oleh si gadis. Juga bukan lembu, babi atau ayam. Di sudut terjauh di istana itu, ada sebuah "kandang" lain. "Kandang" itu berupa lubang di dalam tanah, sumur batu karang Huangling yang dipahat dengan kasar. Satu-satunya jalan masuk ke lubang ini berupa pintu berjeruji, bukan terbuat dari bambu seperti kandang binatang lainnya, melainkan dari perunggu.

Ketika melongok ke dalam lubang, dia tak bisa.......

Download

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

19 Maret 2018 pukul 10.44

Link Dead OM,.... Please Reupload ya To Google Drive.
#Syukron.

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger