Laporkan Jika Ada Link Mati!

Satu Tiket Ke Syurga

~Seorang wanita laksana bunga yang indah dan harum di dalam bejana. Maka hidulah dia dengan lembut, jangan mengasahnya. ~Peribahasa Arab

Saat itu hari Minggu pagi dan ayahku baru saja menerima telepon dari adik perempuanku. Adikku akan melahirkan. Jadi, sudah tentu, kami semua bergegas ke rumah sakit untuk menemuinya di sana.

Beberapa jam kemudian adikku melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, Masyaallah. Rasanya baru kemarin adikku itu, dia sendiri, sih seorang bayi-adik bayiku.

Aku ingat hari pertama dia masuk sekolah. Dengan tas kotak kecil dan wajah lugu, seragam yang lucu, dan rambut diekor kuda, dia melangkahkan kaki ke sekolah untuk pertama kalinya. Rasanya seperti baru dua kedipan mata dan, tiba-tiba saja, dia sudah dewasa! Masyaallah! Aku masih ingat hari-hari dan malam-malam yang kami lewatkan bersama. Dua gadis kecil yang baik dan patuh sekaligus nakal dan bandel, yang kadang membuat ibu kami kesal.

Karena waktu itu kelakuan kami seperti gadis remaja umumnya (perhatikan frasa 'waktu itu'!), kami bisa meng-habiskan waktu berjam-jam untuk memper-bincangkan, merintang waktu dengan cerita-cerita yang sebenarnya tidak banyak bermanfaat bagi kami. Seperti kelompok paduan suara, kami biasa mengenakan baju yang persis sama, saling menggoda dan menghibur dan yang paling asyik adalah bahwa waktu itu adikku selalu meniru apa pun yang kulakukan. Yah, pada masa itu kakaknya adalah idolanya. Lagi pula, apa ada orang yang tidak memuja dan meniru apa saja yang dilakukan saudara-saudaranya yang lebih tua?

Tetapi, seperti kata Cinderella, itu "Dahulu kala." Sekarang, adik bayiku itu sudah jadi ibu dengan bayinya sendiri.

Ini bukan lagi permainan pura-pura yang biasa kami mainkan. Ini sungguhan.

Sebelum adikku melahirkan, aku suka sekali mende-ngarkan cerita-ceritanya tentang bayinya yang akan segera lahir itu. Dia menuturkan perasaannya yang bahagia sebab ada makhluk lain yang sedang tumbuh di dalam dirinya, yang menendang-nendang dan bergerak-gerak. Kadang dia bahkan bisa melihat jari mungil, atau mungkin siku, menyodok dari dalam perutnya.

Sejak awal kehamilan, cinta adikku pada bayinya yang masih dalam kandungan itu begitu jelas dan nyata. Dia memperhatikan makanan dan minumannya, menjaga gerak-geriknya, dan mencemaskan banyak hal lain yang sebelumnya tidak pernah dia pedulikan.

Pantas saja Sophia Loren pernah berkata, "Seorang ibu selalu harus berpikir dua kali, sekali untuk dirinya sendiri dan sekali untuk anaknya."

Itu benar-benar berlaku pada adikku, dan aku yakin juga berlaku pada banyak perempuan lain yang membawa " keajaiban hidup" dalam rahim mereka.

Memang, bayi adalah keajaiban yang demikian menak-jubkan dalam hidup, Masyaallah. Allah telah mengingatkan kita bagaimana kita diciptakan oleh-Nya dalam rahim ibu Ia ciptakan kamu dari satu orang saja, kemudian Ia jadikan darinya istrinya; dan Ia turunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Ia ciptakan kamu dalam perut ibumu, kejadian demi kejadian, dalam tiga selubung kegelapan. Itulah Allah, Tuhanmu, Kepunya- an-Nyalah kerajaan. Tiada Tuhan selain Ia. Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Az-Zumar 39: 6)

Hari itu para dokter membutuhkan waktu sekitar empat puluh menit untuk mengeluarkan makhluk mungil pembawa kebahagiaan ini ke dunia. Perawat lalu membawa bayi adikku ke ruang tunggu agar ipar laki- lakiku bisa membisikkan azan dan ikamah ke telinga bayinya yang baru lahir.

Begitulah, aku mendapat kehormatan menjadi salah seorang yang pertama melihat anggota baru keluarga kami. Aku memotretnya untuk kenang-kenangan. Dia tampak begitu murni dan suci. Matanya terpejam, tetapi tangan dan kaki mungilnya bergerak perlahan di bawah selimut yang membungkusnya.

Kukecup dia dengan lembut dan kupejamkan mata sewaktu menghirup keharuman dari Surga itu. Kalian tahulah, bau bayi. Parfum paling harum di seantero dunia! Belum ada perusahaan kosmetik yang sanggup men- ciptakan keharuman yang begitu memesona, mendekati saja tidak. Dan, ketika bibirku menyentuh pipinya yang halus dan lembut, aku sudah jatuh cinta padanya... Itulah mukjizat lain dari Allah-perasaan cinta, Masyaallah.

Beberapa menit kemudian para perawat mendorong adikku keluar dari ruang operasi. Dia masih terbaring di tempat tidur dorong. Dia kelihatan lelah, tetapi wajahnya berseri. Adikku menanyakan bayinya. "Dia cantik dan manis," kataku dan kuberi adikku itu ciuman di pipi. "Selamat, ya." Adikku tersenyum lemah.

Betapa beruntungnya adikku karena sekarang dia sudah diangkat oleh Allah ke kedudukan yang sangat tinggi dalam hidup. Ya, itu betul. Dia sekarang seorang ibu. Ibu adalah status istimewa yang Allah limpahkan kepada perempuan-perempuan pilihan sejak penciptaan manusia pertama kalinya sampai hari ini. Menjadi ibu adalah sesuatu yang diimpikan sebagian besar wanita, namun tidak semua dari kita mendapat kehormatan itu.

Kedudukan yang terhormat ini ditegaskan oleh Nabi Muhammad (saw) ketika beliau menasihati seorang sahabat agar memperlakukan sang ibu dengan baik.

Mu'wiyah Ibn Jahimah (ra) menuturkan bahwa dia pernah menemui Nabi (saw) dan berkata, "Wahai, Rasulullah! Aku berniat pergi berjihad. Aku datang menemuimu untuk meminta nasihatmu." Nabi bertanya kepadanya, "Apakah ibumu masih hidup?" "Ya," jawab Jahimah. Kemudian Nabi berkata, Teguhlah berbakti kepadanya karena Surga terletak di bawah telapak kakinya." (An-Nasa'i)

Surga! Masyaallah. Coba bayangkan status yang diberikan Allah kepada perempuan-perempuan istimewa yang disebut ibu ini.

Apakah kita sudah benar-benar memahami pentingnya hadis ini? Mampukah kita untuk sekedar mulai memahami dan menghargai kemuliaan dan tingginya status ibu kita? Sanggupkah kita mengerti bagaimana status seorang wanita dinaikkan begitu dia melahirkan seorang anak? Para wanita yang sudah jadi ibu itu pastilah makhluk- makhluk yang sangat istimewa hingga diberi kedudukan yang demikian hebat oleh Allah, bukan begitu?

Suatu kali, Nabi Muhammad (saw) membahas bagaimana kita semua harus menghormati dan mendampingi ibu kita.

Abu Hurairah (ra) berkata: "Seorang laki-laki menemui Rasulullah (saw) dan berkata, Ya Rasulullah, siapakah....
Download

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

19 Maret 2018 pukul 10.48

Link Dead OM,.... Please Reupload ya To Google Drive.
#Syukron.

19 Maret 2018 pukul 13.47

Iya, banyak banget yg dead. Insya allah segera diperbaiki

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger