Laporkan Jika Ada Link Mati!

Solmet

PULANG sekolah, Tasya, Nana, dan Cindy pergi ke ruang pendaftaran paskibra. Ternyata Meli dan Sita anggota geng Gulz yang jadi panitia pendaftarannya. Meli dan Sita udah senior, dan merekalah yang akan melatih para calon anggota pakibra.

"Ngapain elo pada ke sini? Mau daftar juga?" tanya Meli dengan sinis pada Tasya, Nana, dan Cindy.

"Iya, gue sama Nana mau daftar. Masih bisa, kan?" tanya Tasya baik-baik.

"Bisa, pasti bisa. Nih, kalian isi formulirnya!" kata Sita sambil nyerahin formulir pada Tasya dan Nana.

"Elo nggak ikutan?" tanya Meli pada Cindy, masih dengan nada dan tatapan yang sinis.

"Nggak deh, makasih. Gue nggak minat, tuh!" jawab Cindy dengan gaya centil sambil mengibas- ngibaskan kipasnya.

Meli dan Sita tersenyum sinis. "Duh, gue lupa. Anak kayak elo mana mungkin bisa ikutan paskibra. Iya, nggak, Sit? Oya Na, elo udah yakin daftar ke sini? Anggota paski-bra harus punya mental yang kuat. Jadi, anak cengeng kayaknya mendingan mundur aja dari sekarang. Hahaha ...," kata Meli seenaknya.

Bruuuk! Nana memukul meja pendaftaran dengan keras. "Gue nggak takut!" teriak Nana yang tumben-tumbennya berani. Padahal di dalem hatinya sih, deg-degan juga.

"Udah Na, sabar! Nih, formulirnya. Udah, cabut, yuk! Yuk Mel, Sit, thanks, ya! Daaagh ...," kata Tasya masih baek-baek dan belum mau terpengaruh sama Meli dan Sita.

"Yuk ah, dadah gendut! Oya, sori ketinggalan. Setau gue Mei, semua anggota paskibra badannya sekel en lang-sing-langsing, nggak ada yang melar kayak elo. Kok, bisa, ya?!" ledek Cindy sengaja sebelum ia meninggalkan dua mahluk itu.

"Sialan!" bentak Meli.

"Udah ... elo cari gara-gara aja, deh!" ajak Tasya sambil menarik tangan Cindy.

Cindy dan Nana tertawa cekikikan puas melihat tampang Meli yang gondok.

Mereka pun akhirnya menjauh dari tempat Meli dan Sita. Mereka berjalan menuju parkiran sekolah. Tiba-tiba, langkah mereka terhenti karena mendengar suara sese-orang memanggil-manggil nama Tasya. Berulang kali nama Tasya dipanggil-panggil oleh orang itu. Tapi, Tasya tetap cuek dan pura-pura nggak denger.

"Tasya ...! Tasya ... tunggu, dong!" panggil orang itu sambil berlari mendekati Tasya.

Akhirnya, Tasya nggak bisa mengelak, ia pun menghen-ti-kan langkahnya dan membalikkan badannya ke arah orang yang memanggilnya.

"Kenapa? Mau ngapain elo ke sini?" tanya Tasya jutek.

"Kamu kenapa, sih? Kamu marah ya, sama a- ku? Ada apa sih, Sya?" tanya Rido.

Tasya menarik napasnya panjang. Hanya diam. Nggak menjawab.

"Sya, salah aku apa? Kok, kamu tiba-tiba ngejauhin aku? Jelasin, dong! Kemaren, kamu nggak apa-apa. Pliiis ...!" Rido memohon dengan memasang tampang meme-las, berharap Tasya mau melunak.

"Udah deh, elo jangan ganggu gue lagi. Yuk, Na, Dy, cabut!" bentak Tasya pada Rido dan langsung mengajak Nana dan Cindy pergi sambil menarik tangan mereka.

"Sya, jangan gitu! Udah sana, elo ngomong dulu sama Rido. Jelasin semuanya! Elo tenang aja, gue ama Nana nunggu elo di mobil. Oke?" bujuk Cindy.

"Iya Sya, kasian Rido. Sebenernya, dia nggak salah-salah amat. Udah, ngobrol dulu aja," Nana ikut membujuk.

"Huh, sebel! Kalo bukan karena elo berdua yang minta, ogah gue ngomong sama dia. Ya udah, elo tunggu gue di mobil, ya!" kata Tasya pada Nana dan Cindy. Sementara, mata Tasya masih melotot ke arah Rido.

"Denger ya, Do. Gue bakal jelasin ke elo, asal udah gitu, elo jangan ngehubungin gue lagi, oke?" kata Tasya lagi mem-beri syarat pada Rido saat mereka berdua.

"Kok, gitu? Kenapa emangnya?" Rido kebingungan.

"Denger ya, gue nggak mau kenal elo lagi karena gue nggak suka sama orang kayak elo!" Tasya ngejelasin dengan sedikit membentak dan penuh kesal.

"Oke, tapi kenapa? Orang kayak aku, gimana? Sumpah, aku nggak ngerti maksud kamu." Rido masih sabar ngadepin Tasya.

"Orang kayak elo ini, mustinya ngaca! Pokoknya, elo jangan ngedeketin gue lagi, cari aja cewek laen!" bentak Tasya.

"Elo kenapa, sih? Ngejelasin aja nggak, malah nuduh gue yang nggak-nggak. Lagian, emang salah kalo gue cuma pengin jadi temen elo? Emang, siapa yang pengin pacaran sama elo? Dasar, elo aja kege-eran. Denger ya, nggak usah ngerasa cantik, terus elo bisa seenaknya sama orang. Elo pikir, elo siapa?!" balas Rido membentak Tasya karena mulai kesel. Udah nggak ada "aku" dan "kamu" lagi.

Tasya pun jadi keki sendiri. Sialan nih cowok, bisa-bisanya bikin gue keki. Kok, malah dia yang bikin gue gondok? Mampus, gue bales apa lagi? batin Tasya.

"Terserah gue, pokoknya gue juga nggak mau jadi temen elo. Titik! Dasar cowok resek!" bentak Tasya, langsung ninggalin Rido, dan buru-buru ke parkiran.

Aduuuh ... kok, malah berantem, sih? Dasar cowok resek! umpat Tasya dalam hati.

"Gimana, Sya? Beres?" tanya Cindy saat Tasya masuk ke mobilnya.

Download


Share this article :

+ komentar + 1 komentar

19 Maret 2018 pukul 10.21

Link Dead OM,.... Please Reupload ya To Google Drive.
#Syukron.

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger