Sekali
waktu, datang ke tempat praktik saya seorang lelaki 40-an tahun, yang bekerja
sebagai eksekutif di sebuah perusahaan. Saya tidak mengenalnya sebagaimana ia
juga tidak mengenal saya. Ia datang ke tempat praktik setelah membaca beberapa
tulisan saya yang dimuat secara rutin setiap Sabtu di harian Manado Post.
Kedatangannya, sebagaimana pengakuannya, hanya untuk berbincang-bincang
beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Ia orang Jawa tulen, terdidik,
berpengalaman cukup luas dengan pergaulan yang luas. Perusahaan menempatkannya
di Manado un-tuk memulai sebuah cabang baru. Sebagian besar karyawan perusahaan
adalah orang lokal dengan jenis kelamin perempuan. Belum sebulan kantornya
beraktivitas, ia telah mencium gelagat kurang me-nguntungkan dari pelayanan
yang ditunjukkan kar-yawan. Maklum, perusahaan ini bekerja di sektor jasa yang
membutuhkan keahlian tersendiri dalam melayani orang. Karyawannya tidak
memiliki (menurut istilahnya) bakat dan talenta untuk bekerja di sektor jasa.
Hampir semua anak buahnya tampak enggan memberikan pelayanan optimal bagi
pelanggan. Mereka tampak bekerja setengah hati dan tidak serius.
Saya
tidak tahu harus memberikan advis apa. Bukankah saya hanya seorang dokter yang
hobi menulis dan sedikit pengetahuan soal otak? Namun, saya tetap diminta
memberikan pendapat soal ini. Dengan optimistis, saya menawarinya untuk melakukan
tes yang saya sebut "Tes Kompetensi Otak". Saya memodifikasi sedikit
tes-tes yang dilakukan oleh Ned Herrmann, yang disebut The Herrmann Brain
Dominance Instrument (HDBI).
Tes ini sudah sangat terkenal di Amerika. Dengan
pengetahuan terbatas, karena memang belum pernah melakukan tes ini, saya
menyampaikan beberapa isian untuk karyawan. Antusiasme dari karyawan dan
keseriusan dari sang eksekutif memaksa saya untuk lebih jauh mendalaminya.
Singkat kata, hasil tes itu memberikan pengetahuan soal job distribution. Saya
mengusulkan kepada sang eksekutif untuk melakukan perombakan kecil-kecilan
dalam formasi kerja. Ia melakukannya dan alhamdulillah ada sedikit kemajuan
yang bermakna.
Instrumen
Ned Herrmann merupakan satu di antara banyak instrumen untuk penelitian dan
pengembangan diri. Dengan riset puluhan tahun pada lebih dari 1.000 orang,
Herrmann memformulasikan instrumen untuk menentukan kecenderungan otak seseorang.
Seperti diketahui, dominansi otak orang per orang berbeda satu dengan lainnya.
Anda dan saya memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi satu hal karena cara
dan corak otak kita memang berbeda. Perhatikan Gambar 1 di bawah; bagaimana 4
orang wartawan dengan dominansi otak yang berbeda akan menanggapi sebuah
kejadian.
+ komentar + 1 komentar
Link Dead OM,.... Please Reupload ya To Google Drive.
#Syukron.
Posting Komentar