Laporkan Jika Ada Link Mati!

Hidupmu Adalah Sirkusmu

Mark tersenyum. Dia berhasil menduduki sebuah posisi penting sebagai Kepala Divisi di kantornya. Sementara itu, semua temannya bertanya-tanya tentang bagaimanakah caranya sehingga Mark bisa meraih jabatan itu. Namun tentunya, hanya Marklah yang mengetahui secara pasti rahasia apakah yang terpendam di balik kesuksesan diri dan tim kerja yang dipimpinnya.

Berita tentang kesuksesan yang diraih Mark, telah menyebar luas. Dalam beberapa acara rapat dan seminar, Mark selalu terpilih sebagai pembicara untuk berbagi pe-ngalaman suksesnya kepada orang lain, atau sekadar memberikan nasehatnya secara pribadi kepada salah seorang karyawan di perusahaannya yang merasa kurang berprestasi atau tertinggal.

Kesuksesan Mark merupakan salah satu bukti dari usahanya yang gigih selama ini. Dia tidak lagi bekerja sebagai guru olahraga di sekolah. Namun, kondisi fisiknya masih terlihat kuat. Banyak orang mengira bahwa Mark memiliki enerji yang setara dengan pria yang setengah lebih muda dari usianya kini.

Mark dan Lisa memiliki tiga orang anak yang juga hebat. Jackie adalah anak perempuannya yang sudah dewasa, menikah, dan bekerja di sebuah perusahaan besar.

Anaknya yang kedua bernama Evan. Dia sedang menyele-saikan semester akhir perkuliahannya. Seusai kuliah dan meraih gelar sarjananya nanti, Evan pun akan segera bekerja. Sementara itu, anak bungsu Mark dan Lisa yang bernama Brian, sudah mulai belajar bisnis dan membuka usahanya sendiri setamatnya dari Sekolah Menengah Atas. Mark dan Lisa saling menyayangi dan rasa itu tak pernah surut di antara keduanya. Semakin tua usia pernikahan mereka, kecintaan mereka malahan semakin mendalam.

Telepon di meja Mark berdering. Carol, asistennya, memberitahukan bahwa seorang tamu telah datang untuk menemui Mark.

"Anda kedatangan seorang tamu, Mark," kata asistennya.

"Siapa?" Tanya Mark.

"Ah, kejutan. Lihat saja sendiri!" Jawab asistennya.

"Ayolah, Carol. Beritahu aku siapa yang datang." Mark memaksa asistennya untuk memberitahukannya.

"Tidak akan," Jawab Carol, "dan itu adalah keputusan terakhirku tanpa bisa diganggu gugat. Jika kau benar-benar ingin tahu siapa yang datang, keluarlah dari kantormu dan kau akan segera mengetahui siapakah tamu istimewa yang sedang menunggumu!"

Setengah kesal dan setengah penasaran, Mark berjalan menuju pintu kantornya, lalu membukanya. Jackie, anak perempuannya dan tertua, sedang berdiri di ambang pintu.

"Surprise..." Jackie berteriak dengan sengaja untuk memberi kejutan kepada Mark. Dia pun segera memeluk ayahnya itu.

"Kau ini ada-ada saja, Carol!" Mark mengerlingkan matanya kepada asistennya seraya bercanda. Kemudian, Mark mengajak Jackie memasuki ruangan kantornya dan menutup kembali pintunya dengan rapat.

"Duduklah, ayah memang terkejut dengan keda¬tanganmu yang tiba-tiba. Apakah ada masalah?" Tanya Mark.

"Secara formal, aku datang tadi pagi untuk menghadiri sebuah rapat penting yang diselenggarakan perusahaan kami di kota ini. Secara tidak formal, aku datang karena kangen untuk berjumpa dengan ayah." Jackie menjelaskan maksud kedatangannya kepada Mark.

Tiba-tiba, raut wajah Jackie terlihat serius.

"Aku sedang berusaha keras untuk mengatasi sebuah masalah. Aku butuh bantuan ayah." Kata Jackie.

Mark sudah terbiasa menghadapi berbagai situasi seperti itu, atau bahkan yang terburuk sekalipun. Namun dia sempat cemas, jangan-jangan permasalahan Jackie berkenaan dengan pernikahannya. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Mark bertanya kepada Jackie. "Jadi, apa masalahnya?"

"Banyak! Aku mencintai pekerjaanku tetapi aku tak mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Dua orang teman kerja di kantorku sepertinya dapat menyelesaikan semua permasalahan kerja mereka dengan mudah. Lebih dari itu, aku pun mulai melihat gelagat buruk bahwa kedua orang tersebut tidak lagi peduli akan kemajuan perusahaan kami." Jawab Jackie.

"Brett adalah suamiku yang baik dan mendukung penuh pekerjaanku. Sayangnya, dia pun tengah sibuk dengan urusan pekerjaannya. Hal yang aku takutkan akhir-akhir ini adalah bahwa kami terlalu berlebihan di dalam memahami kesibukan satu sama lain.

Download Ebook

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger