Laporkan Jika Ada Link Mati!

Musim Semi Nggak Lewat Depok

Vitri yang tadinya semangat mau konfirmasi ke Hafiz jadi mingkem, soalnya aku. Dini si Miss Galak, sudah memuntahkan meriam kami.

Password E-Book ini : 1982

"Bbu... bukan ane, Din, Vit, ane sih hanya nyampein jadwal doang... eh lagian... eh... Mas Jati..”

Lalu orang yang namanya Mas Jati itu berdehem, sok wibawa. Oh, ini toh yang namanya Jati Prabowo, neminee mahasiswa teladan se-UI itu? Mukanya sih lumayan cerdas, tapi gak tahu deh ngomongnya nanti!

"Begini, Mbak Dini dan Mbak Vitri enggg.. ada beberapa hal yang mau saya bicarakan. Pertama, jadwal mentoring memang berubah mendadak, sebab maba ada kuliah mendadak jam ini. Kami belum sempat sosialisasikan ke mentor. Lagi pula saya nggak punya nomor hp Mbak berdua ini. Terus yang kedua, kayaknya untuk maba putri jurusan kimia kita nggak jadi nurunin mentor akhwat dari angkatan Mbak berdua, tapi dari satu angkatan di atas Mbak berdua, yaitu angkatan saya"

Dhuar ! Kayaknya bom di kepalaku bener-bener meledak, nih. Yang bener aja dong, dua perubahan yang menjengkelkan!

Kulirik Vitri yang sudah siap dengan jurus andalannya, mingkem!

"OK deh kalau perubahan waktu mendadak masih reasonable. Tapi masalah kedua? Begitu ya? Kenapa? Karena kami baru semester tiga ya? Belum pantas jadi mentor? Trus ngapain kita dilibatkan dalam rapat-rapat koordinasi awal? Kenapa kami dimasukkan dalam Forum Mentor? Kenapa kita juga nggak dikasih tahu dari awal? Kalau dibilang ini perubahan mendadak juga, ya nggak mungkin dong! Mana bisa orang ganti-ganti mentor pada detik-detik terakhir? Kecuali kalau mentornya gak masuk atau meninggal sekalian!" semprotku jengkel. Kira-kira dong jadi orang!

"Mbak Dini... afwan, Mbak...."

Aku hanya melengos saja sambil buru-buru kutarik tangan Vitri yang sudah berkeringat dingin. Dengan gegas kunaiki Tarunaku yang terparkir di depan masjid.

Sialnya lagi, mobil yang sedang parkir kok ya penuh banget. Mobilku terhalang oleh sebuah Mitsubishi Kuda yang sedikit lebih gede dari mobilku. Terpaksa aku dan Vitri turun buat mendorong mobil itu. Lho gimana sih? Kok direm tangan segala? Nggak tertib banget sih? Sejak kapan pula parkir depan masjid ini boleh lapis dua?

"Afwan, Mbak, mobil saya menghalangi ya?"

Grrrrr... makhluk ini lagi! Betapa menyebalkannya! Aku hanya bisa mendengus sebal ketika Mas Jati memindahkan Kudanya ke tempat yang agak jauh.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger