Laporkan Jika Ada Link Mati!

Keajaiban Otak Anak

Buku ini berbicara ihwal riset tersebut. Seperti apa sesungguhnya makhluk asing yang amat kita kenal-tetapi anehnya masih tetap terasa asing-yang kita sebut anak-anak itu? Tentu saja, manusia senantiasa takjub, tercenung, dan bahkan cemas karena anak-anak mereka. Namun, sebagian terbesar pertanyaan yang diajukan bersifat praktis. Sebagian pertanyaan terkait dengan hal-hal yang segera, tentang cara supaya mereka mau makan dan tidak mudah menangis. Sebagian pertanyaan lagi berdampak jangka panjang, tentang cara membesarkan mereka dengan benar. Pertanyaan-pertanyaan ini penting dan krusial bagi kelangsungan hidup peradaban mana pun (belum lagi bagi para orangtua), tetapi buku ini tidak terlalu banyak membicarakan hal ini. Buku ini tak akan memberi tahu Anda bagaimana menjadikan anak-anak lebih mudah diatur, lebih pintar, atau lebih manis, atau bagaimana membuat mereka gampang tidur atau kuliah di Harvard. Ada banyak buku yang membahas hal itu, atau mengklaim telah membahas hal itu-terletak tepat di antara buku memasak dan memperbaiki rumah yang berjajar di rak toko buku di sekitar Anda. Pertanyaan kami lebih sukar sekaligus lebih mudah daripada pertanyaan-pertanyaan praktis tadi. Kami ingin memahami anak-anak, bukan merenovasi mereka.

Sementara jawaban-jawaban berbobot terhadap pertanyaan-pertanyaan praktis sudah tersedia berjilid-jilid, kita semua yang hidup bersama bayi-bayi dan anak-anak, atau yang sekadar menatap mereka, mengetahui bahwa kita mempunyai pertanyaan yang lebih dalam. Kami memutuskan untuk menjadi ahli psikologi perkembangan dan mempelajari anak-anak karena kami tidak bisa menemukan makhluk Mars. Makhluk cerdas bertubuh mungil dan berkepala besar inilah makhluk yang dapat kita temukan yang paling mendekati kecerdasan alien yang sesungguhnya (bahkan jika kita kadang-kadang curiga bahwa mereka berniat menjadikan kita budak mereka). Bayi adalah makhluk yang memesona, misterius, dan aneh. Perhatikanlah sejenak. Bayi usia tiga bulan menangkap gambar garis di tas belanja dan mengikuti garis itu dengan saksama begitu ayahnya membawa tas itu mengelilingi ruangan, berkedip-kedip dengan konsentrasi mata yang intens. Anak usia 1 tahun mengunjungi kebun binatang dan menunjuk seekor gajah, lalu berteriak kegirangan dan penuh kepastian, "Itu anjing!" Seorang anak usia terrible-two* menekan tombol start komputer, meskipun sudah dilarang dengan sangat jelas, dan dengan sengaja dan penuh perhatian mengamati ibunya setiap saat harus mengulang pekerjaannya. Ketika kita mengganti popok dan menyeka hidungnya, kita semua, tak peduli betapapun asyiknya, kerap berseru, "Apa yang terjadi di dalam kepala kecil ini? Ia mendapatkan pikiran itu dari belahan bumi mana?"

Para ahli psikologi perkembangan mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tadi secara sistematik dan bahkan memperoleh jawaban-jawabannya. Kami sesungguhnya baru mulai mengerti apa yang sedang berlangsung di dalam kepala kecil bocah mungil itu atau dari belahan bumi yang mana bocah itu mendapatkan pikiran itu.

Mempelajari bayi pada dasarnya memang penuh pesona. Namun, riset psikologi perkembangan juga membantu menjawab pertanyaan yang lebih umum, mendalam, dan purba, bukan hanya tentang bayi, melainkan tentang kita. Kita, manusia, tak lebih dari beberapa kilogram protein dan air, berusaha memahami asal-usul alam semesta, hakikat kehidupan, dan bahkan hal-hal tentang diri kita sendiri. Tak ada makhluk hewani lain, tidak juga komputer yang paling canggih sekalipun, yang tahu begitu banyak. Dan setiap diri kita bermula dari makhluk tak berdaya yang tergolek di ranjang. Hanya sejumput informasi dari dunia luar yang menyentuh makhluk itu-sejumlah foton yang menerpa retinanya, sejumlah gelombang suara yang bergetar di gendang telinganya -tetapi akhirnya kita tahu bagaimana dunia ini bekerja. Bagaimana kita melakukannya? Bagaimana dari awal tersebut kita bisa sampai ke situ?

Riset mutakhir mengenai bayi juga menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Terbukti bahwa kemampuan-kemampuan yang memungkinkan kita belajar tentang dunia dan diri kita sendiri berasal dari masa bayi. Kita terlahir dengan kemampuan menemukan rahasia-rahasia alam semesta dan pikiran kita sendiri, dan dengan dorongan untuk mengeksplorasi dan melakukan eksperimen. Sains bukan hanya wewenang khusus sekelompok elite yang dingin; sebaliknya, ini kelanjutan dari pembelajaran yang dilakukan setiap orang ketika masih kecil.

Ikhtiar memahami hakikat manusia adalah bagian dari hakikat manusia itu sendiri. Para ilmuwan psikologi perkembangan sendiri terlibat dalam kegiatan yang sama dan menggunakan peranti kognitif yang sama sebagaimana bayi-bayi yang mereka kaji. Para ilmuwan mengamati ranjang itu secara cermat, mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan terdalam mengenai bagaimana pikiran dan dunia serta bahasa bekerja, sementara bayi yang tergolek di ranjang menatap sang ilmuwan, dan melakukan hal yang sama-mencari jawaban. Tak mengherankan, keduanya tersenyum.
Download



Share this article :

Posting Komentar

Pages (19)1234567 Next
 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger