Hukum Murphy adalah produk dunia modern, lengkap dengan segala kerumitannya. Andai Anda ingin menemukan suatu masa yang tidak terpengaruh oleh Hukum Murphy, Anda perlu mundur ke babak akhir Zaman Batu, sekitar tahun 5000 sebelum masehi. Untuk mendapatkan gambaran tentang kehidupan di zaman itu, coba lihat ke luar jendela kemudian bayangkan semua rumah, taman, mobil, dan jalanan menghilang dari hadapan Anda. Lanjutkan operasi sapu bersih Anda sampai yang Anda dapat membayangkan tinggal di sebuah bukit di kejauhan. Selanjutnya buang pula hampir semua orang yang biasa Anda lihat. Tumbuhan. Hampir sebagian besar pohon. Tambahkan beberapa ekor kambing. Sekarang Anda sudah kembali ke zaman Palaeolitik. Harta nenek moyang kita kala itu hanya sedikit pohon, sedikit batu atau sedikit kambing. Tidak banyak yang dapat Anda buat dari bahan baku macam ini; dan tidak banyak pula yang bisa keliru. Itu sebabnya nenek moyang saya, nenek moyang Anda, nenek moyang kita jarang bertemu dengan Kakek Murphy. Selain itu dunia selalu sama bagi orangtua mereka, pun bagi nenek moyang jauh mereka, para lemur. Lemur, kera, kera berjalan kaki, dan manusia, telah berevolusi selama berjuta tahun untuk merasakan kebahagiaan dalam dunia yang serba sederhana, tanpa perubahan, dan menyenangkan karena hampir tanpa rahasia.
Dalam hanya beberapa ratus tahun, manusia modern telah membuat lubang ke dalam bukit-bukit prasejarah yang dahulu sederhana itu untuk mengambil 92 jenis unsur yang menarik, yang dapat disusun untuk membentuk 9.292 macam molekul eksotik, yang dapat digunakan untuk membuat 9.292 x 9.292 macam perkakas dan perabotan ajaib, yang dapat menyebabkan 9.292 x 9.292 x 9.292 masalah sangat pelik. Untuk menaruh semua perkakas dan perabotan itu, manusia modern harus membangun perumahan, pergudangan, dan pusat-pusat hiburan di atas lahan yang dahulu digunakan sebagai padang perburuan oleh nenek moyang Palaeolitik kita.
Pada abad 2000 SM, sebuah keluarga yang rata-rata beranggota sepuluh jiwa dapat tinggal dengan nyaman bersama semua perkakas dan mainan mereka—di dalam sebuah ruangan yang tidak lebih besar dari sebuah dapur modern. Kini orang kaya mana pun sering membeli rumah kedua hanya untuk menyimpan begitu banyak pernakpernik yang menurut mereka tidak mungkin dijual atau dibuang. Kelihatannya, gaya hidup bersahaja 4000 tahun yang silam telah habis tertimpa oleh tatanan hidup sosial yang sangat beragam dan rumit di kota-kota besar kita saat ini. Tatanan sosial seperti yang ada pada zaman ini, merupakan konsekuensi perkembangan jumlah penduduk yang dahsyat sekali. Manusia yang ada di Zaman Batu dapat dikumpulkan semuanya dalam sebuah kota dunia modern yang berukuran sedang.
Kita telah melewati rentang waktu yang panjang sekali sejak Zaman Batu, tetapi otak kita tidak berubah banyak. Pikiran kita masih bergelung dalam mimpi zaman Palaeolitik. Ketika otak zaman Palaeolitik bertemu dengan dunia modern, datanglah Kakek Murphy. Bagaimana reaksi otak Zaman Batu kita terhadap zaman plastik? Kebanyakan masih terpukau dan serba bingung. Seperti pertandingan gulat dewasa yang bisa berakibat buruk bagi perkembangan anak-anak, tiap langkah maju peradaban kita selalu menyediakan sebuah kulit pisang lagi yang siap membuat kita tergelincir.
Buku ini telah disusun untuk menjawab dua pertanyaan: Mengapa benda-benda tak bernyawa bertingkah seperti yang biasa mereka kerjakan? Dan mengapa orang begitu terganggu oleh tingkah mereka?
Bagian belakang buku ini sengaja berurusan dengan benda-benda tak bernyawa. Berdasarkan pengalaman saya, marah-marah kepada benda tak bernyawa hanya membuat kita frustrasi. Akan tetapi sungguh sangat melegakan jika kita bisa memperoleh penjelasan yang masuk akal ketika kaus kaki kita lagi-lagi terselip di antara lipatan selimut waktu keluar dari mesin cuci. (Sesungguhnya kejadian seperti ini bisa merangsang kita untuk tahu lebih banyak tentang jagat raya; mengapa sampah di jalanan selalu di tempat yang sama, mengapa laut yg dipenuhi ganggang tampak seperti itu, dan mengapa orang kota cenderung pindah ke daerah pinggiran.) Dalam bab 8 penjelasan yang masuk akal tentang sejumlah fenomena yang membingungkan, tetapi sangat lazim. Akan tetapi ini melahirkan sebuah pertanyaan baru; jika penjelasan ilmiah selalu ada, mengapa kita masih bingung oleh semuanya?


Posting Komentar