Laporkan Jika Ada Link Mati!

Adam 31 Meter

Pada mulanya saya tidak percaya Nabi Adam tingginya 30-an meter. Namun, berkat KH Ahmad Syahid (Mbah Syahid) Kemadu almarhum, saya percaya seratus persen, one hundred percent, (mi’ah fî al-mi’ah)! Sebelumnya tanpa saya beritahu, Mbah Syahid sudah tahu bahwa saya: tidak percaya!
Mbah Syahid berkata:

“Hadits bahwa Bapak Adam tingginya 30-an meter itu benar adanya dan benar-benar dari Kanjeng Nabi Muhammad. Kitab-kitab kunthet (kecil) yang memuat keterangan demikian pun benar adanya. Sampeyan harus percaya, bahwa beliau dan Ibu Hawa memang betul-betul amat tinggi. Kalau tidak, waktu hendak duduk berdampingan di atas Jabal Rahmat yang tingginya belasan meter tentu beliau berdua harus lebih dulu mencari tangga. Tapi tidak, beliau berdua ya langsung duduk begitu saja, sebab mereka memang betul-betul amat tinggi. Sunan Kalijaga mengenang hal ini dengan mengajarkan tradisi pengantin laki-laki dan perempuan agar duduk di kursi yang tinggi (orang Jawa menyebutnya “padhi-padhi”)!”

“Meskipun para ahli zaman sekarang, belum menemukan bukti adanya manusia yang tingginya puluhan meter, tapi soal ini sungguh ilmiah. Bapak Adam turun di Gunung Himalaya, Ibu Hawa di Makah! Makam Ibu Hawa di Jeddah. Ibu Hawa tingginya 28 meter. Sampeyan harus percaya!”

Seperti itulah kejadiannya, Mbah Syahid dengan persis membaca pikiran saya soal “keanehan”/musykilah hadits tentang tinggi badan Bapak Adam. Alhamdulillah, saya seka- rang tidak minder lagi membaca Teori Evolusi dengan segala kontroversinya.

Saya justru menjadi penggemar berat kajian tentang “manusia” purba. Karena tampak bagi saya, sebenarnya amat jelas dunung (proporsi dan porsi masing-masing) soal “manusia” purba dan manusia keturunan Adam! Keduanya berbeda nasab/lineage atau diskrit/terpisah secara genetik. Bagi saya, konyol kalau orang percaya bahwa “manusia” purba itu kemudian berevolusi menjadi manusia modern, seperti Darwin! Konyol juga kalau orang menolak fakta bahwa “manusia” purba pernah ada, seperti Harun Yahya!

Saya tidak akan malu membagi pengalaman tentang Mbah Syahid itu dan mengakui beliau adalah seorang jenius- keramat yang memulai dan membimbing wacana penting soal “manusia purba”, evolusi, dan manusia keturunan Adam ini.

Kepada pembaca, saya ingin berbagi “kenikmatan” memahami evolusi dan menemukan bukti-bukti formalnya dalam Al-Qur’an tanpa harus terjebak dalm arus pemikiran Darwinisme.

---> Download Disini <---


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger