Laporkan Jika Ada Link Mati!

Wizard At Work : Sang Penyihir Beraksi

SANG PENYIHIR sedang sibuk dengan urusannya sendiri—kurang lebih begitu ketika seorang penyihir wanita menjatuhkan sebuah kutukan padanya—atau mungkin juga tidak begitu.

Kejadiannya seperti ini: Sang penyihir adalah seorang pria muda yang dengan kekuatan sihir sering menjelma menjadi pria tua. Penampilan seperti itulah yang diharapkan khalayak ramai dan seorang penyihir. Ia mengelola sebuah sekolah untuk para penyihir muda dan selama satu tahun ajaran sekolah, ia berpenampil an seperti pria tua berjanggut. Alasannya, ia merasa kurang dihormati bila para murid tahu dirinya hanya sedikit lebih tua dari mereka. Jadi, begitu tahun ajaran sekolah berakhir, ia merasa lega karena bisa melepaskan penyamarannya dan bersantai—seperti ketika kita melepaskan sepatu yang sangat ketat dan pakaian indah yang kita khawatirkan akan terkait atau ketumpahan sesuatu.

Setelah melewati musim dingin yang benar-benar buruk dan musim semi yang tiba lebih telat dari biasanya, sang penyihir mengirim semua muridnya pulang. Hari ini adalah hari pertama liburan musim semi. Ia—dengan kekuatan sihirnya— mengirim dirinya sendiri ke Desa Saint Wayne the Stutterer. Saint Wayne bukanlah seorang tokoh suci yang penting dan desa itu sendiri berukuran kecil. Sang penyihir kenal sebagian besar penduduk desa itu dan sebagian besar dari mereka mengenal si penyihir dalam wujud aslinya. Ia perlu membeli persediaan untuk kebunnya, termasuk sebuah pacul baru. Ia sedang mengantri di toko pandai besi ketika seorang penyihir wanita—yang tak dikenalnya—tiba-tiba muncul bersa ma ke-tiga anaknya.

Muncul dengan kekuatan sihir.

Seperti begini: Detik ini, tidak ada— detik berikutnya, ada.

Mereka muncul tepat di depan sang penyihir kurang lebih lima detik sebelum si pandai besi selesai dengan pelanggan sebelumnya, mengangkat muka, dan berta nya, "Siapa berikutnya?"

"Aku," kata si penyihir wanita sambil menghampiri si pandai besi.

Sang penyihir tak ingin berburuk sang-ka. Ia percaya bahwa si penyihir wanita— dengan kekuatan sihir— telah mengirim dirinya ke mana pun yang diinginkan dan secara tidak sengaja telah memotong antrean di depannya. Ia bahkan bersedia membiarkan wanita itu dilayani terlebih dahulu karena ia sendiri tidak sedang terburu-buru. Ia ingin menghabiskan hari-hari nya dengan tenang, damai, dan penuh kehangatan.

Anak-anak penyihir wanita itu—dua laki-laki dan satu perempuan— sedang menyodok, menabrak, mengejek, dan menggoda satu sama lain. Anak laki-laki yang lebih tua sangat jahil. Anak yang lebih kecil sangat cengeng, sementara yang perempuan suka merengek. Ketiga anak itu tak henti-hentinya berteriak, "Bu!" dengan suara melengking dan menjengkelkan— seperti, "Bu, dia melakukannya lagi!" dan "Bu, dia yang mulai!" dan "Bu, sudah selesai atau belum?"

Si penyihir wanita mengabaikan tingkah anak-anak nya sambil menjelaskan kepada si pandai besi tentang gerendel pagar yang ingin ia perbaiki.
 


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger