Laporkan Jika Ada Link Mati!

Joseph Sang Mualaf

“BRAKKK”, terdengar bunyi yang sangat keras sekali. Aku tersentak, dan tersadar. Entah bunyi apa itu. Mata ini, tak bisa melihat apapun disekitar karena kain hitam penutup kepala masih terpasang. Kakiku tak bisa bergerak, karena terikat dengan kaki kursi tempat duduk. Dan tangan ini, terikat erat di belakang punggung.

“Hey siapa kamu! Cepat buka ikatanku ini” aku coba berteriak kepada mereka Dan saat itupula “Auch” perutku dipukul dengan benda tumpul.

“Diam kamu pembelot” terdengar suara keras ditelingaku

Aku merasa sangat kenal dengan suara itu, “Bernard, iya benar itu suara Bernard!” bisikku lirih dalam hati. “aku tahu kamu Bernard! Bernard aku mengenali suaramu khasmu itu” kataku keras.

Terdengar suara tawa keras “hahhaha” setelah tertawa dia mengatakan “kamu, Joseph. Kamu sudah tahu siapa aku! Dan aku sudah tahu siapa kamu!” setelah itu tawa itu muncul kembali dengan berlalu pergi.

Ruangan ini menjadi sepi, tapi aku masih mendengar ada suara nafas seseorang yang tersengal-sengal dan terasa sangat berat sekali.

“Ternyata kamu, Joseph!” suara itu juga aku kenal, itu adalah suara Antoni salah satu temanku.

“Kamu Antoni bukan? Kenapa kamu menyiksa aku seperti ini, Antoni? Padahal kamu salah satu murid yang aku segani, kita tidak pernah bermusuhankan?” saat itu aku memang benar-benar kalut.

“Joseph, aku tidak menyiksa kamu. Bahkan aku juga termasuk yang disiksa, Joseph. Lihatlah aku, yang terikat dengan kantung kepala hitam, serta kaki yang menyatu dengan kaki kursi dan tangan yang terikat di punggung kursi!” ucap Antoni dengan nada suara yang tersengal dan terlihat sangat kesakitan.

“Hem, jadi nasib kita sama Antoni!” ucapku lirih

Antoni tidak mengucapkan sepakatah kata pun kecuali hanya bunyi nafasnya mendesah terlihat pasrah.

“ktok…ktok…ktok” terdengar bunyi sepatu yang mendekat. “Hem, dua pembelot sudah berkumpul”

Suara itu juga aku kenali “Daniel”, ucapku dalam hati.

Saat itu, Daniel berteriak keras kepada Antoni. “inikah, yang kalian katakan kebenaran. Ini kah, yang kalian yakini tentang Tuhan kalian. Mana kasih sayang Tuhan kalian saat ini. Mana pertolongan Tuhan kalian!” ucap Daniel bagaikan menantang. Dan saat itu tawa Daniel menggema keras memekakan telinga ini.

Kerasnya ucapan Daniel, membuat Antoni pun berucap keras “ini adalah keyakinku, Islam adalah agamaku. Allah adalah Tuhanku. Dan Muhammad adalah pembawa berita gembiraku. Allah telah menolongku, dengan memberikan cobaan keimanan. Yaitu, dengan siksa yang kalian berikan. Karena aku tahu, siksa yang berat di akhirat itu untuk kalian!”.

Saat Antoni mengucapkan kata-katanya, ada sebuah semangat baru buatku. Kekuatan untuk terus bertahan menjadi timbul. Tetapi sebenarnya aku kaget sakali, ternyata seorang Antoni yang biasanya semangat dalam mengajarkan misi kesesatan juga telah memeluk agama Islam. Saat itupula, terdengar suara “BUKKK….GBUKKK” yang bertubi-tubi. Dan suara Antoni, terdengar sangat serak dengan teriakan yang memilukan. Daniel tertawa puas, sambil meninggalkan kami berdua.

Saat akan pergi, Daniel mengatakan “tunggu gilaranmu, Joseph!”.

Aku hanya terdiam, mematung pada saat Daniel pergi meninggalkan kami berdua. Terdiamku bukan takut karena ancaman Daniel, tetapi diamku lebih didasari karena mengetahui Antoni ikut agama Islam. Sungguh benar-benar diluar dugaan.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger