Laporkan Jika Ada Link Mati!

Kitab Ta'lim Muta'alim

Para pelajar (santri) tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan guru.

Karena ada yang mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu sangat menghormati tiga hal tersebut. Dan orang orang yang tidak berhasil dalam menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati atau memuliakan ilmu dan gurunya Ada yang mengatakan bahwa menghormati itu lebih baik daripada mentaati. Karena manusia tidak dianggap kufur karena bermaksiat Tapi dia menjadi kufur karena tidak menghormati atau memuliakan perintah Allah

Ali bin Abi Thalib berkata, “Aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajarku walau hanya satu huruf jika dia mau silahkan menjualku atau memerdekakan aku, atau tetap nenjadikan aku sebagai budaknya.”

Ada sebuah syair yang berbunyi, “Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya guru, ini wajib dipelihara oleh setiap orang Islam. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu hurup diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. SEBAB GURU YANG MENGAJARMU SATU HURUF YANG KAMU BUTUHKAN DALAM AGAMA, “DIA IBARAT BAPAKMU DALAM AGAMA.”

Imam Asy-Syairazy berkata, “Guru-guruku berkata, “Barangsiapa yang ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi orang alim, maka cucunya yang akan menjadi orang alim.”

Termasuk menghormati guru ialah, hendaknya seorang murid tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, dan tidak memulai bicara padanya kecuali dengan ijinnya.

Hendaknya tidak banyak bicara di hadapan guru. Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau bosan. Harus menjaga waktu. Jangan mengetuk pintunya, tapi sebaliknya menunggu sampai beliau keluar

Alhasil, seorang santri harus mencari kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan ia murka, mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh taat pada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah. Termasuk menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan orang yang ada hubungan kerabat dengannya.

Guru kami Burhanuddin, pengarang kitab Al-Hidayah bercerita bahwa salah seorang pembesar negeri Bukhara duduk dalam suatu majlis pengajian, di tengah-tengah pengajian, dia sering berdiri. Lalu oleh teman-temannya ditanya mengapa berbuat demikian. Dia menjawab, sungguh putra guruku sedang bermain di jalan oleh karena itu jika aku melihatnya aku berdiri untuk menghormatinya

Al-Qadhi Fahruddin adalah seorang imam di daerah Marwa yang sangat dihormati oleh para pejabat negara.

Beliau berkata, “Aku mendapat kedudukan ini kurena aku menghormati guruku, Abi Yazid Addabusi. Aku selalu menyalami beliau, memasak makanannya, dan aku tak pernah ikut makan bersamanya.”

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger