Laporkan Jika Ada Link Mati!

Lupus (Part 3) - Sereem

Begini. Kita kasih tau aja. Ini sebenernya soal dendam. Si Bringas itu masih sodaranya Nano. Siapa Nano? Nano adalah pemimpin grup band anak muda baru bernama Panji Tengkorak. Grup itu katanya beraliran metal. Black metal. Dan pas grup metal itu mau merilis album, si Nano langsung menghubungi Lupus, mau minta diwawancara. Pastinya, biar dapet promo gratis untuk album perdananya yang bakal beredar. Tapi tulisan Lupus di majalah sama sekali bikin Nano kecewa.

"Padahal kami sebenernya sudah mendirikan band kugiran ini sejak tahun 1987. Musik kami sangat terinspirasi oleh konsep musiknya Jimi Mendrix, plus diilhami oleh sedikit irama ska. Saat konser, kami selalu dielu-elukan para pendengar. Bahkan di sebuah koran daerah, kami diramalkan bakal merajai blantika musik Indonesia. Tapi kehebatan kami hilang begitu saja karena kesombongan seorang wartawan bau kencur bernama Lupus." begitu pengaduan Nano kepada Bringas.

"Kenapa dengan kue cucur dan kue lupis itu?" tanya Bringas.

"Lupus yang bau kencur itu menulis, grup kami katanya cuma plagiat musik-musik rock Barat, dan sama sekali nggak punya jiwa. Katanya, kami sekumpulan remaja nggak berbakat. Sialan sekali, bukan? Walhasil penjualan kaset kami pun kandas," ujar Nano geram.

"Gara-gara kue lupis itu?"

"Ya, abis gara-gara siapa lagi? Makanya saya minta Bang Bringas mau memberi pelajaran sama Lupus sialan itu. Dia menghancurkan masa depan grup saya. Bang."

Bringas tersenyum. "Brother Nano, jangan kuatir. Itu gampang. Bringas bakal melakukan apa aja yang lo mau. Pokoknya nggak satu orang pun bisa menyetop kehebatan band kalian! Mana alamat rumahnya? Mana fotonya?"

Dan begitulah. Maka jiwa Lupus pun terancam malam ini. Karena si Bringas sudah berhasil membuka kunci rumah Lupus pake seutas kawat, dan menyelinap masuk ke dalam rumah kosong itu. Di rumah Lupus emang lagi nggak ada pembantu. Makanya kalo Mami dan Lulu pergi, jadi kosong. Dan itu udah diketahui Bringas, karena Bringas adalah preman yang pro dan selalu memperhitungkan segalanya.

Bringas masuk ke ruang tengah, ia langsung memotong kabel telepon. Setelah itu dia ngumpet. Menunggu Lupus pulang.

Selang beberapa saat, Lupus yang mengendarai sepeda sampai di depan rumahnya. Tak ada perasaan curiga apa pun. Dia malah bersiul-siul sampe mulutnya monyong lima senti. Emang, saban pulang dan rumahnya Poppi, hati Lupus selalu riang. Soalnya di rumah Poppi kan banyak makanan enak.

Tapi berkaitan dengan si Nano, emang masih seger dalam ingetan Lupus, beberapa saat lalu ia ngewawancarain pemain band Panji Tengkorak.

Tapi saat itu Lupus bener-bener bete abis, lantaran si Nano itu berkoar-koar dengan pede-nya soal kehebatan bandnya.

"Band kami ini membawa roh Jimi Hendrix, perpaduan antara rock tahun 70-an dengan musik ska, dicampur dengan variasi perkusi dengan nada etnik. Kami yakin, musik kami bakal mengilhami jutaan kawula muda negeri ini dan menambah maraknya blantika musik Nusantara."

"Oya? Trus anggotanya siapa aja?" tanya Lupus agak kurang antusias.

"Kalau begitu saya akan memperkenalkan satu-satu personel band kami. Pada bas, seorang anak muda yang mempunyai segudang repertoar. Dengan jari-jemarinya dia sanggup menandingi keperkasaan Bill Wyman, Flea, atau siapa pun yang menjadi jawara pencabik bas dunia. Namanya, Sentot Bas Betot. Kemudian, pada guitar kami, dengan lengkingan gitarnya, dia sanggup membuat kita terharu akan kejayaan musik rock di dekade tujuh puluhan. Jimmy Page, BB King, Eric Clapton, Santana, mengilhami permainannya. Namanya Uddel Bodonx."

Dan mulailah Nano berkoar-koar panjang lebar menjelaskan personel band lainnya, bikin Lupus ngantuk.

Download
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger