Laporkan Jika Ada Link Mati!

Omen #2 - Tujuh Lukisan Horor

”Ketujuh lukisan ini kunamai Tujuh Lukisan Horor, dan nama ini sudah cukup dikenal di kalangan anak-anak Klub Kesenian,” kata Rima perlahan.

Tujuh lukisan itu memang horor banget, berisi adegan-adegan orang-orang yang sedang dihukum mati. Lukisan pertama menggambarkan seseorang yang berlumuran darah dengan punggung terluka parah sedang menggedor pintu, sementara algojo yang bertampang mirip monster mengejarnya sambil membawa parang besar yang lebih mirip golok. Lukisan kedua menggambarkan orang yang setengah terbaring di atas meja, tangannya nyaris terpotong, memandang ngeri ke arah algojo yang siap menghabisi nyawa si korban dengan parang yang sama dengan di lukisan pertama.

Lukisan ketiga menggambarkan orang yang sedang merangkak di tanah dengan kaki terpotong, dikejar oleh si algojo yang mengayunkan parangnya dengan muka ganas bagaikan seorang penjagal hewan. Lukisan keempat menggambarkan orang yang tangannya diikat di dinding sementara si algojo yang sama mengayunkan parang ke kepala korban.

Lukisan kelima menggambarkan orang yang kepalanya dibenamkan ke dalam air oleh si algojo yang siap memenggal leher orang itu dengan parangnya. Lukisan keenam menggambarkan orang yang sedang terjatuh dari tangga, dan si algojo memberinya dorongan untuk jatuh dengan hantaman parang pada punggungnya.

Semua lukisan itu benar-benar menakutkan, namun yang paling mengerikan adalah gambar algojonya, yang di lukisan pertama tampak kecil dan terlihat bagaikan sosok mitos belaka, tampak semakin besar di lukisan kedua, dan semakin besar lagi di lukisan ketiga. Di lukisan keenam, sosok algojo itu tampak begitu besar sementara si korban begitu kecil, muka si algojo yang awalnya mirip monster gaje semakin tampak jelas, wajahnya berbulu dengan moncong mirip musang, dengan mata merah mengerikan dan gigi taring meneteskan ludah, seolah-olah dia sudah tidak sabar menyantap para korban itu.

Dan kesannya, oh God, kesannya algojo itu siap keuar dari bingkai lukisan dan memakan kita sebagai korban berikutnya. Tidak heran surat kaleng itu mengatakan bahwa algojo itu bisa keluar untuk menghabisi orang-orang. Tampang si algojo begitu nyata saat menatap mataku. Kilatannya yang penuh dendam dan benci membuatku yakin bahwa sosok ini memiliki jiwa yang tertanam sangat kuat dalam lukisan ini.

”Kenapa lo bisa ngegambar sesuatu yang begini mengerikan sih?” Erika menyuarakan pertanyaan yang menggema dalam hatiku. Suaranya yang agak membentak menunjukkan bahwa sama sepertiku, dia juga takut melihat lukisan itu.

Rima tidak menyahut, melainkan hanya memandangi kami melalui rambutnya yang panjang hitam bagaikan tirai sutra mengerikan.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger