Laporkan Jika Ada Link Mati!

The Queen Of The Tearling

“Tutup mulut, Dyer!” bentak Pen.

“Kau yang tutup mulut, Bocah. Begitu pengiriman tak datang, Pasukan Mort akan mulai bergerak. Kau juga bakal mampus.”

“Kita semua mampus,” geram Elston dari belakang Kelsea. Suaranya masih tak jelas karena giginya yang patah, tapi ucapannya sepertinya tak sulit lagi dipahami.

“Jangan dengarkan Dyer, Lady. Kami telah menyaksikan kerajaan ini tenggelam ke lumpur. Kau mungkin terlambat datang untuk menyelamatkannya, tapi berusaha menghentikan longsorannya tetap saja tindakan bagus.”

“Aye,” seseorang menyahut di belakang Kelsea, membuatnya tersipu. Kelsea diselamatkan Mace dari keharusan berkomentar ketika laki-laki itu menerobos sekumpulan pengawal dan memosisikan dirinya di sebelah kanan Kelsea.

“Lebih merapat lagi,” geramnya. “Kalau aku bisa menembus kalian, begitu juga orang lain.”

Perjalanan menuju Balairung Agung berupa siksaan koridor-koridor rendah abu-abu yang diterangi cahaya obor. Kelsea curiga Mace mengambil rute memutar, tapi dia masih ngeri oleh koridor, tangga, dan terowongan yang tak berakhir. Dia berharap ada peta Benteng di suatu tempat, atau dia tidak akan berani keluar dari sayapnya sendiri.

Mereka berpapasan dengan banyak laki-laki dan perem puan berpakaian putih, dengan tudung diturunkan rendah-rendah menutupi dahi. Berdasarkan deskripsi Carlin, Kelsea tahu bahwa mereka pasti pelayan Benteng. Benteng memiliki pengurus rumah tangga dan tukang pipa, tapi juga disesaki oleh pelayan yang tidak perlu; bartender, penata rambut, pemijat, dan yang paling parah, semuanya dibayar oleh kas Kerajaan.

Pelayan Benteng diharuskan tak terlihat mencolok ketika tidak dibutuhkan, jadi mereka menyingkir dari jalan Kelsea dan merapatkan tubuh ke dinding saat dia lewat. Setelah melewati pelayan kedua puluh, amarah Kelsea mulai naik satu tingkat, dan berapa lama pun dia menggigiti bagian dalam pipinya tetap tak bisa meredakan amarah tersebut. Ke sinilah uang pajak mengalir: untuk membeli kemewahan dan kurungan.

Akhirnya, mereka melintasi ruang depan kecil menuju pin tu ganda besar yang terbuat dari semacam kayu ek. Di mata Kelsea, kayu itu tak mirip ek Tearling; seratnya terlalu biasa, dan pintu tersebut dipenuhi ukiran rumit yang kelihatannya gambar lambang-lambang zodiak.

Ek Tearling tak bisa diukir dengan baik; waktu kecil, Kelsea pernah mencoba meraut ek Tearling dengan pisau dan mendapati kayunya hancur dalam bongkahan dan serpihan. Kelsea mencoba memperhatikan pintu lebih teliti, tapi tidak ada waktu; begitu dia mendekat, keduanya membuka seolah-olah disihir, dan gelombang pengawal menyapunya masuk.

Di sebelah kirinya, seorang bentara berseru, “Putri Mahkota Tiba!”

Kelsea meringis mendengar itu, tapi dengan cepat menemu kan hal lain untuk diperhatikan. Dia mendapati dirinya berada di satu ruangan yang ukurannya lebih besar daripada yang pernah dibayangkannya, dengan langit-langit setidaknya setinggi enam puluh meter dan dinding seberang yang begitu jauh sehingga dia tak bisa melihat wajah-wajah mereka yang berdiri di sana.

Download

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

24 Januari 2019 pukul 05.12

Tadinya saya mikir kenapa ga dibikin pdf aja gitu, tp stelah download dan baca skrng saya ngerti kalo di dikin digibook ternyata lebih enak ya bacanya 😁

Maaf blm bisa komen soal novelnya soalnya blm dibaca ini baru aja download 😅 cmn td nyoba buka digibooknya dan ternyata enak aja gitu bacanya, rapih.. jd pgn langsung komen aja gitu ngasi apresiasi.

Buat admin semangat update nya ya

25 Januari 2019 pukul 05.44

Kalo PDF terkesan gak pokus, kita musti zoom in-out kalo baca.

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger