Laporkan Jika Ada Link Mati!

Kimya Sang Putri Rumi

Kimya adalah perempuan lugu dengan kecerdasan emosional yang mengagumkan. Ia dilahirkan di lereng pegunungan Taurus, Kimya menghabiskan masa kecilnya dalam keterasingan yang membahagiakan. Kedua orang tua Kimya sangat menyayangi Kimya karena mereka merasa Kimya memiliki suatu Keistimewaan dari anak mereka yang lain. Kimya mempunyai dua orang kakak yang sangat menyayanginya Tahir dan Aishel. 

Saat Edvokia mengandung Kimya ia sempat bertemu dengan seorang pengelana saat musim dingin malam itu Edvokia dan suaminya mempersilahkan orang tua itu masuk ke rumah mereka. Mahsoud begitu orang itu memperkenalkan dirinya. Lalu lelaki itu memberitahu pada Edvokia bahwa nama anak yang sedang dikandungnya Harus diberi nama Kimya dan ia juga sempat berkata “ Masa depan gemilang menantinya”. Setelah Edvokia melahirkan ia pun memberi nama anaknya Kimya. Kimya banyak menghabiskan waktunya dengan hanyut dalam dunia ekstasenya. Gadis yang selalu ingin tahu dan dia selalu mencoba untuk mencari setiap jawaban yang belum terjawab.

Kimya pernah bertemu dengan seseorang dalam mimpinya yang kemudian membuat ibunya Edvokia takut akan berpisah dengan anaknya. Kimya banyak belajar menulis dari Pater Chrisostom dan Ahmed seorang pemuda yang datang dari Konya, Ahmed berkelana setelah mendengar kata-kata dari Maulana. Dari Ahmed, Kimya banyak mendengar tentang Konya dan belajar menulis. Setelah Pater Chrisostom meninggal Kimya mendapat sebuah surat wasiat dari Pater Chrisostom yang berisi Kimya harus sekolah di Konya. 

Edvokia yang tahu suaminya Farouk menyetujui Kimya untuk pergi ke Konya sangat sedih karena ia akan kehilangan putri yang sangat ia Sayangi. Sebelum Kimya berangkat Farouk sakit, sehingga Kimya menunda untuk pergi ke Konya. Setelah Farouk sembuh dia sendiri yang mengantar Kimya ke Konya, tapi begitu sampai di Biara yang diminta Pater Chrisostom ternayata Suster Andrea yang ia cari tidak ada.

Kimya dan Farouk Bertemu dengan Maulana Jalaluddin Rumi yang kemudian mengangkatnya sebagai murid sekaligus anak. Kerra adalah istri Maulana yang sangat baik kepadanya dan sudah Kimya anggap seperti ibunya sendiri. Kimya selama tinggal bersama keluarga Maulana tidak pernah sama sekali pulang ke kempat orang tuanya. Di Konya Kimya mempunyai dua orang sahabat Hatija dan Nuran. Alauddin sering menggangu dan menggoda Kimya. Alauddin adalah anak Maulana yang nomor dua, yang mempunyai sifat sangat implusif dan pemarah. 

Suatu hari Maulana bertemu dengan seorang pengelana berasal dari Tabriz dan pengelana itupun akhirnya menjadi sahabat tercintanya. Syams adalah sahabat Maulana yang sangat di benci oleh murid-murid Maulana bahkan Alauddin putra Maulana yang tak rela Ayahnya menghabiskan waktu dengan Syamsuddin yang di anggap mereka adalah Iblis yang membuat Maulana tak mau mengajar mereka lagi di Madarasah. Kimya akhirnya di minta oleh Maulana untuk menikah dengan Syams, sahabat tercinta Rumi setelah Syams kembali dari Damaskus. 

Selama menikah Kimya merasa hidupnya berbeda di bingung apakah dia bahagia atau sedih. Banyak orang yang mengatakan bahwa pernikahan Kimya dengan Syams tidak bahagia, walaupun Kimya sempat merasakan tidak bahagia, tapi ternyata ia mulai merasakan kebahagian dan mengerti kenapa Syams bertingkah seperti itu, disaat kesehatannya semakin menurun Kimya mulai merindukan orang tuanya. Setelah kematian Kimya, Syams kembali menghilang untuk selamanya. Banyak asumsi yang mengatakan kalau Syams dibunuh dan ada juga yang mengatakan kalau Syams dibunuh oleh persekongkolan yang di rancang oleh Alauddin. 

Beberapa sejarah mengatakan Syams kembali ke Tabriz, sementara sebuah sumber menyebutkan, Syams menuju kota Khuy, sebuah kota tempat Syams meninggal saat hendak melanjutkan perjalanan menuju Tabriz. Satu hal yang pasti bahwa, pada suatu malam yang dingin di bulan Desember 1247 di Konya, Syams menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.

Bisa jadi kematian Kimya merupakan salah satu faktor yang memicu kepergian Syams. Tetapi, bagaimanapun, hatinya hancur karena kematian Kimya orang yang di kasihinya. Mungkin saja ini penyebab utamanya. Bisa di katakan bahwa kematian Kimya adalah sebuah tanda, sebuah isyarat berakhirnya sebuah hubungan lainnya, seperti halnya hubungan Syams dan Maulana yang di barat lebih dikenal sebagai Jalaluddin Rumi.

Transformasi yang dialami Kimya memang sudah pada tempatnya; tugasnya di dunia ini telah usai. Dengan cara yang hampir sama, transformasi Rumi pun demikian adanya, tapi tugasnya baru saja akan di mulai. Supaya Rumi menjalankan tugas itu dengan baik, Syams harus pergi sebab kebersamaannya hanya akan merintangi Rumi. Hidupnya adalah Perjalanan mengungkap takdir.

Download


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger