Laporkan Jika Ada Link Mati!

The Princess : Sulthana Daughters (Buku II)

Aku pernah membaca bahwa satu pena yang bagus dapat menikam raja mana pun. Saat aku mengamati foto pamanku, Fahd ibnu Abdul Aziz, Raja Arab Saudi, aku merenungkan kenyataan bahwa aku tidak mempunyai keinginan untuk menikam raja kami, atau bahkan memicu kemarahan dari seorang laki-laki yang kutahu seorang yang baik.

Aku meraba wajahnya dengan jari-jariku, sambil mengingat-ingatnya seorang laki-laki, Fahd, dari hari-hari di masa kecilku. Foto itu menggambarkan Raja semasa usia dewasa dan sama sekali tidak menunjukkan kilas kemudaan yang kuingat darinya. Kening tegang Raja dan rahangnya yang kuat berkebalikan dengan gambaran laki-laki menawan yang dengan prihatin terekam dalam benak. Pikiranku melayang ke masa lalu, mengenang Raja sebelum dia dinobatkan. Berdiri tinggi dan dada bidang, dengan tangannya yang besar terentang, dia menawarkan sebuah kurma manis pada seorang anak yang terkagum padanya. Anak itu adalah aku. Fahd, seperti ayahnya, adalah seorang laki-laki yang tegap dan di mata kanak-kanakku, dia lebih seperti anak dari seorang prajurit Badui dan bukan negarawan, satu jabatan yang akan dipegangnya. Bertentangan dengan karakterku yang berani, aku bereaksi dengan malu-malu, dengan enggan menerima buah pencuci mulut itu dari tangannya, lalu berlari ke pelukan ibuku. Aku mendengar suara tawa gembira Fahd saat aku merasakan manisnya kurma itu.

Karena tradisi Arab kami, aku tidak diperkenankan membuka kerudung pada saat kehadiran Raja sejak menginjak masa puber. Sejak saat itu, dia telah menjadi laki-laki matang. Tahu bahwa Raja sekarang terlihat muram, aku memutuskan bahwa meski tahun-tahun kenegarawanan telah menguatkannya, tanggungjawab kepemimpinan itu telah menghukumnya. Dan meski bertubuh besar dan agung, Raja kami tidak bisa dikatakan tampan. Kelopak matanya terlalu turun menutupi matanya yang menonjol, hidungnya terlalu menaungi bibir atasnya yang dengan kaku membingkai mulut yang lembut. Di gambar yang sangat populer bagi semua orang Arab dan pengunjung kerajaannya, foto-foto resmi yang tergantung mencolok mata di setiap institusi bisnis dan lembaga-lembaga lain di negaraku, menurutku dia tidak seperti yang kukenal: menakutkan dan tidak peka.

Meski kekuasaannya tak diragukan lagi dan ke¬kayaannya melimpah, posisinya bukanlah untuk dicemburui. Sebagai penguasa mutlak dari salah satu negara terkaya di dunia, pemerintahan Raja Fahd di negeri Arab Saudi yang panas dan suram adalah perjuangan tak kenal henti di antara yang baru dan yang lama.

Sementara kebanyakan negara mempertahankan diri mereka dengan meninggalkan atau mengubah cara lama, berkembang berangsur-angsur menjadi sistem yang baru dan lebih baik yang memajukan peradaban, raja kami tidak punya pilihan semacam itu. Dia, seorang manusia biasa, harus memaksa pada persatuan dan perdamaian antara empat kelompok warga negara yang terpecah dan sama sekali berbeda: fundamentalis agama yaitu orang-orang yang kaku dan keras kepala yang berkuasa yang menuntut untuk kembali ke masa lalu; kelas menengah terkemuka dan terdidik yang meneriakkan pembebasan dari tradisi lama yang mencekik hidup mereka; suku Badui yang berjuang melawan ajakan untuk mening-galkan cara hidup mengembara dan mengalah pada daya pikat kota; dan akhirnya anggota dari keluarga besar kerajaan yang tidak menginginkan selain kekayaan dan kekayaan yang lebih banyak lagi.

Yang menjembatani keempat faksi ini adalah satu kelompok penduduk asli yang telah terlupakan, kaum perempuan Arab Saudi, sama beragamnya dalam keinginan dan tuntutan sebagaimana laki-laki yang mengatur kehidupan pribadi kami.

Meski demikian, anehnya, aku, seorang perempuan dengan kekecewaan besar, hanya punya sedikit kemarahan terhadap raja kami atas penderitaan yang kami alami, karena aku tahu beliau harus punya dukungan yang setia dari suami-suami, ayah, dan saudara laki-laki pada umumnya sebelum bergerak menentang orang- orang yang disiplin dalam agama kami. 

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger