Laporkan Jika Ada Link Mati!

Dewi Ular [30] - Tumbal Cemburu Buta

Malam itu hujan turun dengan deras secara tiba-tiba. Jakarta dan sekitarnya mengalami cuaca buruk. Cuaca seperti itu mencurigakan hati paranormal di mana pun berada. Menurut mereka, hujan itu bukan hujan biasa.

"Hujan aneh..." gumam Kumala Dewi sambil bergegas meninggalkan ruang tengah untuk masuk ke kamar tidurnya.

Seorang tamu yang datang menemui Kumala pada malam itu belum sempat pulang. Wajah tamu tersebut menjadi cemberut karena jengkel dengan hujan yang turun secara mendadak itu. Kecemasan terlihat melintas di wajah sang tamu. Rasa takut terhadap hujan lebat disertai angin kencang membuat sang tamu terpaksa menarik napas untuk menenangkan hatinya sendiri.

"Sebaiknya kau tidur di sini saja. Jangan nekat pulang dalam keadaan cuaca seperti ini," seru Kumala Dewi sebelum masuk ke kamar untuk ganti pakaian tidur.

Sang tamu bingung menjawab, karena ia ragu-ragu menerima saran Kumala Dewi itu. Sandhi, si sopir pribadi yang punya ketampanan sedang-sedang saja itu mengambil alih pelayanan. Setelah menutup pintu dan merapatkan gorden jendela, Sandhi duduk di samping sang tamu. Ia bermaksud menemani sang tamu selama Kumala ganti pakaian di kamarnya.

Mereka berdua tak tahu bahwa di dalam kamar tersebut si bidadari cantik itu bukan hanya ganti pakaian tidur, tapi juga sempat berkomunikasi gaib jarak jauh dengan Buron. Gadis cantik berkulit halus seperti kulit bayi itu merasa lega setelah, mendengar kabar bahwa Buron berhasil mengatasi suasana genting di hotelnya Tante Molly. Tetapi agaknya ia harus melakukan tindakan lain lagi, karena tamu yang datang kepadanya itu juga membawa masalah sendiri. Menurut Kumala, masalah itu harus segera ditangani sebelum membawa akibat yang lebih buruk lagi dari yang sudah diceritakan sang tamu.

"Saran Kumala itu memang benar. Kamu nggak usah pulang. Tidur di sini saja. Cuaca seperti ini hanya akan membuatmu terjebak banjir di tengah jalan. Kamu akan repot sendiri nantinya."

"Kasihan adikku, sendirian di rumah. Pasti dia sangat ketakutan kalau aku nggak tidur di rumah."

"Adikmu aman-aman saja. Bukankah tadi Kumala telah menyingkirkan bayangan hitam yang mengikutinya itu?"

"Tapi dia kan nggak tahu kalau bayangan hitam itu sudah nggak ada. Dia pasti masih dibayang-bayangi rasa takut. Pokoknya, bagaimanapun juga aku harus pulang, biar adikku nggak ketakutan."

"Kalau begitu, coba kau bicarakan alasanmu itu kepada Kumala."

Ketika Dewi Ular keluar kembali dari dalam kamarnya, belum sempat sang tamu bicara atau Sandhi mengutarakan maksud sang tamu, gadis cantik itu sudah lebih dulu berkata dengan nada bijak.

"Wajar kalau adikmu masih ketakutan. Setelah kupikir-pikir, memang sebaiknya kau pulang saja, Swimpi. Adikmu butuh penjelasan agar jiwanya nggak dicekam rasa takut terus-terusan."

Tamu yang datang dengan masalah tersendiri itu ternyata adalah Swimpi, mantan penari strip tease yang sudah kenal baik dengan Kumala dan Sandhi, juga Buron, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: Dendam Roh Erotis).

Adik Swimpi yang bernama Lucia itu datang ke Jakarta dari daerah. Kedatangan Lucia ke Jakarta dalam rangka mengikuti tes di sebuah perguruan tinggi. Tetapi Lucia justru terlibat kasus misteri yang menegangkan. Ia merasa diikuti seseorang yang selalu tak kelihatan jika ia berpaling ke belakang.

Tetapi pada suatu malam, Lucia merasa digerayangi oleh tangan nakal yang menyentuh bagian-bagian terlarang dari tubuhnya. Lucia menjerit-jerit ketakutan. Tapi baik Lucia sendiri maupun Swimpi yang datang menolongnya itu, tidak melihat siapa-siapa di kamar tersebut. Mereka hanya melihat bayangan hitam di dinding yang berjalan keluar meninggalkan kamarnya, seperti orang takut kepergok.

Download
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger