Laporkan Jika Ada Link Mati!

Injil Membantah Ketuhanan Yesus

Dalam pelajaran nomor dua yang saya berikan ("Who Moved the Stone?") dulu, saya berjanji akan membahas perbedaan ukuran yang dipakai oleh penganut agama Masehi. Dalam bagian ini kami akan manafsirkan permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang, yakni mengenai "Kebangkitan atau Kebangunan".

Saya tengah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Transvaa di Afrika Selatan dalam rangka mengadakan dakwah keliling. Sebelum itu lebih dahulu saya menelpon rekan saya yang bernamz Hafidh Yusuf Dadu dari Standerton untuk mengabarkan rencana perjalanan keliling yang akan segera saya lakukan itu.

Rekan saya mengatakan bahwa ia sedang mempelajari bahasa Ibrani. Ia berharap supaya saya berusaha memperoleh kitab suci dalam bahasa Ibrani yang disertai tafsir bahasa Inggris.

Saya pergi ke toko buku Lembaga Al kitab di Durban. Saya berhasil mendapatkan buku itu tanpa menemui kesulitan. Saya menemukan kitab suci yang "authorized version" yang juga dikenal dengan "King James Version".

Ketika saya sedang mencari kitab yang baik dan yang harganya relatif murah itu, saya melihat seorang ibu yang duduk di belakang meja sedang menelpon seseorang. Tiba-tiba ia bertanya kepada saya, "Maaf Tuan, apakah tuan Ahmed Deedat?"

Saya menjawab singkat, "Ya."

Kemudian ia berkata lagi, "Direktur Lembaga Al kitab ingin berbincang-bincang dengan tuan."

Saya menjawab, "Dengan segala senang hati."

Kemudian ia meneruskan bicaranya. Saya jawab dengan gurauan sambil melepaskan senyum kepadanya, "Saya kira anda sedang memanggil polisi, karena saya telah melihat-lihat kitab suci lama dan banyak sekali."

Ia berkata, "Tidak, pendeta Rev. Roberts, direktur Lembaga Alkitab ini ingin bercakap-cakap dengan tuan."

Tak lama kemudian, pendeta Roberts datang menghampiri saya dan memperkenalkan dirinya kepada saya. Kemudian ia meminta kitab suci yang ada di tangan saya. Lalu saya berikan kitab itu. Dia kemudian membuka dan membacakan ayat itu untuk saya. Bacanya:

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)

Sesudah saya mendengarkan bacaannya dari kitab sucinya itu, saya menjawab, "Saya menerima!" Maksudnya ialah menerima isi risalah yang ingin disampaikan kepada saya. Pada waktu itu saya tidak mengatakan kepadanya bahwa apa yang disaimpaikan kepada saya sama dengan apa yang dibawa Al-Qur'anul Karim kepada umat manusia sejak empat belas abad yang lalu tentang kewajiban semua orang untuk beriman "dengan Allah yang Maha Esa lagi Maha Kuat, dan bahwa Isa Alaihissalam (Yesus Almasih) tak lain hanya seorang rasul dari Allah. Kalimat Al-Qur'an itu berbunyi sebagai berikut:

…Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam Itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh daripada-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasulNya dan Janganlah kamu mengatakan: (Tuhan Itu) tiga." (An Nisaa: 171)

Sudah tentu pendeta Roberts senang sekali mendengar jawaban saya. Kemudian ia cepat-cepat membuka kitab sucinya dan mencari ayat lain. Ia mulai membaca kalimat-kalimat yang dikatakan dari Yesus. Bacanya:

"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu." (Yohanes 13: 34-35)

Setelah selesai membaca teks itu, saya menyambutnya dengan berkomentar: "Baik sekali!"

Rupanya jawaban dan komentar saya itu makin membuatnya lebih berani. Untuk mendapatkan seorang penginjil baru ia membacakan ayat lagi:

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (matius 7:i-2)

Sebagai komentar atas paragraf itu saya menjawab, "Saya setuju!"

Sebab utama persetujuan dan penerimaan saya terhadap yang dibacakan pendeta itu kepada saya, bukan untuk mendapatkan diskon khusus. Namun karena kutipan-kutipan yang dibacakannya itu pada umumnya memiliki kesamaan dengan risalah dan pikiran yang Allah berikan kepada kita untuk dikumandangkan, diajarkan dan diamalkan. Kalau saya memisahkan segi-segi kebenaran antara kaum Muslimin dan kaum Masehi maka itu berarti saya akan menjadi seorang pendengki yang tidak punya toleransi.
 
Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger