Laporkan Jika Ada Link Mati!

Titik Muslihat

WALAU MENDUDUKI lembaga politis yang paling berkuasa di dunia, Presiden Zachary Herney hanyalah seorang lelaki dengan tinggi rata-rata, bertubuh ramping, dan memiliki bahu yang tidak terlalu lebar. Wajah Presiden Herney berbintikbintik. Dia mengenakan kacamata bifokal, dan rambutnya berwarna hitam dan terlihat mulai menipis. Walau memiliki fisik yang biasa-biasa saja, dia terlihat menonjol di antara orang-orang yang mengenalnya. Kata orang, jika Anda bertemu dengan Zach Herney satu kali saja, Anda pasti mau berjalan ke ujung dunia demi dirinya.

"Aku senang kau mau datang," kata Presiden Herney sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Rachel. Jabatan tangannya terasa hangat dan tulus.

Rachel berusaha berbicara dengan lebih lancar, tetapi tidak berhasil. "Ten... tu saja, Pak Presiden. Bertemu dengan Anda merupakan kehormatan bagi saya."

Presiden tersenyum hangat padanya, dan Rachel dapat merasakan secara langsung keramahan Presiden Herney yang legen-daris ini. Lelaki ini memang memiliki sikap ramah yang disukai para kartunis politik. Betapa pun anehnya para kartunis itu menggambar wajah sang presiden, semua orang masih akan dapat melihat senyumannya yang hangat dan ramah yang selalu muncul tanpa dibuat-buat itu. Matanya senantiasa memantulkan ketulusan dan harga diri.

"Jika kau mengikutiku," kata Presiden dengan suara riang, "akan kusiapkan secangkir kopi untukmu."

"Terima kasih, Pak."

Presiden menekan interkom dan meminta ajudannya membawakan kopi ke kantornya.

Ketika Rachel mengikuti Presiden berjalan di dalam pesawat itu, dia merasa heran melihat sang presiden tampak begitu gembira dan tenang untuk ukuran seseorang yang sedang kalah dalam jajak pendapat. Presiden juga berpakaian dengan sangat santai...celana jeans, kemeja polo, dan sepatu hiking merek L.L. Bean.

Rachel berusaha membangun percakapan."Anda... senang mendaki gunung, Pak Presiden?”

"Sama sekali tidak. Para penasihat kampanyeku memutuskan beginilah penampilan baruku. Bagaimana pendapatmu?”

Rachel berharap Presiden tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya itu. "Sangat... mm... gagah, Pak."

Raut wajah Herney tidak berubah. "Bagus. Kami pikir, ini akan membantu kami meraih kembali suara dari perempuanperempuan yang mendukung ayahmu." Setelah beberapa detik, Presiden tersenyum lebar. "Ms. Sexton, itu hanya gurauan. Kita berdua pasti tahu, aku membutuhkan lebih dari sekadar celana jeans dan kemeja polo untuk memenangkan pemilihan umum ini.

Keterbukaan dan kejenakaan Presiden dengan cepat menghapus ketegangan yang dirasakan Rachel karena berada di tempat ini. Walaupun fisiknya biasa-biasa saja, hal itu mampu ditutupi Herney dengan keunggulan diplomasinya. Diplomasi adalah keahlian untuk berhubungan dengan orang lain, dan Zach Herney memiliki bakat tersebut.

Rachel mengikuti Presiden hingga ke bagian belakang pesa-wat. Semakin ke dalam mereka melangkah, semakin tidak mirip pesawat interiornya. Dia dapat melihat koridor yang meleng-kung, dinding berlapis wall-paper, bahkan sebuah ruangan olah raga, lengkap dengan StairMaster dan mesin dayung. Anehnya, pesawat itu begitu lengang.

"Anda bepergian sendirian, Pak Presiden?”

Presiden menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya aku baru saja mendarat."

Rachel terheran-heran. Mendarat dari mana” Ringkasan laporan intelijen yang dibuatnya minggu ini tidak menyebutnyebut adanya rencana perjalanan Presiden. Tampaknya Presiden menggunakan Pulau Wallops untuk melakukan perjalanan diam-diam.

"Stafku meninggalkan pesawat ini tepat sebelum kau datang," kata Presiden. "Aku sebentar lagi akan menuju ke Gedung Putih untuk bertemu kembali dengan mereka di sana, tetapi aku ingin menemuimu di sini saja."

"Anda sedang berusaha mengintimidasi saya?”

“Sebaliknya. Aku hanya berusaha untuk menghormatimu, Ms. Sexton. Gedung Putih tidak tepat untuk pertemuan pribadi, dan berita tentang pertemuan kita ini akan menempatkan dirimu pada posisi yang canggung dengan ayahmu."

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger