Laporkan Jika Ada Link Mati!

Gajah Mada [1]

Tanpa banyak bicara Panjang Sumprit bergegas meninggalkan Bekel Gajahmada dan Gagak Bongol yang berdiri termangu. Persahabatan yang terjalin akrab selama ini menyebabkan Gagak Bongol agak tersentuh, seolah perpisahan yang terjadi itu akan menjadi perpisahan untuk selamanya.

”Jika benar dugaanmu” berkata Bekel Gajahmada, ”jika ternyata pasukan Jalapati tidak muncul dan Temenggung Banyak Sora berbohong maka tidak ada yang bisa diharapkan. Tuanku Jayanegara harus mengungsi”

Betapa pahitnya kenyataan itu. Namun, tak bisa dihindari, harus ditelan. Gagak Bongol merasa isi dadanya akan meledak. Akan tetapi, Bekel Gajahmada merasa permukaan dadanya berdesir. Dari kegelapan malam dan pekatnya kabut muncul seseorang.

”Kau meragukan aku rupanya, Gagak Bongol?” ucap orang itu.

Gagak Bongol tersentak kaget. Sebaliknya, Bekel Gajahmada merasa benang kusut yang dihadapi mulai terurai. Senyum yang sempat hilang muncul lagi di sudut bibirnya.

”Akhirnya, Rakrian Temenggung telah muncul” ucap Bekel Gajahmada, ”nyaris dadaku meledak!”

Temenggung Banyak Sora tersenyum, bahkan dengan segera berubah menjadi sebuah tawa. Banyak Sora masih tertawa saat mendekati Gagak Bongol dan menepuk pundaknya. Gagak Bongol yang semula berwajah gelap akhirnya terpaksa tertawa. Ketegangan yang menggerataki isi dadanya mulai mereda.

”Rakrian Menggung datang sendiri?” Gagak Bongol bertanya.

Lagi-lagi Temenggung Banyak Sora tersenyum. Akan tetapi, ternyata pertanyaan Gagak Bongol itu juga mewakili Bekel Gajahmada.

”Pasukan Jalapati telah menempatkan diri” berkata Rakrian Temenggung Banyak Sora. ”Mereka telah baris pendhem sekaligus pasang gelar di luar dan di dalam alun-alun. Gerakan senyap yang mereka lakukan kuharapkan mampu mengejutkan pasukan musuh. Setidak-tidaknya dalam benturan pertama mereka akan mampu mengurangi jumlah musuh sebanyak-banyaknya”

Jawaban itu memaksa Gajahmada dan Gagak Bongol saling pandang. Serentak pula keduanya manggut-manggut. Bekel Gajahmada merasa amat lega, sebagian ketegangan yang dirasakan pun luruh. Setidak-tidaknya beban berat yang mereka sandang telah berkurang.

Gagak Bongol yang telah berprasangka buruk pada Temenggung Banyak Sora hanya bisa menundukkan kepala. Namun, Gagak Bongol bukanlah jenis lelaki pengecut.

Gagak Bongol menengadah.

”Maafkan aku yang telah berprasangka Rakrian Menggung” berkata Gagak Bongol.

Banyak Sora hanya tersenyum, tidak menanggapi ucapan itu.

”Sejauh ini perkembangan macam apa yang telah kauperoleh, Bekel Gajahmada?” bertanya Banyak Sora.

Bekel Gajahmada beringsut mendekat.

”Akan aku lengkapi apa yang telah aku sampaikan, Rakrian Menggung. Bahwa tindakan makar itu ternyata didalangi oleh para Winehsuka. Ra Kuti dan beberapa saudaranya”

Banyak Sora kaget. Rona wajahnya berubah.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger