Laporkan Jika Ada Link Mati!

Drama Krakatau

Pada masa 11.000 taon yang lalu. Sabentar ia keliatan seperti tidur pules hingga beratusan taon lamanya, sabentar lagi ia jadi begitu rajin dan gumbira aken kasi denger suara nyanyiannya yang lebih heibat dari bunyinya meriam, dengen diberikutken lompatnya api dan lumpur panas yang dimuntahken dari dalem perutnya, yang membikin bumi di saputernya jadi bergerak dan langit tertutup oleh asep item dan tebel sedeng aer di lautan jadi mendidih.

Saban kalih itu gunung api bekerja, sifatnya pulo Krakatau lantes jadi berobah. Satu tempo ia terangkat naek dari muka lautan hingga beribuan kaki tingginya, laen waktu ia gugur kombali dan ancur jadi bebrapa potong. Begitu ini keadaan berjalan terus sampe orang Europa dateng di pulo Jawa.

Perletusan dari Krakatau di jeman dulu yang pernah dicatet adalah terjadi di taon 1680, pada waktu mana ia telah timbulken gempah bumi besar yang dirasaken ampir di seluruh Indonesia. Sajumblah besar lahar (lumpur panas) dan abu ia telah muntahken, tapi lantaran cepetnya tanem-taneman tumbuh kombali di itu pulo, maka bekas-bekasnya itu perletusan lantes tertutup oleh utan yang lebat hingga tida kentara, kacuali oleh orang-orang yang ahli dalem ilmu bumi yang lakuken pepreksaan dengen terliti.2

Pada waktu orang Olanda bikin perpreksaan keadaannya itu pulo-pulo di Selat Sunda, ternyata Krakatau ada satu pulo kosong, tida mempunyai penduduk, dan tingginya 2623 kaki dari muka lautan. Maskipun sudah ternyata itu pulo ada satu gunung api, tapi tida saorang pun yang anggep penting dan berharga aken diperhatiken. Di pulo Jawa sendiri ada gunung-gunung Gedeh, Salak, Tangkuban Prahu, Guntur, Papandayan, Galunggung, Slamet, Sindoro, Merapi, Klut, Bromo, Semeru, Lamongan, Raung dan laen-laen lagi yang letaknya di tenga negri yang banyak penduduknya, yang saban-saban mengancem aken datengkan bahaya dan kebinasaan. Maka siapakah yang nanti mau ambil perduli pada itu gunung api di satu pulo kosong yang letaknya di tenga lautan yang disangka sudah padem apinya?

Dua ratus taon blakangan sedari terjadi itu perletusan di taon 1680, yaitu di taon 1877, Krakatau mulai kasi liat tanda-tanda yang ia sudah tersedar kombali dari pulesnya yang begitu lama. Sabentar-bentar di Selat Sunda ada dirasaken tanah-goyang, yang orang tida bisa duga dari mana dateng-nya. Ini keadaan tinggal berjalan terus di taon-taon   yang   berikut.    Sampe   di   taon   1883,   pada   waktu

Di jeman kuno sekali pada beribuan taon yang lalu hingga tida ada catetannya dalem hikayat, pulo-pulo Jawa dan Sumatra ada menjadi satu dengen darat besar dari Azia." Di taon 9564 di muka Nabi Isa, di banyak bagian dari muka bumi telah terjadi perobahan besar lantaran adanya itu perletusan dan tanah goyang heibat yang membikin musna benua Poseidonis, yang ampir sama besarnya dengen benua Australie sekarang ini dan terletak di tenga-tenga lautan Atlantis, hingga jadi karem seanteronya, dan cumah ketinggalan saja puncak paling tinggi dari bebrapa gunung yang sekarang terkenal sebagi pulo-pulo Azoren. Itu Poseidonis yang terkenal juga dengen nama "Atlantis" yang perna diceritaken oleh Plato, ada satu benua yang makmur dan banyak penduduknya, di mana ada berdiri bebrapa kerajaan besar yang jadi pusat dari kasopanan kuno dan memegang prenta atas sabagian dari Europa, Afrika dan Amerika.

Binasanya satu benua begitu besar yang karem ka dalem laut telah timbulken perobahan atas banyak bagian dari ini muka bumi. Itu lautan Sahara di Afrika Utara telah jadi kering sama sekali hingga pulo-pulo Algerien menjadi satu dengen Afrika Tenga, samentara Brittannie dan Ierland, yang itu kutika masih jadi satu dengen benua Europa, telah terpisa dan menjadi pulo-pulo sendiri.

Di benua Azia Timur dan Selatan Timur(Asia tenggara) pun telah terjadi juga bebrapa perobahan. Itu jazirat yang menghubungken Bima, pulo-pulo Sunda Kecil, Java dan Sumatra menjadi satu dengen darat-besar Azia, pun telah terpeca jadi bebrapa potong. Satu perletusan yang heibat telah cereiken Jawa dan Sumatra dengen satu selat yang sekarang terkenal dengen nama Selat Sunda. Di tenga-tenga itu Selat Sunda ada muncul puncak dari gunung api yang berupa pulo yang sifatnya saban-saban jadi berobah menurut tenaga dan pakerjaannya iapunya kawah.

Itu keadaan tinggal tetep begitu, dengan terjadi cumah sedikit saja perobahan yang tida sebrapa penting, sampe orang Hindu datang di Jawa aken siarken di ini pulo marika punya kapercayaan agama dan kasopanan. Itu gunung api di Selat Sunda, yang sekarang terkenal dengen nama Rakata atawa Krakatau, tinggal berdiri terus aken cega persatuan kombali antara pulo Jawa dan Sumatra yang ia suda cereiken mana orang baru dapet tau dengen nyata, itu tanah-goyang di Selat Sunda ada berasal dari kerjanya gunung api di bawah lautan di saputernya Krakatau, yang di bulan Mei dari itu taon mulai kasi liat kaheibatannya dengen muntahken lumpur panas dan abu, dengen diberikutken suara perletusan heibat dan gempah bumi. Maski begitu masih juga orang tida perduli. Tida saorang pun yang mau ambil pusing atawa taro kuatir pada itu abu dan lumpur panas yang dimuntahken oleh itu gunung api di satu pulo kosong yang letaknya di tenga lautan. Begitulah ini keaadan telah berjalan terus sampe di tanggal 24 Augustus  1883.

Di itu pagi udara ada mendung, hingga sinar matahari yang di bulan Augustus biasa menojo dengen keras, tida kasi liat keheibatannya di pasisir dari Bantam Kidul. Orang-orang desa bekerja terus di tanah ladangnya seperti biasa. Di kampung-kampung kadengeren suara lesung dari orang-orang prampuan yang menumbuk padi, sedeng di mana-mana tegalan dan sawah-sawah yang sudah jadi kering aernya, kerna itu waktu ada musim kemarau, keliatan ada memaen banyak anak-anak yang lagi mengangon'3 kambing dan kerbonya, dan ada juga yang maen layangan dengen rupa girang.

Tapi sedeng penduduk dari desa-desa di pasisir Bantam Kidul tinggal bekerja dengen tetep dan girang seperti biasa, Raden Tjakra Amidjaja, Wedana district Waringin yang pernanya di pasisir Bantam Kidul, lagi berduduk di pendopo dari Kawadanan dengen rupa duka dan bingung. Iapunya istri, Raden Ayu Sadijah, ada berduduk di sampingnya dengen rupa sedih, sedeng biji matanya yang berwarna merah dan sedikit membenggul ada menunjukkan bahua ia abis menangis.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger