Laporkan Jika Ada Link Mati!

Siapakah Juru Selamat Dunia?

Menurut kepercayaan dalam Agama Katolik, maka kepala Gereja adalah Sri Yesus yang dalam bentuk nampak sehari-hari di dunia diwakili oleh Sri Paus. Jadi Sri Paus adalah Wakil Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja. Gereja Katolik mendasarkan Hal ini pada ayat dalam Injil Mateus 16:18: “Petrus, engkau adalah batu karang; di atas karang padas ini akan kudirikan Gerejaku. Kuasa mautpun tidak dapat mengalahkannya.” Jadi menurut tradisi Gereja Katolik Petrus diakui sebagai Paus yang Pertama.

Pelantikan Petrus sebagai Paus yang pertama, kemudian diikuti juga dengan penugasannya yang tertera dalam dialog Yesus dan Petrus seperti ditulis dalam Injil Yohanes 21:15-19, dimana Sri Yesus bertanya: “Petrus, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari yang lain?” Jawab Petrus: “Ya Tuhan, Tuhan mengetahui bahwa hamba mengasihi Tuhan.” Yesus berkata: “Gembalakanlah segala dombaku.” Dialog itu berlangsung sampai tiga kali dengan kata-kata yang sama.

Gereja Protestanpun mengakui bahwa Sri Yesus Kristus adalah Kepala Gerejanya, tetapi tidak mengakui kekuasaan Petrus sebagai Paus pertama dan dengan demikian juga tidak mengakui penggantinya sampai yang sekarang.

Semenjak Petrus sebagai Paus pertama sampai kepada Paus Paulus VI terdapat 263 orang Paus. Jadi Sri Paus Paulus VI adalah Paus yang ke 263. Bagaimana cara memilib nama seorang Paus? Seorang Kardinal yang terpilih menjadi Paus bebas memilih namanya. Jika dia memilih nama Yohanes, maka dilihat dalam daftar para Paus nama itu sudah dipakai oleh 23 orang Paus terdahulu, maka Paus yang sekarang bergelar Sri Paus Yohanes ke XXIV. Jika dia memilih nama Pius, sedang nama itu pernah dipakai oleh 12 pendahulunya, maka dia bergelar Paus Pius XIII; jika pengganti Paus Paulus VI memilih nama Paulus, maka dia bergelar Sri Paus Paulus VII, demikian seterusnya.

Gelar-gelar Sri Paus adalah: Kepala Gereja Katolik. pengganti Petrus, Primas (Pangeran) Gereja Katolik, Uskup kota Roma, Kepala Negara Vatikan.

Dalam urusan dunia Sri Paus adalah Kepala Negara Vatikan; Vatikan adalah negara kota seperti Singapura atau Monaco, yang luasnya 44 Ha. Didalamnya terdapat jalan raya, 2 buah Gereja besar diantaranya basilika St. Petrus, istana Sri Paus cita del Vatikano, gedung-gedung Kementerian (Konggregasi) yang berjumlah 10 dan sebuah Universitas Kepausan Gregorian. Vatikan sebagai negara terletak ditengah kota Roma (Itali) tetapi lepas dari pengaruh negara Italia.

Negara Vatikan mulai berdiri semenjak abad ke VIII, tetapi kemudian oleh gerakan Persatuan Itali Raya dibawah pimpinan Garibaldi dicaplok dan dijadikan bagian dari Negara Itali Raya semenjak tahun 1871. Jadi semenjak tahun itu Sri Paus hanya menjadi kepala Gereja saja, bukan seorang Kepala Negara yang berdaulat dan merdeka; bahkan dia lalu menjadi warga negara Italia. Usaha ke arah pemulihan kemerdekaan terus diusahakan dan baru tahun 1929 berhasil ditanda tangani Perjanjian Veteranen antara Sri Paus Pius XI dan Benedicto Musolini pemimpin Negara Itali waktu itu. Dalam Perjanjian itu ditegaskan bahwa kedaulatan Sri Paus dikembalikan dan diakui oleh Itali sebagai negara yang merdeka lepas dari Itali. Semua milik Gereja yang pernah disita dikembalikan.

Negara Vatikan juga disebut Negara Gereja. Dan sebagai negara, maka Vatikan juga mempanyai alat-alat perlengkapan sebagai negara. Terdapat 10 Kementerian yang disebut Konggregasi misalnya Konggregasi Suci Kepausan untuk urusan ibadat Suci, Konggregasi Kepausan untuk urusan orang-orang Kudus, dan lain-lain. Untuk urusan luar negeri diurus oleh Seketariat Negara. Sebagai suatu negara maka Vatikan juga mempunyai Duta Besar di negara lain, yang disebut Pro Nuncio atau Nunciatur; dan juga negara lain ada juga yang mempunyai Duta Besar Vatikan; Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia di Jalan Medan Merdeka Timur, sedang pada waktu ini (1977) yang menjabat Nunciatur adalah Mgr. (di baca Monsinyur) Vincentio Varargo, sedang duta Besar kita di Vatikan adalah RM. Soebadio. Vatikan juga mempunyai gedung penjara yang praktis tidak pernah digunakan. Mata uang dan perangko juga diterbitkan. Dengan demikian maka Vatikan memang merupakan suatu negara dalam arti yang sesuugguhnya.

Pakaian kebesaran Sri Paus adalah; tiara yaitu mahkota berlapis tiga yang melambangkan bahwa Sri Paus di samping seorang Raja, juga dalam memerintah mewakili Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Lalu Cincin bergambar Petrus sedang menjala ikan yang melambangkan bahwa Sri Paus meneruskan pekerjaan Petrus. Tongkat melambangkan bahwa karya gembala seperti ditugaskan Sri Yesus kepada Petrus memang sungguh diteruskan. Kasula merah, lambang Sri Paus sebagai Guru yang rela mengorbankan hidupnya (merah warna darah). Sri Yesus menurut kepercayaan orang Kristen, baik Katolik maupun Protestan berfungsi sebagai: Raja, Guru dan Gembala. Fungsi ini tampak dalam pakaian kebesaran Sri Paus.

Bagaimana cara pemilihan Paus? Pada zaman dulu, pemilihan Paus selalu mengikut sertakan Kaisar, Kepala Negara yang beragama Katolik di samping para Kardinal sebagai pembantu-pembantu Paus. Namun kebiasaan itu hapus semenjak abad ke XVI. Dan mulai waktu itu maka pemilihan Sri Paus hanya diikuti oleh para Kardinal saja. Jika terdengar kabar bahwa Sri Paus meninggal dunia, maka semua Kardinal dari seluruh dunia menuju ke kota Roma (Vatikan) tanpa diundang. Disana mereka bersidang dalam ruang tertutup. Dan selama sidang para Kardinal dilarang berhubungan dengan dunia luar. Sidang dipimpin oleh Kardinal yang tertua dibantu oleh Kardinal termuda dalam usia. Selain para Kardinal hadir juga Sekretaris Negara Vatikan yang biasanya bukan seorang Kardinal.

Tempat duduk para Kardinal merupakan kursi gantung yang bisa dinaikkan dan diturunkan. Kursi gantung itu disebut baldakim. Kaki para Kardinal tidak menyentuh tanah, sebagai lambang bahwa masalah duniawi (ras, bangsa, pandangan politis) tidak akan dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih Paus. Warna baldakim-pun bermacam-macam; ada yang berwarna merah, ada yang berwarna kuning dan ada yang berwarna hijau. Kardinal yang duduk di baldakim merah, artinya Kardinal yang diangkat oleh Paus yang baru saja meninggal dunia. Baldakim yang berwarna kuning disediakan untuk para Kardinal yang diangkat oleh Paus sebelumnya lagi, jadi dengan demikian berarti Kardinal yang duduk pada baldakim kuning pernah dua kali mengikuti pemilihan Paus dan baldakim yang berwarna hijau untuk para Kardinal yang pernah mengikuti pemilihan Sri Paus sampai tiga kali, jadi diangkat oleh Paus yang memerintah dua periode sebelum Paus yang meninggal ini. Lazimnya tidak ada Kardinal yang duduk di baldakim hijau. Pernah pemilihan Paus didalamnya tidak ada Kardinal yang duduk di baldakim merah, karena Paus yang meninggal baru 3 hari menduduki tahta, belum sempat mengangkat Kardinal, bahkan para Kardinal yang memilihnya belum semua pulang ke negerinya. Yang sudah pulang dan baru sampai dipertengahan jalan dan mendengar bahwa Paus yang baru dipilih 3 hari yang lalu meninggal, cepat-cepat kembali ke Vatikan lagi.

Download

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger