Laporkan Jika Ada Link Mati!

Palestina Milik Siapa?


Selama perang-perang sebelumnya, bangsa Palestina, yang tinggal di Dan sekitar Israel, selalu menjadi pion dalam percaturan politik di Timur Tengah. Setelah satu per satu pemimpin Arab mulai mengakui keberadaan Israel, rasa frustasi bangsa Palestina menjadi semakin parah. Siapa yang akan memperjuangkan nasib mereka? 

Di sisi lain, fakta menyatakan bahwa seluruh generasi yang hidup sekarang tumbuh dalam tekanan pendudukan Israel. Ada 70 persen orang Palestina berusia di bawah 25 tahun. Diperkirakan 120.000 di antara mereka setiap hari masuk ke Israel sebagai buruh kasar dan mereka dapat melihat ketidak adilan yang besar dalam hidup mereka. Penyitaan tanah orang Arab oleh Israel telah sampai pada tingkat memprihatinkan. Hampir 50 persen tanah di Tepi Barat dan 30 persen tanah di Gaza telah diambil paksa oleh pemerintah Israel. Hak atas penggunaan air juga memicu kemarahan. 

Di Gaza 750.000 orang Palestina mengkonsumsi hanya 30 persen dari air yang ada. Sementara itu, 45.000 pemukim Yahudi dibanjiri jatah air sisanya, yaitu 70 persen. Lebih lanjut lagi, pada tahun 1985, Yitzhak Rabin, Menteri Pertahanan Israel, mengeluarkan kebijakan ‘Tangan Besi II’ untuk menghancurkan perlawanan bangsa Palestina. 

Dalam satu bulan, 12 pemimpin politik Palestina dideportasi ke luar negeri tanpa ada pengadilan resmi, 62 aktivis menjadi tahanan pemerintah dan lima orang dibunuh oleh militer Israrel. Penjara-penjara Israel penuh sesak dengan orang Palestina yang hampir semuanya berusia di bawah 21 tahun. Pada tahun yang sama, Israel mengebom markas baru PLO di Tunisia, membunuh lebih dari tujuh puluh orang pemimpin Palestina.

Perasaan tertekan ini akhirnya meledak dalam bentuk kemarahan luar biasa pada tanggal 8 Desember 1987. Sekelompok kecil orang Palestina yang lelah bekerja menunggu di mobil mereka di sebuah jalan sempit tempat sebuah pos pemeriksaan militer Israel. Mereka hendak pulang menyeberangi perbatasan setelah seharian bekerja di Israel. Tiba-tiba sebuah tank Israel muncul, masuk ke dalam jalur mobil tersebut dan menabrak apa saja yang dilintasinya. Akibatnya, empat orang tewas di tempat, tujuh orang mengalami luka parah. 

Laporan resmi militer menyatakan bahwa rem tank itu blong. Desas-desus di antara orang Gaza melaporkan cerita yang berbeda —bahwa tabrakan tersebut disengaja sebagai pembalasan atas kematian seorang saudara dari salah satu serdadu Israel. Orang Palestina lebih mempercayai isu itu, dan keesokan harinya seribu orang menghadiri pemakaman keempat orang itu. Demonstrasi dan protes di jalan-jalan segera bermunculan. Aksi ini langsung dihadapi oleh serdadu IsraĆ«l di jalan-jalan Gaza. Korban pun berjatuhan karena terkena gas air mata dan pukulan. Penangkapan terjadi di mana-mana. Pasukan Israel segera diturunkan ke dalam kota. Peristiwa pemakaman ini menjadi sangat penting dalam sejarah Palestina. Intifada dimulai.

Orang Palestina menggunakan jalanan di seluruh negeri untuk menolak kontrol Israel dan menarik simpati dunia internasional. Mereka tidak masuk bekerja dan melawan aksi pendudukan dengan cara mengganggu ketertiban (seperti melempar batu ke arah serdadu dan sebagainya). Jaringan televisi dunia segera menayangkan tentara Israel bersenjata lengkap dengan Uzi berhadap-hadapan dengan para remaja yang hanya menggunakan batu dan katapel. 

Ini memang dibuat untuk konsumsi televisi: episode Daud dan Goliat kembali diulang, hanya saja kini orang Yahudi memainkan peran sebagai Goliat. Dalam banyak kasus, para perempuan Palestina turun ke jalan dan menantang para serdadu untuk melukai mereka. Ketika marabahaya datang dalam bentuk peluru karet, gas air mata beracun, dan butiran-butiran kaca yang ditembakkan dari senapan, kemarahan di desa-desa menjadi liar tidak terkendali. 

Selama tahun pertama Intifada, 300 orang Palestina tewas dan 11.500 orang lainnya terluka. Aksi terjun ke jalan, menantang serdadu Israel, dan terluka —telah menjadi tanda-tanda patriotisme di desa dan kamp pengungsian. Akhirnya, bangsa Palestina berkata, ’kami sedang melakukan sesuatu. 

Tidak lama kemudian aksi bangkit melawan Israel ini digerakkan oleh sebuah otorita pusat —Komando Perlawanan Nasional Bersatu— yang bekerja sama erat dengan PLO. Momentum peristiwa ini terus berkembang.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Berbagi buku gratis | Dilarang mengkomersilkan | Hanya untuk pelestarian buku
Copyright © 2016. Perpustakaan Digital - All Rights Reserved
Published by Mata Malaikat Cyber Book
Proudly powered by Blogger